ChildFund Rangkul Anak Muda Suarakan Isu Perubahan Iklim
ChildFund International Indonesia mengadakan workshop bertajuk Perubahan Iklim di Gedung FMIPA Universitas Negeri Semarang, Selasa, (18/3/2025).
ChildFund Rangkul Anak Muda Suarakan Isu Perubahan Iklim
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Youth Advisory GLOW Ambassador yang merupakan forum orang muda dampingan ChildFund International Indonesia mengadakan workshop bertajuk Perubahan Iklim di Gedung FMIPA Universitas Negeri Semarang, Selasa, (18/3/2025). Acara dibuka oleh Walikota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti.
Menurut Koordinator kegiatan ini Arum Puspa Dahayu, perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan global yang paling mendesak, berdampak signifikan pada lingkungan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang dan populasi besar, menghadapi ancaman serius akibat perubahan iklim, termasuk kenaikan suhu, peningkatan bencana hidrometeorologi, serta dampak sosial dan ekonomi yang luas.
Perubahan iklim meningkatkan risiko bencana di kawasan pesisir Indonesia, tidak hanya dalam bentuk banjir dan erosi, tetapi juga dalam dampak psikologis seperti stres dan depresi yang dialami oleh masyarakat terdampak. Perubahan iklim bukan hanya ancaman lingkungan, tetapi juga berpengaruh terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan sosial.

Salah satu dampak terbesar dari perubahan iklim di Indonesia adalah peningkatan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Perubahan pola cuaca ekstrem akibat perubahan iklim telah berdampak pada produktivitas ekonomi di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Peningkatan suhu dan curah hujan yang tidak stabil mengurangi produksi pertanian dan menyebabkan gangguan pada sektor ekonomi yang bergantung pada sumber daya alam.
Jakarta dan Semarang menjadi contoh nyata kota-kota yang menghadapi ancaman tenggelam akibat kombinasi antara kenaikan permukaan air laut dan penurunan muka tanah. Banjir dan kekeringan menyebabkan banyak sekolah ditutup sementara, menghambat akses pendidikan.
Selain itu, peningkatan suhu dan polusi udara berdampak langsung pada meningkatnya penyakit saluran pernapasan pada anak-anak. Perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga krisis kemanusiaan yang berdampak langsung terhadap hak-hak anak.
Sampah Plastik
Berdasarkan data tersebut, Indonesia menapaki peringkat terbesar kedua di dunia dalam konteks penghasil sampah plastik. Hasil riset oleh Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS), menyatakan bahwa Indonesia memproduksi sampah plastik sebesar 64 juta ton per tahun. Lebih ironinya 3,2 juta ton sampah plastik dibuang ke lautan. Pada tahun 2019 (Akyas et al., n.d.)
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang data.semarangkota.go.id pengelolaan bank sampah di wilayah kota Semarang berjumlah sekitar 497 unit, dikarenakan melihat kondisi dari dengan sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga dan sektor komersial. Pengelolaan sampah yang tidak optimal dapat menyebabkan pencemaran tanah, air, dan udara serta meningkatkan risiko bencana ekologis, seperti banjir akibat saluran air yang tersumbat sampah. Oleh karena itu, upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan menjadi suatu urgensi bagi pemerintah dan masyarakat.
Kota Semarang menghasilkan sampah sebesar 1.276 ton. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah per 2020, Kota Semarang memiliki permasalahan lingkungan yang serius akibat sampah yang tak terkelola dengan baik, utamanya sampah plastik. Tahun 2023 kota Semarang terdapat bank sampah berjumlah 497 unit yang tersebar di Kota Semarang. Komposisi sampah di Kota Semarang per 2020 yakni 60.79 persen organik dan 39.21 % dikalkulasikan anorganik.
Perubahan Iklim
Oleh karena itu, kehadiran ChildFund International di Indonesia dengan program Green Leader for Our Well-being (GLOW) sebagai salah satu upaya mengajak anak muda untuk peduli dengan isu perubahan iklim. Kegiatan GLOW Ambassadors Workshop “Youth in Action : Connect, Act, Protect” diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang perubahan iklim yang saat ini sedang terjadi agar siap untuk menjadi agen perubahan untuk menyuarakan isu perubahan iklim.
Program Green Leaders for Our Well-being (GLOW) Ambassador hadir sebagai inisiatif yang bertujuan untuk mempersiapkan pemimpin muda dalam menghadapi tantangan iklim melalui edukasi, advokasi, dan aksi berbasis komunitas guna memperjuangkan hak-hak anak di tengah krisis iklim.
Dengan melibatkan pemuda dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, diharapkan muncul solusi inovatif yang mampu menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia. Adapun tujuan kegiatan ini adalah mempersiapkan pemimpin muda dalam menghadapi tantangan iklim, melibatkan orang muda dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, menciptakan orang muda dengan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia. Dan memperkuat kapasitas orang muda dalam isu perubahan iklim, partisipasi aktif orang muda dalam proses perencanaan pembangunan terkait perubahan iklim.
Wali Kota Semarang Sebut Bakal Tata Kawasan Kota Lama dan Sungai Semarang |
![]() |
---|
Lurah di Semarang Bongkar Fakta, Penyebab Koperasi Merah Putih Tak Berkembang, Masih Gitu-gitu Saja |
![]() |
---|
Agustina, Wali Kota Semarang Tinjau Penataan Kawasan Kota Lama dan Sungai Semarang |
![]() |
---|
Lantik 126 Pejabat Eselon III dan IV, Agustina, Wali Kota Semarang Tegaskan Tak Ada Sogok Menyogok |
![]() |
---|
Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Semarang Raih Penghargaan Sahabat Anak Terbaik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.