Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pendidikan

Cegah Dampak Buruk “Budaya Scroll”, SD Negeri 1 Purwogondo Boja Gelar Seminar Parenting

SD Negeri 1 Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal menyelenggarakan seminar parenting antisipasi dampak buruk budaya scroll atau candu gawai.

Editor: deni setiawan
SD NEGERI 1 PURWOGONDO KENDAL
Khusnul Khotimah Pengurus Wilayah HIMPAUDI Jawa Tengah dalam seminar parenting di SD Negeri 1 Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Kamis (9/1/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Untuk mengantisipasi dampak buruk “budaya scroll” atau kecanduan anak pada gawai, SD Negeri 1 Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal menyelenggarakan seminar parenting, Kamis (9/1/2025) di salah satu ruang kelas sekolah.

Sebagai narasumber dalam seminar yang mengusung tema “Membangun Keluarga Bahagia untuk Meningkatkan Pentingnya Pendidikan Karakter pada Anak,” itu yakni Khusnul Khotimah, SPt. SPd

Khusnul Khotimah merupakan pengurus wilayah Himpaudi Jateng.

Baca juga: Forum PKK Kendal Ajak Orang Tua Pahami Pola Asuh Anak Wujudkan Generasi Emas

Baca juga: Bawa Kemajuan Pendidikan Keagamaan, Pemkab Kendal Bakal Berikan Kemaslahatan Guru Madin

Khusnul Khotimah menyampaikan, saat ini keluarga dan anak-anak menghadapi banyak tantangan. 

Di antaranya paparan jajanan tak sehat karena mengandung banyak micin, gula, dan bahan pengawet.

Selain itu, anak-anak juga menghadapi ancaman pengaruh negatif lingkungan hingga sosial media.
 
“Saat ini, mulai terjadi fenomena 'sumbu pendek' alias mudah marah."

"Ttidak hanya pada anak-anak, tetapi juga orangtua dipicu paparan buruk medsos atau terlalu sering menatap layar ponsel,” kata Khusnul Khotimah yang juga Field Coordinator Smeru di Kendal.

Khususnya dampak buruk media sosial, Khusnul menuturkan, dunia saat ini menghadapi fenomena brain rot atau pembusukan otak.

Brain rot adalah kondisi ketika kemampuan kognitif, analisis, memori, dan mengingat seseorang menurun karena kebiasaan menggunakan teknologi secara berlebihan.

“Ini kata para ahli dipengaruhi oleh hormon dopamin,” ujarnya.  

Hormon dopamin adalah hormon yang meningkat bila merasa senang, puas, atau terangsang.

Paparan medsos menyebabkan pelepasan dopamin yang berlebihan di otak, sehingga tak hanya orang dewasa, anak-anak pun kecanduan.

“Agar anak-anak tak jadi generasi scroll-scroll, saya mengajak para orangtua agar mulai membatasi waktu screen time pada gadget."

"Pola asuh orangtua sangat penting dalam upaya ini."

"Keluarga adalah benteng untuk mencegahnya,” terangnya.

Seminar Parenting Boja Kendal
Khusnul Khotimah Pengurus Wilayah HIMPAUDI Jawa Tengah dalam seminar parenting di SD Negeri 1 Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Kamis (9/1/2025).

Baca juga: Nasib SD di Kendal Jadi Langganan Rob Tapi Pemerintah Tak Punya Anggaran Untuk Meninggikan

Pendidikan Karakter adalah Fondasi

Khusnul Khotimah berpandangan, untuk menghadapi berbagai tantangan di era kekinian, pentingnya orangtua memahami pendidikan parenting.

Dengan bekal parenting memadai orangtua mampu membentuk karakter anak untuk bersama-sama mencegahnya.

“Jihad yang berat saat ini adalah mengajak anak-anak mengakses makanan sehat dan menghindarkan anak-anak dari paparan buruk media sosial,” ujarnya. 

Lalu apa peran orangtua dalam pendidikan karakter?

Menurut Khusnul, sangat penting.

Sebab, tak bisa menyerahkan pola asuh anak hanya pada sekolah atau lingkungan.

Tak hanya itu, di rumah, bapaknya juga mesti turut hadir dalam mendidik anaknya, jangan hanya ibu.

"Sekali lagi, lingkungan rumah yang positif dan kondusif akan turut mendukung pendidikan karakter," katanya.

Menurut Khusnul Khotimah, kolaborasi sangat penting dalam mendidik anak berkarakter.

Kerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Ini dalam rangka sinkronisasi nilai-nilai di sekolah dengan di rumah dan lingkungan.

"Tak bisa sendirian mendidik anak, harus kerja sama."

"Antara rumah, sekolah, dan lingkungan sesuai tripusat pendidikam," ujarnya. 

Dengan memahami parenting, ujarnya, orangtua dapat menanamkan karakter baik sejak dini pada anak.

Sebab, pendidikan karakter adalah fondasi bagi kesuksesan di masa depan. 

Lalu bagaimana cara menanamkan pendidikan karakter?

Khusnul Khotimah memberi tips dengan cara diceritakan, dicontohkan, dibiasakan, dan diapresiasi.

"Orangtua bisa mulai sering bercerita atau mendongeng untuk menamankan pendidikan karakter."

"Kisah nabi-nabi misalnya atau kisah-kisah dongeng yang inspiratif," terangnya.

Dalam kesempatan itu, Khusnul Khotimah mengenalkan 9 Pilar Karakter dari Indonesia Heritage Foundation (IHF).

Di antaranya cinta Tuhan dan segenap ciptaannya, kemandirian dan tanggungjawa.

Jujur, amanah, dan berkata bijak.

Kemudian hormat dan santun, dermawan, suka menolong, serta kerja sama.

Lalu percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah. 

Baca juga: Potret Pilu SD N 3 Bandengan Kendal, Dapat Jatah Makan Bergizi Gratis dalam Kepungan Rob 

Baca juga: Video Potret SDN 3 Bandengan Kendal, Dapat Jatah Makan Bergizi Gratis dalam Kepungan Rob

Samakan Persepsi Antara Sekolah dan Orangtua

Sementara itu, Kepala SD Negeri 1 Purwogondo, Era Dhika Safitri menyampaikan, pihaknya menggagas seminar parenting karena melihat situasi di masyarakat.

Ternyata, sebagian besar orangtua masih belum memiliki kesadaran pentingnya pola asuh orangtua di keluarga. 

“Padahal, tak cukup kalau semua pendidikan diserahkan pada pihak sekolah."

"Ada peran keluarga dan masyarakat yang tak kalah pentingnya,” kata Era Dhika Safitri.

Melalui kegiatan ini, Era berharap, terjalin kesamaan persepsi di antara pihak sekolah dan keluarga.

Kedua pihak memiliki peran masing-masing yang sama penting.

“Ini bagian dari komunikasi yang kami jalin dengan wali murid, sehingga ada sinergi antara guru dan orangtua."

"Harapannya ada kesamaan atau sinkron antara nilai-nilai yang diajarkan di sekolah dengan di keluarga serta masyarakat,” tuturnya. 

Era Dhika Safitri juga menekankan pada wali murid bahwa apapun permasalahan dalam keluarga juga akan berdampak bagi anak.  

Hal itu banyak yang tak dipahami orangtua.

“Kan, kasihan sama si anak."

"Untuk itu, kami juga melakukan pendampingan jika ada masalah atau kasus tertentu pada anak."

"Maka ke depan, kegiatan parenting semacam ini akan kami upayakan lagi,” tuturnya.

Sementara, salah satu wali murid yang hadir, Diah Arum Sari menyambut baik inisiasi yang dilakukan sekolahnya.

Ia pun merasakan tak mudah mendidik anak di rumah.

“Ketika anak dialus, nyelelek, ketika dikasar, njepat!” ujar warga Sidawung Kaligading.

Dengan mengikuti seminar, dia mendapat pengetahuan dan tips saat menghadapi anak di rumah.  

Ia berharap, ke depan, ada lagi kegiatan semacam ini karena bermanfaat dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.

“Saya jadi belajar lagi karena ternyata menjadi ibu rumah tangga dan mendidik anak tak semudah yang dibayangkan,” tandasnya. (*)

Baca juga: Bulog Jateng Pastikan Stok Beras Aman untuk Ramadan dan Lebaran

Baca juga: Inilah Pemain Asing Kedua Persis Solo di Paruh Musim 2024-2025, Berposisi Gelandang Asal Argentina

Baca juga: Jateng Tempati Posisi 3 Nasional Jumlah Wisatawan Terbanyak Saat Nataru

Baca juga: Medical Check Up Gratis di Hari Ulang Tahun Dimulai Februari 2025, Bagaimana yang Ultah di Januari?

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved