Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Bayi Ini Tak Bisa Berkedip dan Tersenyum sejak Lahir, Awalnya Dianggap Lucu

Seorang bayi mengalami kelainan neurologis langka, Moebius syndrome, sehingga tak bisa berkedip dan tersenyum. 

BABYCENTER AUSTRALIA
ILUSTRASI BAYI: Seorang bayi asal Amerika Serikat mengalami kelainan neurologis langka, Moebius syndrome, sehingga tak bisa berkedip dan tersenyum. Bayi tersebut bernama Hazel, lahir pada Desember 2024. (ISTIMEWA) 

TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON – Seorang bayi asal Amerika Serikat mengalami kelainan neurologis langka, Moebius syndrome, sehingga tak bisa berkedip dan tersenyum. 

Bayi tersebut bernama Hazel, lahir pada Desember 2024.

Ibu Hazel, Victoria, sebenarnya sudah curiga dengan kondisi putrinya sejak dalam kandungan.

Baca juga: 15 Orang Tewas dalam Kebakaran Hotel di India

Saat diperiksa menggunakan USG 3D, mata Hazel tampak selalu terbuka, yang awalnya dianggap lucu oleh Victoria.

Namun, setelah lahir, Hazel tampak tidak bisa berkedip dan wajahnya tetap tanpa ekspresi.

Dua minggu kemudian, dokter mendiagnosis Hazel dengan Moebius syndrome, yang menyebabkan otot-otot wajahnya lumpuh total.

Oleh sebab itu, bayi berusia empat bulan itu tidak bisa tersenyum, berkedip, atau menggerakkan mata ke samping.

Ia hanya memiliki sedikit pergerakan di bibir bagian kiri bawah.

Meski awalnya terkejut dan sedih, Victoria berusaha menerima dan memahami kondisi anaknya.

“Saya bisa membaca emosinya dari tatapan matanya dan cara dia bergerak. Saya tahu kalau dia bahagia,” ujarnya.

Victoria juga harus menutup mata Hazel secara manual saat tidur dan mengoleskan salep mata setiap satu hingga dua jam untuk mencegah kerusakan mata akibat kekeringan.

Dikutip dari The Independent, Senin (21/4/2025), Hazel adalah anak bungsu dari Victoria.

Wanita berusia 30 tahun itu juga mengasuh anak-anak dari pernikahan sebelumnya, termasuk si kembar Harper dan Harley (6), Colton (4), serta anak adopsi Veronica (14).

Beberapa dari mereka memiliki autisme dan ADHD, sehingga Victoria sudah terbiasa dengan tantangan dalam berkomunikasi dan memahami emosi anak-anaknya.

“Kami tidak membuat rencana jauh-jauh hari. Fokus saya adalah membuat Hazel bahagia hari ini. Jika ada tantangan di masa depan, kami akan hadapi satu per satu,” katanya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved