Berita Semarang
Rahasia Sukses Makaroni D'Makrons Rudy Sulaiman, Berdayakan Reseller Hingga Tembus Pasar Nasional
Rudy Sulaiman tak bisa memungkiri jika usaha produksi dan penjualan kudapan berupa makaroni telah memberinya keuntungan besar.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Rudy Sulaiman tak bisa memungkiri jika usaha produksi dan penjualan kudapan berupa makaroni telah memberinya keuntungan besar.
Usaha yang dirintis bersama istrinya ini, mampu untuk membeli rumah dan mobil.
Rudy Sulaiman pria berumur 37 tahun itu mengawali usaha sejak 2020, dengan berjualan camilan makaroni dengan harga Rp15ribuan untuk eceran serta memiliki beragam varian dan level pedas.
Baca juga: Tak Capai Target Jualan Makaroni, Bocah Dipukul hingga Disundut Rokok Ibu Kandung dan Pacarnya
Camilan berbahan baku tepung terigu itu dengan tekstur yang renyah dan gurih, mula-mulanya dibuat oleh Rudy untuk kedua anak-anaknya yang suka jajan.
Ketika itu kedua anak Rudy menyukainya, sehingga membuat dorongan untuk menjual camilan itu, mulai dari lingkup orang-orang terdekatnya terlebih dahulu ketika dirinya masih bekerja di salah satu lembaga keuangan di Semarang.
Bapak dari dua anak laki-laki itu, tergolong konsisten dalam menumbuhkan usahanya, meski produksinya bermula dari satu kilogram makaroni namun secara perlahan tiap harinya permintaan mulai banyak, bahkan produksinya mampu mencapai satu kwintal.
Usaha yang dilakukan tanpa henti itu, mampu membuka pintu rezeki milik Rudy Sulaiman hingga produk D'Makrons miliknya juga menjadi mata pencaharian para resellernya.
"Pesanan sekitar seribu bungkus, dan kami juga jual maklon itu isinya makaroni kami yang tidak diberi kemasan merek dari sini, jadi para reseller bisa ngasih mereknya sendiri. Itu kami jual biasanya persatu kwintal," kata Rudy Sulaiman saat ditemui di tempat produksinya Jalan Purwosari Perbalan Gang I No 43 Semarang, Minggu (9/3/2025).
Tak hanya Rudy yang merasakan manfaat atas produksi camilan makaroni buatannya, namun para masyarakat luas yang menjadi resellernya juga merasakannya untuk menghidupi keluarganya.
Rudy Sulaiman tak mengharuskan para reseller menjual produknya dengan nama paten D'Makrons. Hal itu dia lakukan untuk membantu para 40-an resellernya mempunyai brand usaha sendiri.
Dari yang semulanya menjual di lingkup orang terdekat, Rudy Sulaiman berhasil melebarkan penjualan produknya untuk tembus di swalayan-swalayan Kota Semarang, selain itu produknya juga banyak diminati pada kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.
Meski demikian, untuk menjaga produknya agar tetap segar. Rudy menggunakan sistem pre-order demi menjaga produk camilan buatannya. Sebanyak apapun orderan yang masuk, akan dibuatkan langsung olehnya.
Contohnya pada bulan ramadan ini, dirinya sudah membuat beberapa kwintal untuk memenuhi permintaan orderan yang diterima.
Menurutnya ramainya pesanan saat ramadan ini lantaran camilan buatannya untuk Hampers Ramadan atau sajian camilan untuk tamu saat lebaran.
"Memang saya sistemnya pre-order, sebanyak apapun saya buatkan untuk menjaga kualitas produknya. Saya sendiri ga mau kalau camilan yang saya jual tidak fresh dan berkualitas," jelasnya.
Jejak Gedung Kawasan Kota Lama Semarang yang Terbakar, Bagian dari the Big Five di Awal Abad 20 |
![]() |
---|
Jurnalis FC Gandeng SSB Emerald Semarang di HUT ke-3, Satukan Kebersamaan di Lapangan Hijau |
![]() |
---|
Harga Beras Medium di Semarang Tembus Rp15 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Percontohan Nasional, Koperasi Merah Putih Gedawang Tembus Omzet Rp 69 Juta dalam 1,5 Bulan |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Anjurkan Pedagang Kelontong Kulakan di Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.