Berita Semarang
Langkah Cantika di Tengah Warna-Warni Warisan Tak Benda yang Dibendakan
Cantika (21), mahasiswi asal Pekalongan, berdiri tenang di lantai dua Gedung Monod Deep Huis, Kota Lama Semarang.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
“Cocok banget. Gambarnya real banget, seperti hidup. Terus ada pojok-pojok sejarah yang membuat ketertarikan sendiri," tambahnya
Representasi yang Terbuka
Craftopia Heritage bukan sekadar pameran. Dia adalah bagian dari upaya jangka panjang mendokumentasikan, mengedukasi, dan menginterpretasikan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yakni aspek kebudayaan yang tak berbentuk fisik namun berpengaruh besar dalam kehidupan masyarakat.
Melalui pendekatan seni rupa, penyelenggara mencoba menerjemahkan warisan tak benda seperti tradisi lisan, kebiasaan lokal, hingga praktik kerajinan tradisional menjadi bentuk visual dan interaktif yang mudah diakses publik.
Asisten Kurator, Maretha menjelaskan, pihaknya ingin menciptakan ruang bersama yang inklusif. Tidak hanya untuk seniman, tapi juga masyarakat umum.
Gedung Monod Deep Huis, yang merupakan bangunan cagar budaya, dipilih sebagai lokasi utama.
Selama pameran berlangsung, gedung ini diubah menjadi ruang interpretasi budaya yang terbuka untuk belajar, berdialog, dan mengapresiasi keberagaman.
Program ini juga mengakomodasi kegiatan pelengkap seperti diskusi publik, workshop pemanfaatan limbah, pemetaan komunitas seni, hingga studio visit.
Semua itu dirancang dalam kerangka berkelanjutan agar tidak berhenti pada satu perhelatan saja.
"Craftopia bukan hanya soal seni. Dia menjadi panggung bagi strategi kebudayaan alternatif, terutama di kota-kota yang selama ini masih bertumpu pada pendekatan seremonial atau institusional dalam pelestarian budaya," tuturnya.
Pendekatan kolektif yang dilakukan menjadi contoh bagaimana komunitas akar rumput dapat memainkan peran penting dalam pembangunan ekosistem seni dan budaya.
"Kami percaya, kualitas seni di sebuah kota sangat dipengaruhi oleh kehadiran pendamping dan pengelola yang berpengalaman," ujarnya
"Lewat seni, kami ingin menciptakan ruang temu dan ekonomi baru bagi warga," sambungnya. (Rad)
Baca juga: Pimpin KONI Kota Pekalongan Lagi, Edywan Fokus Pembinaan dan Regenerasi Atlet
Baca juga: Wali Kota Solo Respati Bakal Optimalkan Tim Saber Pungli
Baca juga: KONI Jateng Terus Kebut Persiapan Venue Porprov 2026
Jurnalis FC Gandeng SSB Emerald Semarang di HUT ke-3, Satukan Kebersamaan di Lapangan Hijau |
![]() |
---|
Harga Beras Medium di Semarang Tembus Rp15 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Percontohan Nasional, Koperasi Merah Putih Gedawang Tembus Omzet Rp 69 Juta dalam 1,5 Bulan |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Anjurkan Pedagang Kelontong Kulakan di Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Pemkot Semarang Wajibkan ASN Jadi Anggota KKMP, Wali Kota: Akan Dipantau Kepala Dinas dan Kabag |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.