Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dari Simpul Ke Simpul: Kisah Perempuan Semarang yang Mengubah Benang Menjadi Peluang Global

Pada bulan April ini, Indah menanggung beban manis 200 tas yang akan dikirim ke Dubai harus selesai tepat waktu

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D
PRODUK UMKM - Indah Prihatiningsih (60), pemilik Ekkyta Collection memamerkan beragam produk buatannya mulai dari rajutan hingga pakaian dari kain perca di rumahnya yang beralamat di Kampoeng Semawis Blok M 21, Kedungmundu, Semarang. (TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D.) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di sebuah rumah pada sudut Perumahan Kampoeng Semawis, Semarang, tangan-tangan cekatan Indah Prihatiningsih (60) bergerak tanpa henti. Di hadapannya, benang-benang berwarna putih bergelung rapi, menunggu disentuh.

Dengan mata setengah menyipit, Indah membuat simpul demi simpul kecil untuk tas macrame pesanan pembeli dari Dubai. 

Sesekali dia menghentikan gerakan, memeriksa pola, lalu melanjutkan simpulannya dengan kecepatan yang serupa dengan mesin.

Jari-jarinya lincah menari di antara benang, seolah-olah mereka tahu persis ke mana harus melangkah.

"Kalau sudah pegang tali begini, lupa waktu," ujarnya sambil terkikik kecil, tanpa menghentikan tangannya bekerja, Minggu (27/4/2025).

Pada bulan April ini, Indah menanggung beban manis 200 tas yang akan dikirim ke Dubai harus selesai tepat waktu.

Baca juga: Dari Dapur ke Rak Indomaret: Perjalanan Barokatan Food Naik Kelas

Ekkyta Collection, brand yang dia dirikan sendiri, bukan hanya nama. Brand itu adalah perwujudan dari rajutan mimpi Indah mimpi yang bermula dari rasa sepi.

Tahun 2010, ketika anak-anaknya mulai pergi satu per satu mengejar hidup masing-masing, Indah mencari cara untuk mengusir sunyi. 

Dia mencoba banyak hal kursus memasak, merangkai bunga, menjahit hingga akhirnya jatuh cinta pada merajut.

Awalnya, dia membuat tas kecil dan boneka rajut sebagai hadiah untuk keponakan dan teman. 

Tak dinyana, tangan dinginnya menarik perhatian. Dari sekadar berbagi, karyanya mulai dibeli. Perlahan, langkah kecil itu tumbuh menjadi langkah besar.

Hari ini, tas-tas rajut, macrame, hingga wall decor buatan Indah telah sampai ke berbagai negara, bahkan pernah mengarungi samudera menuju Prancis. 

Harga tasnya beragam, dari Rp 250 ribu hingga Rp 2 juta lebih, tergantung pada tingkat kerumitan. Salah satu keunggulan yang dia andalkan adalah teknik tapestri penggabungan crochet dan tapestry yang membuat setiap karyanya berkesan eksklusif.

Keberhasilannya bukan datang dari jalan lurus. Indah sempat mengajak ibu-ibu sekitar untuk bergabung, namun pandemi memukul keras usahanya. 

Rekrutmen terhenti, pesanan kecil-kecilan pun harus dia jalani sendiri. Tapi perempuan dengan empat cucu ini tak pernah benar-benar menyerah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved