Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Jawa Tengah

Neraca Perdagangan Jateng Maret 2025 Defisit 48,69 Juta US Dollar

Nilai neraca perdagangan Jawa Tengah pada Maret 2025 tercatat defisit sebesar US$48,69 juta.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
ILUSTRASI - Kapal kargo melintas di perairan Semarang beberapa waktu lalu. Nilai neraca perdagangan total Jawa Tengah pada Februari 2025 mengalami defisit sebesar US$172,47 juta, dipicu oleh defisit pada sektor migas. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Nilai neraca perdagangan Jawa Tengah pada Maret 2025 tercatat defisit sebesar US$48,69 juta.

Defisit nilai neraca perdagangan bulan tersebut dipicu defisit pada sektor migas yang sebesar US$437,94 juta. Sedangkan neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus US$389,25 juta.

Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih menjelaskan, nilai neraca perdagangan total Jawa Tengah pada Maret 2025 tak sedalam pada Februari 2025.

Februari 2025, nilai neraca perdagangan Jateng mengalami defisit sebesar US$172,47 juta.

"Meskipun defisit, ini tidak sedalam bulan kemarin. Ini juga cukup membantu kita dalam neraca perdagangan Jateng, yang defisit tipis sebesar US$48,69 juta," katanya pada pemaparan secara daring, Senin (21/4/2025).

Disebutkan, tiga negara penyumbang surplus tertinggi di Jawa Tengah pada Maret 2025, pertama adalah Amerika Serikat dengan surplus sebesar US$373,69 juta.

Komoditas penyumbang terbesarnya adalah pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) (HS 62); pakaian dan aksesorisnya (rajutan) (HS 61); dan alas kaki (HS 64).

"Kita ekspor ke Amerika Serikat besar, sehingga menyebabkan surplus untuk Amerika Serikat," jelasnya.

Negara penyumbang surplus berikutnya yakni Jepang, senilai US$67,67 juta. Surplus ke negara tersebut ditopang mesin, perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85); pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) (HS 62); dan pakaian dan aksesorisnya (rajutan) (HS 61).

Adapun negara penyumbang surplus ketiga, yakni Belanda, senilai US$39,09 juta.

Surplus tersebut ditopang komoditas alas kaki (HS 64) senilai US$12,52 juta; pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) (HS 62); dan perabotan, lampu, dan alat penerangan (HS 94).

Di sisi lain, tiga negara penyumbang defisit terbesar Jawa Tengah pada Maret 2025 adalah Tiongkok, dengan neraca perdagangan -US$285,63 juta.

Penyumbang defisitnya, yakni mesin, peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84); mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85); serta plastik dan barang dari plastik (HS 39).

Berikutnya adalah Saudi Arabia, dengan komoditas penyumbang terbesarnya adalah bahan bakar mineral (HS 27); dan plastik dan barang dari plastik (HS 39).

"Ketiga, adalah Singapura. Penyumbang defisit terbesarnya adalah bahan bakar mineral (HS 27); plastik dan barang dari plastik (HS 39); dan mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84)," jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved