Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pelajar Semarang Tewas Ditembak Polisi

Tak Ada Serempetan dan Tawuran, Fakta Lengkap Penembakan Siswa SMK Semarang: Kami Habis Makan Burjo

AD (17) korban selamat penembakan Aipda Robig Zaenudin (38) buka suara soal peristiwa malam nahas tersebut

|
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
Iwan Arifianto
Pra-rekontruksi di tiga lokasi kejadian penembakan yang menewaskan pelajar SMK N 4 berinisial GRO (16) di Semarang Barat, Kota Semarang, Selasa (26/11/2024). 

Para korban awalnya berjalan pelan tetapi ketika melihat Aipda Robig menodongkan pistolnya memicu mereka untuk mempercepat laju motornya.

"Ya kami kaget ada langsung nodong. Kalau cuma turun di tengah masih mikir ah mungkin apa, (kalau ini) langsung nodong," ungkapnya.

Tak Ada Serempetan

Sederet prestasi siswa SMK bernama Gamma Rizkynata Oktafandy (16) yang tewas ditembak mati polisi terungkap. Korban pernah harumkan nama sekolah tapi kini dituduh anggota gangster.
Sederet prestasi siswa SMK bernama Gamma Rizkynata Oktafandy (16) yang tewas ditembak mati polisi terungkap. Korban pernah harumkan nama sekolah tapi kini dituduh anggota gangster. (kolase Twitter)

 

Sebelum kejadian penembakan, AD membantah adanya senggolan antara dirinya dengan pelaku penembakan.

 "Tidak ada serempetan," katanya.

Dia pun syok ketika mendengar suara tembakan. Namun, dia hanya mendengar pasti saat letusan peluru yang mengarah ke dirinya dan Satria.

Sewaktu penembakan itu, tangan Satria menggantung di pundaknya. "Habis ketembak, dor, langsung lemes," terangnya.

Dia menyadari adanya penembakan tersebut. Begitupun pemboncengnya Satria.

Namun, Satria tidak menyadari kalau pelurunya masuk ke tangan. Selanjutnya, dia mengantar Satria ke rumah temannya.

"Saya lalu pulang cek di rumah. Ternyata cuma sobek (bagian dada). Saya bersihkan terus tidur. Kalau Satria katanya langsung ke rumah sakit," paparnya.

Terkait korban Gamma, AD mengaku tidak mengetahuinya secara pasti karena selepas penembakan ketiga motor berpisah.

Bahkan, dia baru tahu Gamma meninggal dunia pada sore hari menjelang magrib atau hampir 18 jam pasca kejadian.

"Kami dan Gamma satu organisasi (paskibra) tapi tidak terlalu dekat karena dia adik kelas. Saya lebih dekat ke Satria," tutur AD.

Akibat kejadian itu, AD mengaku trauma. Orangtuanya tak memperbolehkan lagi keluar malam lebih dari pukul 22.00 WIB.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved