Berita Pati
Kemeriahan Tradisi Lomban Kupatan di Pati, Bawa Kepala Kerbau Ikut Berlayar ke Tengah Laut
Ritual tradisi Lomban Kupatan di Sungai Silugonggo, Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, PATI – Ritual tradisi Lomban Kupatan di Sungai Silugonggo, Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berlangsung meriah, Selasa (8/4/2025).
Lomban Kupatan adalah tradisi yang telah berpuluh tahun dijalankan masyarakat Desa Sambiroto secara turun temurun.
"Lomban" sendiri berarti bermain perahu.
Dalam ritual tradisi ini, kepala, kaki, dan ekor kerbau dilarung ke muara sungai.
Baca juga: Tradisi Kupat Syawalan di Bukit Sidoguro, Bupati Klaten Harap Jadi Ajang Pelestarian Budaya
Demi menyaksikan ritual yang dimeriahkan karnaval ini, warga memadati Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu sejak pagi.
Di sana, mereka berdoa untuk memohon keselamatan dan rezeki yang melimpah kepada Tuhan.
Usai doa dilantunkan, sesaji kepala kerbau yang ditata di atas miniatur perahu dengan dihiasi janur dan bermacam makanan pun dinaikkan oleh belasan orang warga ke perahu nelayan.

Kesenian barongan mengiringi pengantaran kepala kerbau ke muara sungai.
Ketika perahu tiba di muara sungai, kepala kerbau kemudian dilarung ke Laut Jawa.
"Kegiatan ini dilakukan setiap tahun. Diawali dengan karnaval, dilanjutkan larung sesaji. Kali ini ada 20 rombongan karnaval ditambah lima kereta untuk tamu undangan," kata Ketua Panitia Lomban Kupatan Tayu, Agus Mulyono.
Dia mengatakan, tradisi ini sudah ada sejak tahun 1958 dan diprakarsai oleh Wedana Kawedanan Tayu saat itu.
Tradisi ini dipertahankan oleh masyarakat hingga kini secara turun-temurun.
"(Kepala) kerbau yang dilarung merupakan persyaratan yang telah dilakukan sejak dahulu. Selain itu tadi pagi juga ada kepala kambing yang ditempatkan di barat jembatan Tayu,” jelas Agus.
Sementara, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pati, Rekso Suhartono menilai, tradisi lomban kupatan ini berpotensi menarik wisatawan dari luar Kabupaten Pati karena kaya akan unsur kebudayaan.
Bagi dia, selain untuk mempertahankan tradisi leluhur, ritual larung kepala kerbau yang ada dalam tradisi ini juga merupakan wujud syukur masyarakat.
Jakarta “Panas”, Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Berangkatkan 500 Orang Demo di Gedung KPK |
![]() |
---|
Polresta Pati Berikan Karangan Bunga Turut Berduka Atas Meninggalnya Affan pada Komunitas Ojol |
![]() |
---|
Alasan Irianto Anggota Pansus DPRD Pati Hendak Dikalungi Obat Masuk Angin, Langsung Ditolak |
![]() |
---|
HEBOH Irianto Anggota Pansus Hak Angket DPRD Pati Tolak Dikalungi Obat Masuk Angin: Ada yang Bocor |
![]() |
---|
Kelompok Warga Pro-Sudewo Mendadak Muncul, Berharap Bupati Pati Sudewo Bertahan Hingga 2030 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.