Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pekalongan

Orang Tua Fareno Khiar Aghadhira Berharap Sistem Olahraga di Kota Pekalongan Lebih Transparan

Yudi orang tua dari Fareno Khiar Aghadhira atlet badminton juara 1 Popda Kota Pekalongan berharap, sistem olahraga di Kota Pekalongan lebih

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: muh radlis
istimewa
Fareno Khiar Aghadhira (tengah) juara 1 cabang olahraga badminton pada Popda Kota Pekalongan yang tidak maju Popda tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2024. 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Yudi orang tua dari Fareno Khiar Aghadhira atlet badminton juara 1 Popda Kota Pekalongan berharap, sistem olahraga di Kota Pekalongan lebih transparan.


Mengingat, ada kejanggalan saat anaknya menjadi juara 1 tingkat Kota Pekalongan tidak maju pada Popda tingkat Provinsi Jawa Tengah.


"Kita tidak harus menuntut berangkat tahun 2025 atau tidak, karena kita tidak tahu juknis 2025 Popda Provinsi Jawa Tengah belum keluar. Saya berharap lebih transparan, pengelolaan sistem lebih jelas, jenjang sistem pertandingan anak-anak juga jelas."


"Kalau Popda berarti alurnya jelas. Intinya berbenah saja," kata Yudi orang tua dari Fareno Khiar Aghadhira atlet badminton juara 1 Popda Kota Pekalongan saat dihubungi Tribunjateng.com, Minggu (8/12/2024).


Menurutnya, anak dan orang tua jangan dijanjikan berangkat tahun 2025 untuk Popda Provinsi Jawa Tengah. Padahal, Popda 2024 digelar akhir tahun.


"Artinya ada kejelasan, juknis  tahun 2025 dari provinsi belum keluar jangan dijanjikan tahun 2025. Kecuali, mereka punya data valid dari provinsi kalau 2025 diselenggarakan sebelum tahun kelulusan."


"Karena acuan Popda sekarang menggambarkan, bahwa Popda pun bisa digelar akhir tahun yang notabenenya anak-anak kelas 6 SD dan 3 SMP sudah lulus. Itu yang menjamin siapa?," ujarnya.


Kemudian, sarannya untuk dinas terkait yaitu apabila juara Popda Kota Pekalongan 2025 yang berangkat ke Provinsi Jawa Tengah yaitu juara Popda 2025.


Akan tetapi penyelenggaraan Popda Kota Pekalongan diatur. Tiga bulan sebelum Popda provinsi diselenggarakan, Popda tingkat kota digelar sehingga tidak menunggu lama.


"Saya berharap jangan sampai kejadian-kejadian seperti ini mempengaruhi psikologis anak-anak. Pihak-pihak yang ada dalam sistem olahraga bekerja juga harus dengan hati," ucapnya.


Selanjutnya, terkait juara yang berangkat tahun ini adalah juara seleksi terbatas yang diambil dari juara Popda Kota Pekalongan tahun 2023 dan wali kota cup 2023 itu sangat aneh sekali. Karena, Popda adalah olahraga berjenjang dan yang biasanya mewakili dari sekolah bukan dari club.


"Kalau yang berangkat juara walikota cup trus ngapain ada popda kota. Lebih baik dibubarin saja. Popda kan mewakili kota bukan mewakili club. Kalau seleksi harusnya tidak melihat id card club tapi asal sekolah."


"Jika club kan ada Kejurprov yang bisa mewakili dari club, kalau kota kan biasanya dari sekolah yang mewakili," imbuhnya.


Yud menambahkan, orang tua siap jika dari dinas, official, dan PBSI mau melakukan mediasi.


"Kami selaku orang tua Reno siap dimediasi. Ketemu PBSI, dinas, dan media. Ketemu di sekolah atau di luar sekolah bukan di dinas," tambahnya. (Dro)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved