Ambarawa
Pembatas di Jalur Searah Ambarawa Sering Bergeser, Petugas Kembalikan Tiap Hari Agar Tak Jadi 2 Arah
Sistem satu arah di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang sudah diberlakukan sejak sebelum lebaran 2025.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Sistem satu arah di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang sudah diberlakukan sejak sebelum lebaran 2025.
Jalan tersebut kini mengakomodir seluruh kendaraan dari arah Ngampin menuju arah Bawen atau Kota Semarang, kecuali untuk pemotor.
Pemotor mendapatkan akses untuk melawan arus menggunakan satu lajur kecil selebar 1.5 kilometer di tepi jalan, sehingga pemerintah memasang water barrier dan traffic cone sebagai pembatas.
Hal itu untuk mempermudah aktivitas para pemotor agar tetap bisa mengakses dua arah dan tak harus memutar lebih jauh.
Namun demikian, selama beberapa hari setelah lebaran, diketahui pembatas yang ada kerap bergeser semakin ke tengah dan membuat lajur kecil tersebut semakin lebar.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Semarang, Tri Martono menanggapi bahwa pihaknya harus mengembalikan pembatas tersebut ke tempat semula setiap harinya.
Diakuinya bahwa saat masa libur lebaran, pihaknya masih berfokus pada penanganan arus balik di jalan nasional.
“Kadang-kadang kalau tidak ada petugas, itu ada mobil yang lewat (lawan arah) atau sepeda motor yang lebih dari satu baris sehingga diperlebar sendiri.
Sehingga kalau pagi kami harus ke sana untuk merapikan lagi, itu menjadi PR bagi kami dan (pembatas) akan kami buat permanen sehingga tidak ada pergeseran-pergeseran lagi,” kata Tri Martono ketika ditemui Tribunjateng.com saat acara Halal Bihalal di Rumah Dinas Bupati Semarang, Selasa (8/4/2025).
Pembatas permanen tersebut rencananya akan dibangun seusai turunnya Peraturan Bupati (Perbup) Semarang terkait sistem satu arah tersebut.
Menurut Tri, peraturan tersebut akan turun kurang lebih dalam sebulan ke depan setelah berkonsultasi dengan bidang hukum di pemerintahan.
Sebab, saat ini pemberlakuan tersebut masih berupa uji coba.
Sebelum peraturan tersebut turun, lanjut Tri, pihaknya akan tetap menerjunkan petugas untuk berjaga dan berpatroli untuk mengembalikan pembatas tersebut jika masih ada yang menggeser.
“Saya kadang harus turun sendiri, pakai motor dan helm agar tidak ada yang tahu, saya luruskan sendiri.
Ini sudah terjadi sejak H+1 atau H+2 lebaran sampai sekarang, saya paham karena biasanya motor kemungkinan terhalang ada yang parkir atau ingin lebar,” imbuh dia.
Tri mengungkapkan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi agar ke depannya masyarakat semakin paham dan lebih tertib dalam menggunakan jalan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.