Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Semarang

Pemkab Semarang Bakal Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Pengganti Batu Bara

Selain mengatur pola buang dan mengatur kiriman sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rival al manaf
(dok Diskominfo Kabupaten Semarang/istimewa)
BUKA ACARA - Bupati Semarang, Ngesti Nugraha membuka acara musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat kecamatan di Rumah Dinas Bupati Semarang, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang pada Senin (10/2/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Pengelolaan sampah menjadi satu di antara prioritas pembangunan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang pada 2026 mendatang.

Selain mengatur pola buang dan mengatur kiriman sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo, pemerintah juga akan berupaya menggandeng investor untuk mengelola dan mengolah sampah menjadi barang yang lebih bernilai dan bisa dimanfaatkan.

Hal itu diungkapkan oleh Bupati Semarang, Ngesti Nugraha dalam acara musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat kecamatan di Rumah Dinas Bupati Semarang, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang pada Senin (10/2/2025).

“Kami juga akan menggandeng investor untuk mengelola sampah," ungkap dia.

Bupati juga sudah memerintahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang untuk mengkaji pola buang sampah oleh warga. 

Caranya dengan memanfaatkan TPS 3R untuk mengolah sampah rumah tangga.

Pemerintah kini tengah mengkaji pembelian mesin pengolah briket sampah berkapasitas 50 ton per hari. 

“Namun, mahalnya harga mesin masih menjadi kendala,” imbuh Ngesti.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala DLH Kabupaten Semarang, Sri Utami S menjelaskan bahwa pihaknya akan terus mengelola sampah agar tidak menjadi masalah.

Selain memanfaatkan dana dari APBD, DLH juga akan menggandeng investor.

Sasarannya yakni mengolah sampah menjadi material lain yang bermanfaat. 

Satu di antaranya dengan menjadikan sampah menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara yakni Refuse Derived Fuel (RDF) atau yang dikenal dengan Keripik Sampah.

“Pola ini dapat mengurangi volume sampah secara signifikan,” ungkap Sri.

Menurut dia, pola tersebut lebih cocok diterapkan dibandingkan dengan pola mengambil gas metana dari sampah sebagai alternatif bahan bakar lantaran volume sampah tetap tinggi. (*)

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved