Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Antara Harapan dan Realita: Kisah Dapur MBG Yang Sempat Mati Suri Sejenak di Banyumas

Operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Brobahan di Kabupaten Banyumas dihentikan sementara per hari Rabu (14/5/2025). 

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Tribunjateng/Permata Putra Sejati 
HALAMAN DEPAN - Kantor Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Brobahan di Kabupaten Banyumas yang sepi tidak ada aktifitas memasak dan operasional, Rabu (14/5/2025). SPPG Brobahan akhirnya kembali beroperasi besok, Jumar (16/5/2025) usai terkendala teknis. 

Program MBG kini masuk dalam tahap percepatan.

Kepala Bappeda Provinsi Jateng, Harso Susilo, menjelaskan di 2025 Pemprov Jateng tengah menyiapkan 129 titik Sentra Pelayanan Pangan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai wilayah.

“Biro Isda sudah mempersiapkan, termasuk urusan perizinan lahan. Nantinya akan ada MoU untuk pemakaian lahan sewa pakai yang ditentukan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Targetnya, pada 2026 seluruh titik sudah beroperasi,” ujar Harso, Rabu (7/5/2025).

Namun di tengah optimisme tersebut, pelaksanaan MBG belum sepenuhnya mulus. 

Sejumlah masalah mencuat, mulai dari kasus keracunan makanan di Sukoharjo dan Wonorejo, keterlambatan pengiriman makanan di beberapa sekolah di Semarang, hingga keluhan terkait kualitas dan rasa makanan.

Tak hanya itu, kritik soal sasaran program juga mulai mencuat. Sejumlah pihak menilai program ini belum tepat sasaran karena masih diberikan di sekolah-sekolah dengan siswa dari keluarga mampu.

“Kalau orang tuanya mampu, kenapa harus dikasih MBG? Harusnya lebih diprioritaskan ke sekolah-sekolah pinggiran yang muridnya benar-benar butuh,” tegas Fitria, satu di antara wali murid di Semarang.

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menyatakan bahwa evaluasi menyeluruh sedang disiapkan. 

Ia menegaskan bahwa tim khusus sudah dibentuk untuk mengkaji jalannya program ini secara sistematis.

“Kami akan melakukan evaluasi terkait program MBG di Jateng, dan sudah ada timnya. Tim ini nantinya akan bekerja melalui proses akreditasi,” imbuhnya.

Suasana antusiasme anak-anak di SDN 1 Kranji Purwokerto saat mendapatkan makan bergizi gratis, Senin (6/1/2025).
Suasana antusiasme anak-anak di SDN 1 Kranji Purwokerto saat mendapatkan makan bergizi gratis, Senin (6/1/2025). (TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)

Kolaborasi Hipmi

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Solo ikut ambil bagian untuk membantu percepatan pendirian dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bengawan.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua HIPMI Solo, Wahyu Adi Wibowo dalam acara sosialisasi Percepatan Makan Bergizi Gratis di Pendopo Loji Gandrung Rumah Dinas Wali Kota Solo pada Jumat (9/5/2025) sore.

Wahyu Adi Wibowo menyampaikan, HIPMI Solo ditugaskan Wali Kota Solo, Respati Ardi untuk melakukan akselerasi pengadaan dapur SPPG di Kota Solo.

"Karena sekarang posisi dapur di Solo, baru mengcover 10 persen dari total kebutuhan. Total kebutuhan ada sekitar 115 ribu siswa," katanya kepada wartawan di Loji Gandrung, Jumat sore.

Pihaknya diminta untuk membantu akselerasi pendirian SPPG yang ada di Kota Solo.

Menurutnya, paling tidak dapur SPPG yang dibutuhkan minimal sekitar 30 SPPG.

Dia menuturkan ada tiga skema yang ditawarkan untuk percepatan pendirian SPPG. 

Mulai dari kombinasi antar investor untuk pendirian SPPG, membantu terkait aset untuk pendirian SPPG dan akses modal melalui crowdfunding.

Wahyu berharap dan berupaya maksimal sehingga paling ada penambahan SPPG di Kota Solo tahun ini.

Menurutnya ada beberapa kendala dan keluhan yang dialami pelaku usaha untuk dapat berkontribusi dalam percepatan MBG. 

Baca juga: Pantas Siswa Alami Keracunan, Menu Telor Ceplok di MBG Ternyata Mengandung Bakteri E Colli

Seperti modal, akses dan lainnya. 

Terkait modal, terangnya, ada skema bisnis kolaborasi melalui konsep crowdfunding.

"Kalau teman-teman merasa investasi Rp 700 juta, atau sampai tadi yang disampaikan Rp 1,5 miliar sampai Rp 2 miliar terlalu berat, kita berusaha mengakomodir teman-teman, bagaimana ini menjadi bisnis bareng, bisnis kolaborasi. Yang di situ konsepnya crowdfunding," terangnya. (bud/jti/ais)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved