Opini
Menyusun Meal Plans dalam Rumah Tangga Salah Satu Kiat Efektif untuk Mencegah Anak dari Stunting
Menyusun Meal Plans dalam Rumah Tangga Salah Satu Kiat Efektif untuk Mencegah Anak dari Stunting
Oleh: Adevia Maulidya Chikmah
Ketua Program Studi D-3 Kebidanan Politeknik Harapan Bersama
TRIBUNJATENG.COM - Indonesia masih memiliki angka pravelansi stunting yang cukup tinggi yaitu 24,4 persen yang masih di atas angka standar yang ditoleransi oleh WHO yaitu di bawah 20 % .
Sedangkan di Jawa Tengah angka stunting mencapai 20,9?n berdasarkan
pendataan keluarga didapatkan 43,05 % keluarga beresiko stunting.
Balita stunting adalah balita yang berdasarakan Panjang/ tinggi badan menurut usia kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO.
Penyebab stunting sendiri terjadi karena beberapa faktor yaitu kurangnya asupan gizi saat dalam kandungan, gizi makanan yang diberikan oleh orang tuayang kurang tepat, kurangnya kesiapan menjadi orang tua dapat memicu terjadinya stunting disebabkan oleh pernikahan di usia muda sehingga membuat kurangnya edukasi atau pengetahuan sebelum menikah yang mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam berumah tangga terutama menjadi orang tua, dan kondisi perekonomian yang berpengaruh terhadap tidak terpenuhinya asupan makanan bergizi
Mengatur perencanaan makan (meal plans) adalah kunci dalam memenuhi asupan nutrisi, tidak hanya biaya makan, preferensi, ketersediaan, waktu persiapan, keragaman rencana makan.
Perencanaan makan (meal plans) tidak bisa disamakan di semua keluarga, hal ini disesuaikan dengan kondisi keluarga masing-masing sehingga dapat menghasilkan rencana makan yang realistis, akurat, dan dapat
diterapkan.
Meal plans adalah perencanaan makan dalam jangka waktu tertentu, baik sarapan, makan siang, makan malam maupun snack/cemilan. Hal ini dilakukan untuk menjaga pemenuhan nutrisi sehari-hari, selain itu hal ini dapat lebih menghemat dalam berbelanja.
Meal plans yang dapat diterapkan didalam keluarga meliputi perencanaan keuangan, perencanaan pengadaan pangan, perencanaan menu, dan
pengolahan pangan yang tepat.
1. Perencanaan Keuangan Keluarga (RKK)
Dalam merencanakan keuangan, sangat penting untuk kita menyusun rincian
RKK. Supaya memudahkan kita untuk mengevaluasinya setiap bulan. Secara
umum takaran atau presentase alokasi budget yang tepat dalam membagi
pemasukan yaitu ada 3 kategori yaitu: 50 % kebutuhan hidup, 30 % cicilan dan
20 % tabungan.
Hal merupakan batas maksimal alokasi budget dengan pemasukan lebih dari Rp3.000.000,- atau menengah atas (tergantung wilayah), sehingga akan bagus apabila bisa kurang dari takaran tersebut, dan akan berdampak keuangan yang tidak sehat apabila melebihi dari batas takaran tersebut. Kecuali kategori tabungan yang semakin bagus apabila banyak dan kurang bagus apabila terlalu sedikit.
Sedangkan untuk pemasukan kurang dari Rp3.000.000,-, maka alokasi
cicilan di SKIP/0 cicilan (hindari cicilan). Sehingga fokuskan di kebutuhan dan
menabung. Misalnya 80 % kebutuhan dan 20 % tabungan. Apabila belum bisa
menabung, maka pakailah prinsip "Berhematlah ketika belum ada pemasukantambahan, dan menabunglah jika ada pemasukan tambahan.
2. Perencanaan Menu
Menu berasal dari Bahasa prancis Le Menu yang berarti daftar makanan
yang disajikan kepada tamu di ruang makan. Sedangkan pada lingkungan
keluarga menu diartikan sebagai susunan makanan atau hidangan tertentu.
Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan Menyusun hidangan
dalam variasi yang serasi untuk manajemen penyelenggaraan makan.
Perencanaan menu sebaiknya dilakukan dalam waktu satu bulan atau bisa
minimal 7 hari (seminggu). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun menu:
a. Biaya: perencanaan menu ditentukan oleh besarnya biaya yang
dipergunakan untuk berbelanja.
b. Gizi: perencanaan menu harus memperhatikan kebutuhan gizi, agar dapat
mendukung pertumbuhan dan perkembangan, menjaga Kesehatan dan
menghasilkan energi yang diperlukan. Gizi setiap individu tentunya berbeda-
beda, contoh kebutuhan gizi pada dewasa dan anak tentunya akan berbeda.
c. Jumlah keluarga: akan menentukan jenis makanan dan penggunaan bahan
makanan.
3. Perencanaan Pengadaan Pangan
Perencanaan pengadaan makanana yang dimaksud adalah membuat daftar
belanja (shooping list) terkait bahan makanan. Perencanaan pengadaan
makanan dapat dilakukan setiap 1 minggu sekali. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengadaan pangan:
✔ Bawalah catatan belanja
✔ Kategorikan barang belanjaan
✔ Estimasikan harganya
✔ Pilihlah bahan makanan yang segar
✔ Cek tanggal kadaluarsa
✔ Hindari junk food
✔ Ajak suami saat berbelanja
✔ Jangan tergiur discount
✔ Tunda keinginan
4. Pengolahan Menu
Pengelolaan makanan yang dimaksud adalah proses dalam membuat makanan atau proses pengolahan makanan yang direncanakan dalam perencanaan menu makanan. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan menu:
✔ Lakukan food preparation
✔ Masaklah bahan yang cepat busuk Ketika disimpan
✔ Buatlah stok bumbu dasar (bumbu putih, merah, kuning)
✔ Pilihlah alat masak yang food grade (stenlist steel, keramik, kaca, enamel)
✔ Cuci bersih bahan makanan dan alat masak sebelum digunakan.
Berdasarkan penelitian yang pernah kami lakukan dengan menganalisis penerapan meal plans terhadap peningkatan berat badan dan tinggi badan pada balita stunting, dengan hasil bahwa responden yang menerapkan meal plans dalam kurun waktu 1 bulan pengamatan, ada peningkatan berat badan dan tinggi badan secara signifikan pada anaknya yang mengalami stunting.
Sehingga harapan kami kepada khususnya ibu-ibu dapat melakukan penerapan meal plans secara rutin dan istiqomah, karena banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan seperti terpenuhinya gizi keluarga dan
juga dapat menghemat keuangan dalam rumah tangga. (*)
Komik Audio Visual, Cara Kreatif Guru Tingkatkan Literasi Numerasi Siswa |
![]() |
---|
Layanan Digital Tingkatkan Kepatuhan Pajak, DJP Dorong Wajib Pajak Beradaptasi |
![]() |
---|
Sudah Seberapa Soedirman Kah Kita? Refleksi Sudirman Said di Tanah Kelahiran Jenderal Soedirman |
![]() |
---|
PGSD dan Era Digital: Mencetak Generasi Kritis, Kreatif, dan Kolaboratif |
![]() |
---|
Viral: dari Popularitas ke Profitabilitas Membedah Nilai Ekonomi di Balik Fenomena Viral |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.