Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

"Anak Saya Bukan Anarko!" Pembelaan Ibu Usai ANH Ditangkap Polisi Karena Demo Ricuh di Semarang

Orangtua tersangka ANH (19), Supriana (50) membantah keterlibatan anaknya sebagai Anarko dalam aksi demo hari buruh yang berakhir ricuh di Semarang.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
HALAU PENDEMO - Dokumentasi polisi menghalau mahasiswa saat aksi demo peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Jalan Pahlawan Kota Semarang pada Kamis 1 Mei 2025. Selepas demo, polisi menetapkan 6 mahasiswa sebagai tersangka kasus penyerangan polisi serta pengeroyokan. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Polisi telah menetapkan enam mahasiswa sebagai tersangka buntut aksi buruh internasional atau May Day yang berujung kericuhan di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Kamis 1 Mei 2025 sore.

Mahasiswa yang ditetapkan sebagai tersangka meliputi MAS (22), KM (19) dan ADA (22).

Ketiganya merupakan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Baca juga: Kini Hanya Tersisa Kloter Cadangan, 1.496 Calon Haji Asal Kota Semarang Sudah Tiba di Tanah Suci

Baca juga: Pilu Supriana yang Anaknya Ditangkap Polisi Buntut Demo Hari Buruh di Semarang: Tidak Fokus Kerja

Tiga tersangka lainnya ANH (19) mahasiswa Universitas Semarang (USM), AZG mahasiswa Muhammadiyah Semarang (Unimus), dan MJR (20) mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip).

Dalam konferensi pers, polisi menyebut keenam tersangka ini sebagai anggota Anarko.

Kelompok ini disebut polisi sebagai biang kericuhan aksi buruh tersebut.

Namun orangtua tersangka ANH (19), Supriana (50) membantah keterlibatan anaknya sebagai Anarko.

“Anak saya bukan Anarko,” jelas Supriana kepada Tribunjateng.com, Senin (12/5/2025).

Supriana menyebut, anaknya tidak terlibat kelompok Anarko karena dalam aksi demo buruh tersebut anaknya hanya ikut-ikutan.

Anaknya bisa terlibat dalam aksi demo buruh karena diajak teman semasa SMP yang berkuliah di Unnes.

Selain itu, anaknya juga buruh sekaligus mahasiswa, sehingga ingin ikut demo karena hendak menyuarakan isu buruh.

“Anak saya hanya diajak, dia pun baru pertama kali mengikuti aksi demonstrasi tersebut,” ungkapnya.

Anak Supriana memang seorang buruh.

Dia menerangkan, anaknya selama ini sibuk berkuliah sambil bekerja sebagai petugas packing atau pembungkus paket di perusahaan ekspedisi.

Oleh karena itu, waktu anaknya telah habis untuk berkuliah dan bekerja.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved