Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Ramadan Bukan Waktu Boros, Ini Pesan Refleksi Dr. Muskinul Fuad dari UIN Saizu

Dr. Muskinul Fuad ajak umat Islam jadikan Ramadan bulan berbagi, bukan konsumsi berlebihan.

UIN SAIZU PURWOKERTO
JADIKAN BULAN BERBAGI: Dr. Muskinul Fuad ajak umat Islam jadikan Ramadan bulan berbagi, bukan konsumsi berlebihan. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Ramadan selalu menghadirkan fenomena konsumsi yang meningkat di masyarakat.

Pertanyaan yang sering muncul setiap Ramadan, haruskah kita lebih hemat atau justru lebih boros?

Dekan Fakultas Dakwah dan Saintek UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Dr. Muskinul Fuad dalam refleksinya di program Lantera Ramadan mengajak umat Islam untuk menelaah kembali pola konsumsi mereka selama bulan suci.

Dalam paparannya, Dr. Muskinul Fuad menyoroti pertanyaan yang sering muncul setiap Ramadan, haruskah kita lebih hemat atau justru lebih boros?

Ia menjelaskan bahwa peningkatan pengeluaran saat Ramadan adalah fenomena yang berulang setiap tahun.

Hal itu terjadi karena adanya kebutuhan makanan istimewa, kenaikan harga barang, serta kebiasaan berbagi dan sedekah yang meningkat.

"Jika melihat dari spirit puasa, seharusnya kita lebih hemat, namun dalam budaya kita, ada faktor-faktor lain seperti tunjangan hari raya dan bonus yang biasanya diterima saat Ramadan, ini yang menyebabkan konsumsi meningkat," ujarnya.

Dr. Muskinul Fuad menegaskan bahwa pengeluaran yang meningkat saat Ramadan tidak bisa serta-merta disebut sebagai pemborosan.

Jika konsumsi ditujukan untuk berbagi dan mempererat hubungan keluarga, maka hal itu bernilai positif.

"Kalau kita mengeluarkan uang lebih banyak untuk menyenangkan anak-anak dan keluarga, itu bukan masalah, yang perlu dievaluasi adalah jika pengeluaran meningkat hanya untuk kepentingan konsumsi pribadi yang berlebihan," tambahnya.

Ia juga mengajak umat Islam untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum berbagi dengan sesama.

"Jika kita banyak bersedekah, berinfak, dan membantu orang lain, pengeluaran yang lebih besar bukanlah pemborosan, melainkan investasi pahala."

Selain aspek spiritual, Dr. Muskinul Fuad juga menyoroti dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh meningkatnya konsumsi selama Ramadan.

Ia menekankan bahwa belanja yang dilakukan secara bijak dapat menggerakkan roda perekonomian, terutama bagi pedagang kecil dan pelaku usaha mikro.

"Di tengah isu efisiensi anggaran yang digaungkan pemerintah, roda ekonomi tetap perlu berjalan, belanja tidak selalu negatif selama dilakukan dengan bijak dan tidak berlebihan," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved