Berita Semarang
Cerita Mantan Pegawai Syekh Puji: Sukses Dari Bisnis Kopi Kenthir dan Pelopor Kopi Kelothok Tarik
Sriyanto mantan sales kaligrafi buatan Syekh Puji itu kini telah sukses menjadi seorang petani pekebun yang mengolah dan mendistribusikan kopi.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sriyanto mantan sales kaligrafi buatan Syekh Puji itu kini telah sukses menjadi seorang petani pekebun yang mengolah dan mendistribusikan kopi dari kawasan Gunung Kelir.
Sriyanto yang sudah menekuni usaha dibidang kopi dari tahun 2014 merupakan warga Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang menamai produk kopinya dengan sebutan Kopi Kenthir.
Dari segelas kopi yang dia seduhkan, memiliki cerita yang panjang dibaliknya sebelum nama Kopi Kenthir muncul. Kecintaannya terhadap kopi bermula ketika dia masih bekerja sebagai sales kaligrafi dan buku-buku kitab milik Syekh Puji di Provinsi Aceh.
Baca juga: Dari Permainan Anak hingga Kopi Nusantara: Pameran Tradisi Lokal Mahasiswa Pendidikan Sejarah UKSW
"Waktu itu saya di Aceh selama tiga tahun, melihat potensi Aceh itu luar biasa. Kedai kopi banyak di sepanjang jalan dan pada sukses, itu yang membuat saya terinspirasi," ujar Sriyanto kepada Tribunjateng, Senin (17/3/2025).
Dengan niatan tersebut, Sriyanto akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Kebetulan di daerahnya pada wilayah Gunung Kelir warganya hidup dengan bergantung kepada kopi.
Kembali mulai dari awal, Sriyanto menghabiskan waktunya untuk berkumpul dengan para kelompok tani di daerahnya untuk mempelajari kopi, mulai dari penanaman hingga pengolahan kopi untuk menjadi bubuk dan memiliki kedainya sendiri.
Hari berganti minggu, bulan berganti tahun, Sriyanto yang sudah cukup ilmu mulai membangun merek dagangnya yakni Executive Taste selama empat tahunan lebih.
Ketika itu, dia kedatangan seorang roaster kopi dari Bandung yang menjadi profesional roster di Jepang. Sempat ada diskusi antara mereka tentang rasa kopi yang diseduh oleh Sriyanto.
"Dia bilang enak, cuman ada kejanggalan dalam rasanya seperti rasa kelat pada kopi. Kemudian dia tanya alat roasting saya yang tidak ada tutupnya, sehingga panas yang dihasilkan tidak optimal," jelasnya.
"Perasaan saya kalau meroasting kopi itu apinya di kenthir-kenthir (api kecil). Jadi itu kenthir bukan dari artian bahasa Jawa dari kurang waras," sambungnya.
Dari situ, Sriyanto mencoba mendaftarkan produknya ke hak merk dengang nama Executive Taste, langsung dari konsultan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) menolak merek dagang lantaran terlalu pasaran.
Ketika itu Sriyanto mengingat kembali caranya yang meroasting dengan api kenthir. Sehingga dia mendaftarkannya dengan nama Kopi Kenthir.
Konsultan HKI memberikan respon positif dari merek dagang itu dan menganggap nama tersebut juga memiliki singkatan kenthel lan ireng (kental dan hitam).
Biji-biji kopi yang digunakan oleh Sriyanto ini, berasal dari kebunnyan seluas 3000meter persegi berisikan kopi berjenis robusta.
Tentunya dalam penggunaan kopi untuk dijadikan bubuk ataupun diseduh di kedainya, Sriyanto menggunakan buah kopi petik merah agar menunjang kualitas rasa.
"Saya terbiasa minum kopi di Aceh, jadi saya buat kopi yang mirip dengan kopi Aceh. Saya blend kopi Arabika, robusta dan kopi ekselsa agar cita rasa bisa menyerupai kopinya," tuturnya.
Sriyanto mengatakan bahwa selain kopi dalam bentuk bubuk, dirinya juga memproduksi kopi kelothok tarik. Seduhan kopi tersebut yang membuat kopi kenthir menjadi berbeda dibandingkan dengan kedai kopi lainnya.
Ide itu berasal dari teh tarik Malaka, membuatnya mencoba untuk mengadaptasi pada sajian kopi kelothok. Menurutnya penyajian kopi kelothok dengan cara menarik akan membuat rasanya lebih nikmat dan aromanya lebih pekat.
"Kopinya lebih enak, rasanya nikmat. Campuran kopi dan susunya ngeblend jadi lebih halus, jadi kopi kelothok tarik ini merupakan inovasi," ujarnya.
Dari hasil usaha dan kerja kerasnya itu, Sriyanto pernah menjadi juara ketiga nasional pada uji citarasa kopi di Kontes Kopi Spesialti Indonesia 2023, dan pada tahun 2020 mendapatkan juara utama pada inovasi kreasi kopi kelothok tarik penghargaan dari Krenova.
Bantuan Bimbingan Rumah Kreatif BUMN BRI
Hasil keringat dari kreativitas Sriyanto itu menjadikan produknya banyak dinikmati oleh beragam kalangan pada beberapa daerah di Indonesia.
Dirinya juga mendapatkan bimbingan usaha ataupun pameran untuk mewadahi produknya agar menyebar di Indonesia.
"Saya dibina untuk pelatihan mulai dari pembikinan logo, merek terus pembukuan dan pemasaran online diajarkan. Kami diikutkan pameran sekala nasional, dan nantinya akan diajak pameran di skala Internasional," tuturnya.
Dia menjelaskan beberapa pameran yang pernah dia ikuti yakni Palembang, Surabaya dan Jakarta.
Dari pameran itu jaringan pelanggannya mulai terbentuk yakni Sumatera dan Jakarta, Jatim dan Jateng.
Menurutnya hal tersebut sangat membantu para pelaku UMKM seperti dirinya dalam pengembangan pemasaran produknya.
Dari pengalamannya ini, Sriyanto juga tak pelit ilmu bahkan para anak muda yang ingin belajar, dirinya dengan rela untuk mengedukasi dan memberikan pengarahan.
"Saya mencari pelanggan juga melalui edukasi. Untuk anak muda yang ingin berwirausaha mandiri, saya bantu mulai dari penjualan hingga penyeduhannya serta penggunaan produk," tuturnya.
Sedangkan itu, Sriyanto juga menggunakan Qris BRI pada kedai kopinya. Hal ini untuk memudahkan para pelanggannya dalam melakukan transaksi.
Apalagi penggunaan Qris BRI sebagai penunjang digitalisasi dalam transaksional.
"Pembeli ada yang pakai Qris BRI, apalagi saat pameran. Jadi untuk memudahkan pembeli selain itu juga potongan kecil jadi sama-sama enak antara pembeli dan penjual," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Rumah Kreatif BUMN BRI Semarang, Endang Sulistiawati menjelaskan bahwa Sriyanto merupakan satu dari 3.000 pelaku UMKM di Rumah BUMN.
Baca juga: D’Kemben Cafe, Tempat Kuliner dan Kopi Baru di Kabupaten Semarang Berkonsep Unik Bersih dari Narkoba
Endang menjelaskan bahwa berbagai program dari rumah BUMN telah diikuti oleh Sriyanto. Dia menjelaskan bahwa Rumah BUMN berkomitmen memberikan bantuan kepada para UMKM agar naik kelas.
"Kami memberikan bantuan go modern, go online, go digital, bahkan go global, ini tujuannya untuk membantu para pelaku usaha agar tidak stak dan bisa terus berkembang," jelasnya.
Dalam menunjang itu, ada beragam fasilitas yang diberikan rumah BUMN meliputi pelatihan gratis, modul gratis, pendampingan. Pihaknya juga memfasilitasi bazaar, legalitas, hingga packaging produk gratis. (Rad)
Wacana 6 Hari Sekolah Kembali Muncul, DPRD Kota Semarang Dorong Kajian Mendalam |
![]() |
---|
Kronologi Tahanan Kasus Pelecehan Seksual Tewas Dikeroyok 2 Temannya di Dalam Sel Polsek Genuk |
![]() |
---|
Pudakpayung dan Penggaron Belum Terhubung ATCS, Ini Penjelasan Dishub Kota Semarang |
![]() |
---|
Kota Semarang Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Jumat 19 September 2025 |
![]() |
---|
Jual Beli Gadget Bekas Bisa Online dan COD di Gulabed Semarang, Begini Caranya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.