Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PSIS Semarang

"Suporter Harus Dapat Menempatkan Diri" Mantan GM PSIS Semarang Sebut Degradasi Bukan Kiamat

Ia menyatakan bahwa suporter harus dapat menempatkan diri dengan benar dalam mendukung tim dan tidak saling menyalahkan. 

Penulis: hermawan Endra | Editor: rival al manaf
istimewa
Ferdinand Hindiarto, mantan General Manager (GM) PSIS Semarang 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Prestasi PSIS Semarang yang terpaksa turun kasta ke Liga 2 Indonesia tentu menjadi kekecewaan bagi para pendukung setia klub berjuluk Mahesa Jenar tersebut. 

Namun, Ferdinand Hindiarto, mantan General Manager (GM) PSIS Semarang, memiliki pandangan yang berbeda.

Menurutnya, penurunan kasta bukanlah kiamat, melainkan waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi dan penataan kembali.

Baca juga: PSIS Semarang Gelar PSIS Virtual Run 9,3 KM 2025 untuk Rayakan Ulang Tahun ke-93

Baca juga: Berikut Ini Deretan Klub Liga 1 yang Dirumorkan Incar Kapten PSIS Semarang Septian David Maulana

Ferdinand Hindiarto yang kini menjabat sebagai Rektor di Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang ini menekankan pentingnya evaluasi dan penataan kembali dalam mengelola klub sepakbola. 

Ia menyatakan bahwa semua klub pernah mengalami pasang surut dari segi prestasi.

Terlepas dari itu semua yang terpenting adalah bagaimana semua pihak bisa menerima lalu menata kembali tim dengan baik. 

"Semua klub pernah mengalami pasang surut, kita ambil contoh Juventus yang pernah turun ke Serie B, terpenting adalah penerimaan dan penataan kembali," ujarnya, Selasa (20/5).

Ferdinand juga menekankan pentingnya sinergi antara manajemen dan suporter yang berperan aktif dalam ekosistem sepakbola.

Ia menyatakan bahwa pengelolaan klub sepakbola harus dilakukan dengan profesional dan semua ekosistem di sepakbola harus menjalankan tugas sesuai dengan peran masing-masing. 

Ferdinand juga menekankan pentingnya perencanaan yang realistis dalam mengelola klub sepakbola.

Ia menyatakan bahwa tidak harus mencari bintang mahal untuk membangun tim yang kuat.

Mencoba mengembangkan pemain lokal yang berpotensi patut dilakukan dan ini dapat menjadi salah satu strategi untuk membangun tim yang kuat dengan perencanaan yang realistis.

"Semarang memiliki banyak sekali SSB (Sekolah Sepak Bola) dan pemain lokal potensial, tidak harus cari bintang mahal," katanya.

Ferdinand juga menekankan pentingnya komunikasi dan kerja sama antara semua pihak yang terkait dengan klub.

Ia menyatakan bahwa semua pihak harus melakukan refleksi dan berkomunikasi untuk mencapai satu misi. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved