Berita Banyumas
Ubah Ladang Jadi Kolam Renang dengan View Gunung Slamet, Sikapat Raih Penghargaan Desa BRILian
Hawa sejuk mengiringi perjalanan menuju Desa Sikapat Kecamatan Sumbang, Banyumas, Kamis (24/4/2025).
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Hawa sejuk mengiringi perjalanan menuju Desa Sikapat Kecamatan Sumbang, Banyumas, Kamis (24/4/2025).
Pemandangan desa di kaki Gunung Slamet itu masih alami. Kanan kiri jalan dipenuhi kebun dan persawahan yang asri.
Menariknya lagi, desa ini memiliki Taman Desa Randu Bengkong yang ramai setiap hari.
Bukan sekadar taman, Randu Bengkong menjelma jadi salah satu destinasi andalan di Kabupaten Banyumas saat ini.

Keberadaan wahana kolam renang di dalam taman jadi magnet tersendiri. Gelombang air kolam yang melambai membuat siapapun tak sabar ingin menceburkan diri.
Air yang bening dan segar itu bersumber langsung dari mata air alami.
"Ramainya week end kalau di sini. Kalau tidak tertutup kabut, gunung Slamet kelihatan jelas dari sini,”kata Riyanto, Koordinator Pengelola Taman Desa Randu Bengkong Desa Sikapat, Kamis (24/4/2025)
Lahan seluas satu hektar lebih taman itu tadinya hanya hamparan ladang tadah hujan yang kurang menghasilkan.
Pemerintah Desa Sikapat kemudian menyulap sebagian lahan jadi embung. Sisa lahan yang masih luas lantas dijadikan taman.
Wilayah tersebut dianugerahi air gunung yang tak pernah surut meski kemarau panjang.
Pemakaian utama air bersih tersebut untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga warga.
Tapi ternyata sisa air masih melimpah.
Dari situ muncul kreativitas.
Pemerintah desa memanfaatkan kelebihan air untuk mengisi kolam renang. Empat unit kolam renang untuk anak dan dewasa dibangun di lahan yang telah diratakan.
Tak disangka, kehadiran kolam renang itu berhasil menarik banyak wisatawan.
Mereka yang datang bukan hanya penduduk lokal, namun juga luar daerah.
"Malah yang banyak dari luar, orang Purwokerto juga ke sini,”kata Riyanto
Taman Desa Randu Bengkong dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Mitra Sejahtera.
Di tangan anak-anak muda pengurus BUMDesa, Taman Desa Randu Bengkong terus berkembang.
Tiket masuk yang hanya Rp 10 ribu untuk dewasa dan Rp 7 ribu untuk anak terjangkau untuk semua kalangan.
Objek wisata itu menawarkan hawa dingin khas pegunungan dan bebas polutan.
Kolam dikelilingi gasebo segitiga yang artistik untuk berteduh dan rebahan.
Yang lebih memanjakan, pengunjung bisa berenang sembari menikmati indahnya pemandangan Gunung Slamet dari jarak lebih dekat dan tampak besar.
Segarnya air dari sumber alami kaki Gunung Slamet menawarkan sensasi tersendiri, beda dengan umumnya kolam renang di perkotaan.
"Karena dari mata air langsung, airnya terus mengalir dan berganti jadi tetap segar,”katanya
Dampak Ekonomi
Di ruang loket wisata Taman Desa Randu Bengkong, Yusuf Amirudin siaga melayani pengunjung, Kamis (24/4/2025).
Sudah dua tahun terakhir ini, Yusuf yang masih berstatus mahasiswa akhir Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto menjadi pengurus BUMDesa Mitra Sejahtera Sikapat.
Di sela aktivitas kuliahnya, ia fokus mengelola wisata bersama teman-temannya di desa.
Mahasiswa jurusan Akuntansi itu bukan hanya mendapat tambahan penghasilan dari mengelola taman desa.
Ia juga bisa mengaplikasikan ilmunya di kampus untuk membantu memajukan BUMDesa.
"Saya bantu bikin laporan keuangan. Saya juga penelitian skripsinya di BUMDesa, " katanya
Taman Desa Randu Bengkong bukan hanya jadi tempat hiburan yang memanjakan wisatawan luar.
Keberadaan wisata itu juga memberi dampak positif bagi warga sekitar.
Dari situ Yusuf dan teman-temannya sesama pengelola Taman Desa Randu Bengkong bisa bekerja.
Terdapat 9 karyawan meliputi petugas loket, penjaga, rescue hingga tukang parkir yang setiap hari mengais rizki di tempat sama.
Bukan hanya menyerap tenaga kerja, warga sekitar juga banyak berjualan di kantin-kantin taman yang menarget wisatawan.
Warga di luar pengelola pun ikut merasakan manfaatnya.
Hasil usaha wisata itu dipakai untuk membantu menutup operasional pemanfaatan air bersih yang dialirkan ke rumah warga.
Sehingga mengurangi beban warga untuk membayar iuran Perusahaan Air Minum (PAM) Desa tiap bulannya.
Taman Desa Randu Bengkong juga mampu menyumbang Pendapatan Asli Desa (PADes) tiap tahun untuk menunjang pembangunan di desa.
"Ada kontribusi ke desa setiap bulannya,”katanya
Penghargaan Desa BRIlian
Piagam penghargaan Desa BRILian Tahun 2024 terpampang di dinding kantor pelayanan BUMDesa Mitra Sejahtera Desa Sikapat.
Bukan nilai hadiah yang membuat pengurus BUMDesa bangga, namun prestasi tinggi yang bakal dikenang sepanjang masa.
Rusito, Ketua BUMDesa Mitra Sejahtera tak menyangka Desa Sikapat berhasil masuk 15 besar finalis Desa BRILian tingkat nasional yang digelar BRI.
Pihaknya berhasil menyisihkan ratusan desa lain yang juga punya potensi serupa.
Untuk mencapai prestasi tersebut bukan hal gampang. Butuh proses panjang.
Setelah lolos seleksi administrasi, pihaknya harus aktif mengikuti berbagai pertemuan dalam jaringan.
Banyak rangkaian pelatihan yang harus diikuti, di antaranya kursus tentang laporan keuangan atau akuntansi, manajemen bisnis hingga analisis usaha.
Pihaknya juga mendapatkan pendampingan intensif agar bisa bersaing dengan desa-desa lain di seluruh Indonesia.
Penjurian Desa BRILian mempertimbangkan banyak aspek, misal dari sisi kemajuan BUMDesa, laporan keuangan, keaktifan kegiatan hingga profit dan dampaknya terhadap masyarakat.
Pihaknya percaya diri mengusulkan jadi peserta lomba Desa BRILian karena telah memenuhi persyaratan.
"Syarat-syaratnya sudah masuk, terutama dari sisi BUMDesa nya kita sudah berjalan, " katanya
Kenyataannya Desa Sikapat memiliki ragam potensi yang bernilai tawar untuk dilombakan.
Di desa ini berkembang banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan.
Di antaranya usaha produksi Jenang Jaket yang melegenda, produsen Cincau dari daun alami, hingga produk tahu khas Desa Sikapat.
Poin plus Desa Sikapat sehingga pantas masuk Desa BRILian adalah keberhasilan BUMDesa Mitra Sejahtera membangun beberapa unit usaha.
BUMDesa punya usaha Perusahaan Air Minum (PAM) Desa yang menjangkau sekitar 500 pelanggan di dua Rukun Warga (RW).
Pelanggan dipungut biaya setiap bulan sesuai banyaknya air yang digunakan.
"Ada meteran yang dipasang, jadi bayarnya sesuai penggunaan, " katanya
BUMDesa juga punya unit usaha jasa pelayanan Samsat Budiman, bekerja sama dengan Samsat.
Pelayanan ini memudahkan masyarakat yang ingin membayar pajak tahunan kendaraan tanpa harus repot ke kantor Samsat.
Terlebih, Desa Sikapat cukup terpencil dan jauh dari kantor Samsat Banyumas. Untuk mencapai kantor samsat, butuh tenaga dan biaya tak sedikit.
Dengan adanya kantor pelayanan di desa, warga bisa mengirit. Warga tinggal membawa kelengkapan syarat atau surat-surat kendaraan untuk proses pembayaran pajak di tempat.
"Untuk admin jasa Samsat Budiman hanya Rp 16 ribu, " katanya
BUMDesa juga membuka layanan jasa perbankan dengan menjadi Agen BRILink.
Masyarakat bisa melakukan transaksi perbankan tanpa harus ke Bank yang jaraknya cukup jauh.
Di sisi lain, BUMDesa juga mengelola pasar tradisional yang memiliki 53 kios dan 35 los.
Setiap pedagang bukan hanya dikenai biaya sewa lapak tahunan, tapi juga retribusi harian untuk pemasukan desa.
Dari semua unit usaha BUMDesa, diakui Rusito, Taman Desa Randu Bengkong adalah penyumbang terbesar bagi Pendapatan Asli Desa (PADes).
Taman berisi kolam renang dengan view Gunung Slamet itu menyumbang pendapatan setiap hari dari penjualan tiket masuk.
"Kita nyumbang PADes tiap tahun hampir Rp 100 juta, " katanya
Meski hanya masuk 15 besar pemenang lomba Desa BRILian, pihaknya tetap bersyukur.
Baginya, yang terpenting dari keikutsertaan Desa Sikapat dalam lomba Desa BRILian bukan soal hadiah materi.
Proses pendampingan yang panjang disertai serangkaian pelatihan bisnis berhasil meningkatkan kapasitas pihaknya.
Dari situ banyak ilmu, pengalaman hingga jaringan yang berguna untuk kemajuan BUMDesa ke depan.
"Ilmu dan pengalaman itu tidak akan tergantikan, " katanya.
Detik-detik Evakuasi Pengunjung Pasar Sampang Banyumas, Betis Heni Tersangkut Penutup Selokan |
![]() |
---|
Sakitnya Rakyat Banyumas: Kontrakan Mewah Cuma Rp10 Juta vs Tunjangan Dewan Rp42 Juta Per Bulan |
![]() |
---|
170 UMKM Banyumas Naik Kelas, Siap Ekspor Produk via Bisnis Matching |
![]() |
---|
Potret Sekolah Inklusi di Purwokerto, SDN 5 Arcawinangun Jadi Rumah Kedua 56 ABK |
![]() |
---|
Transparansi Tunjangan DPRD Banyumas Dipertanyakan, Publik Desak Evaluasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.