Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Gunungan Kupat Lepet dan Miniatur Bulus Meriahkan Kirab Syawalan di Hadipolo Kudus

Masyarakat Dukuh Sumber, Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus kembali menggelar tradisi syawalan atau Lebaran kupat

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Saiful Masum
BEREBUT KUPAT LEPET - Sejumlah warga berebut ketupat dan lepet yang dikirab dalam tradisi Syawalan di Dukuh Sumber, Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Senin (7/4/2025). Setidaknya ada 10 gunungan dan lima miniatur bulus yang dikirab oleh seribuan warga setempat. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Masyarakat Dukuh Sumber, Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus kembali menggelar tradisi syawalan atau Lebaran kupat dengan kirab budaya, Senin (7/4/2025).

Kirab berlangsung meriah diikuti oleh sembilan kontingen dengan perkiraan melibatkan seribuan orang.

Masing-masing kontingen membawa gunungan ketupat, lepet, dan hasil bumi diarak kurang lebih sepanjang 1 kilometer dari arah Utara ke Barat Dukuh Sumber.

Pelaksanaan kirab budaya Bulusan juga dimeriahkan dengan lima miniatur Bulus sebagai ikon Dukuh Sumber, diarak dari SDN 4 Hadipolo sampai di kompleks Makam Mbah Kiyai Dudo.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, peserta kirab budaya Bulusan menggelar doa bersama, dilanjutkan prosesi memberikan makan ingkung kepada Bulus-bulus yang ada di kompleks makam.

Syawalan di Dukuh Sumber, Desa Hadipolo ditutup dengan rebutan ketupat, lepet dan gunungan hasil bumi di halaman Makam Mbah Kiyai Dudo.

Warga rela berdesak-desakan demi mendapatkan ketupat, lepet dan hasil bumi yang sudah diarak. Dengan maksud mengharap keberkahan dari Sunan Muria sebagai tokoh penyebar Islam di Kabupaten Kudus dan Mbah Kiyai Dudo sebagai salah satu pendiri dan perintis Desa Hadipolo.

Ketua Seksi Acara Syawalan Dukuh Sumber, Muhammad Aris mengatakan, tahun ini tradisi syawalan di tempatnya mengangkat tema 'Gebyar 1000 Ketupat Lepet Bulusan'.

Puncak dari tradisi tersebut adalah memberi makan hewan Bulus dan berbagi hasil bumi masyarakat Dukuh Sumber.

Kata dia, tradisi tersebut merupakan peninggalan Sunan Muria. Konon dua santri Mbah Kyai Dudo disabdo oleh Sunan Muria menjadi Bulus lantaran mencabut bibit padi di malam hari.

Kemudian dua Bulus tersebut ditempatkan di Dukuh Sumber yang kini dijadikan sebagai makam Mbah Kiyai Dudo.

"Awalnya tradisi ini hanya sekadar doa bersama dan ritual memberi makan Bulus. Seiring berjalannya tahun, kemudian dimeriahkan dengan kirab budaya dan pesta rakyat, supaya lebih meriah tanpa meningalkan tradisi utama," terangnya.

Pelaksanaan kirab Bulusan disaksikan langsung oleh ribuan pengunjung yang penasaran dengan ritual tradisi unik yang hanya digelar di Dukuh Sumber, Desa Hadipolo.

Ketika kirab berlangsung, dimeriahkan juga dengan aksi pertunjukan teatrikal hajatan warga yang harus didahului dengan memberi makan Bulus.
Konon masyarakat Dukuh Sumber percaya bahwa memberi makan Bulus di Makam Mbah Kiyai Dudo dapat memperlancar hajat mereka. Mulai dari hajat nikah, sunatan, bangun rumah, dan bentuk hajatan lainnya.

"Sebelum kirab, juga digelar tahlil bersama ratusan warga. Kemudian digelar kirab kupat lepet menandakan bahwa kesejahteraan masyarakat bisa dilihat dari pola makan yang baik," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved