Berita Slawi
Pemkab Tegal Percepat Penurunan Angka Kematian Bayi
Meski tergolong rendah, Pemerintah Kabupaten Tegal terus mendorong percepatan penurunan angka kematian bayi (AKB).
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Meski tergolong rendah, Pemerintah Kabupaten Tegal terus mendorong percepatan penurunan angka kematian bayi (AKB).
Peningkatan mutu layanan, perbaikan sistem rujukan, kerja sama lintas sektor dan organisasi diharapkan dapat membantu mempercepat penurunan AKB.
Pernyataan ini mengemuka saat berlangsung Diseminasi Kematian Bayi Tingkat Kabupaten Tegal Tahun 2024, diselenggarakan di Ruang Rapat Bupati Tegal belum lama ini.
Baca juga: Pemkot Tegal Serahkan Bantuan Mobil Ambulans ke Polres Tegal Kota
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Tegal, Suspriyanti menyampaikan, berkaca pada data yang ada, AKB Kabupaten Tegal tercatat 6,6 (kematian) bayi per 1.000 kelahiran, atau masih berada di bawah target AKB nasional yang sebesar 16 per 1.000 kelahiran, dan target AKB Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 7,7 per 1.000 kelahiran.
Setidaknya terdapat 127 kasus kematian bayi di Kabupaten Tegal yang terjadi sejak Januari-Desember 2024.
AKB Kabupaten Tegal berada di peringkat 11 untuk tingkat kematian bayi tertinggi di Jawa Tengah.
"Meskipun mengalami penurunan atau capaiannya membaik, tapi menurut saya ini masih belum seperti yang diharapkan," tegas Suspriyanti, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Jumat (20/12/2024).
Isu kesehatan bayi dan anak, sambung Suspriyanti, menjadi salah satu prioritas utama agenda pembangunan kesehatan Kabupaten Tegal.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal, lebih dari 75 persen kematian bayi terjadi pada 28 hari pertama kehidupan setiap tahunnya.
Oleh karena itu, kegiatan diseminasi ini menjadi penting untuk menilai capaian yang telah ada, menganalisis tantangan yang ada, serta menyusun langkah-langkah ke depan untuk menurunkan AKB.
Adapun penyebab utama kematian bayi adalah berat badan lahir rendah (BBLR), kelainan kongenital, dan asfiksia.
Penyebab kematian tersebut dapat dicegah melalui pelayanan yang tepat sejak kehamilan, termasuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang berkualitas, serta pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
Suspriyanti mengapresiasi langkah strategis yang telah dilakukan jajaran Dinkes dan stakeholders lainnya.
"Saya menekankan pentingnya peran serta masyarakat, keluarga, serta sektor lain dalam mendukung program penurunan AKB. Termasuk pemanfaatan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) dan kunjungan neonatal yang berkualitas," ujar Suspriyanti.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Tegal Ruszaeni menerangkan, Kota Magelang dinilai berhasil mencapai angka kematian bayi 0 persen.
Bupati Ischak Ajak Golkar Tegal Kawal Program Pemerintah Hingga 5 Tahun ke Depan |
![]() |
---|
Kuota Program Kuliah Gratis Sadesa Pemkab Tegal di Empat Perguruan Tinggi Hampir Terpenuhi |
![]() |
---|
Gobak Sodor: Permainan Tradisional yang Bangkitkan Nostalgia di Kalangan Pelajar Tegal |
![]() |
---|
Cerita Mantan Sekda yang Saat Ini Geluti Budidaya Ikan, Dulu Pegang Stetoskop Sekarang Ph Meter Air |
![]() |
---|
620 Pelajar di Kabupaten Tegal Ikuti Lomba Permainan Tradisional Estafet Egrang dan Gobak Sodor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.