Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Academic Colloquy UIN Saizu Bahas Peran Agama dalam Atasi Korupsi dan Kemiskinan

UIN Saizu gelar academic colloquy bahas peran agama dan dakwah dalam mengatasi korupsi serta kemiskinan sebagai tantangan dakwah transformatif.

UIN SAIZU PURWOKERTO
BAHAS PERAN AGAMA: UIN Saizu gelar academic colloquy bahas peran agama dan dakwah dalam mengatasi korupsi serta kemiskinan sebagai tantangan dakwah transformatif. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Fakultas Dakwah dan Saintek UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar Academic Colloquy bertema Agama, Dakwah, dan Pengembangan Masyarakat, Selasa (18/3/2025).

Acara ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dekan Fakultas Dakwah dan Saintek UIN Saizu, Dr. Muskinul Fuad, dan Rohaniawan Gereja Katolik Roma, Dr. Gregorius Soetomo.

Diskusi menyoroti peran agama dalam menyelesaikan persoalan sosial, khususnya kemiskinan dan keterbelakangan.

Fenomena menarik yang diangkat adalah bahwa pusat kemiskinan seringkali justru berasal dari kelompok masyarakat yang dikenal taat beribadah.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengapa ajaran agama belum sepenuhnya mentransformasi penganutnya untuk melakukan perubahan sosial secara progresif.

Selain kemiskinan, diskusi juga menyinggung realitas sosial soal maraknya kasus korupsi di Indonesia.

Menariknya, banyak pelaku korupsi adalah individu yang secara kasat mata memiliki identitas religius.

Hal tersebut memunculkan spekulasi bahwa agama dan praktik keagamaan belum cukup efektif dalam membentuk perilaku moral masyarakat.

Dr. Muskinul Fuad menegaskan bahwa perlu dibedakan antara agama sebagai ajaran moral dan individu beragama yang mengamalkannya.

“Agama berisi ajaran moral yang mengarahkan manusia pada kehidupan lurus dan beradab. Namun, individu beragama bisa saja memiliki pemahaman beragam terhadap ajaran itu. Bahkan, ada yang menjadikan agama sebagai modus melegitimasi perilaku koruptif,” jelasnya.

Dr. Gregorius Soetomo menekankan perlunya kolaborasi antarumat beragama untuk mengatasi persoalan sosial.

Menurutnya, agama memiliki potensi sebagai kekuatan sosial dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

“Agama punya spirit luar biasa jika dikaitkan dengan pembangunan manusia. Agama bisa menjadi instrumen memahami perilaku manusia secara konstruktif dan membantu mereka menuju perubahan positif,” ujarnya.

Ia menambahkan, perilaku manusia berada dalam proses evolusi moral, sehingga mereka yang terjerumus korupsi tetap bisa diarahkan ke arah lebih baik dengan upaya kolektif dari masyarakat dan institusi keagamaan.

Kesimpulan diskusi menegaskan bahwa korupsi dan kejahatan lain tidak berhubungan dengan agama, bahkan para pelakunya adalah musuh agama karena bertentangan dengan nilai-nilai moral.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved