Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Kisah Chen-chen Mirip Film Miracle in Cell 7, Jadi WNI Setelah 9 Tahun Tinggal di Rudenim Semarang

Perempuan yang akrab disapa Chen-chen ini kembali menjadi warga negara Indonesia (WNI) karena sebelumnya sempat menjadi warga negara Taiwan.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
KEMBALI BERSTATUS WNI - Chen-chen mengenakan pakaian biru dan Ijal saat menuju ke kehidupan barunya di Panti Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang, Senin (26/5/2025). Kini dia kembali bernama Magdalena dan berstatus WNI setelah 9 tahun lamanya berstatus warga Taiwan. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Senyum terpancar di wajah Chen Shih Tsuan (41) dan anaknya bernama Ijal (9), seolah satu masalahnya mulai mendapatkan jalan keluar.

Perempuan yang akrab disapa Chen-chen ini kembali menjadi warga negara Indonesia (WNI) karena sebelumnya sempat menjadi warga negara Taiwan.

Chen-chen juga kembali menggunakan nama lamanya yakni Magdalena.

Baca juga: Wakil Walikota Semarang Resmikan Pondok Mami Sera, Etalase Inovasi Pangan Lokal CSR Pertamina

Baca juga: "YOH ISO YOH" Unggahan Haru Bek PSIS Semarang Alfeandra Dewangga, Gabung Persib Bandung?

Namun orang-orang sudah terbiasa memanggil dirinya dengan nama Chen-chen.

Kehidupannya hampir seperti drama pada serial televisi ataupun buku-buku novel.

Perjalanannya untuk bertahan hidup terbilang sulit.

Sebelumnya, dia hidup di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) sejak Agustus 2016 bersama bayinya yang masih berusia 6 bulan.

Ijal lahir di Kabupaten Tegal, daerah asal pria pelaut yang menitip janin pada kandungan Chen-chen ketika di Taiwan.

Selama ini Ijal dan Chen-chen sudah hidup cukup lama di Rudenim, kehidupan mereka juga saling akrab dengan petugas Rudenim.

Mereka tinggal di ruangan layaknya penjara dengan tembok pembatas.

Mereka hidup hampir seperti film Miracle in Cell 7.

Chen-chen yang akrab dengan petugas, juga si Ijal yang sering bermain dengan petugas.

Ketika sebelum pindah ke Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang, Chen-chen, Ijal, dan petugas Rudenim saling berlinang air mata.

“Kami pindahkan ke panti pelayanan sosial PGOT Mardi Utomo di Tembalang Semarang setelah Chen-chen ini mendapatkan seutuhnya status kewarganegaraan Indonesia setelah 9 tahun lamanya," ujar Agus Triharto, Kepala Rudenim Semarang, Senin (26/5/2025).

20250526 _ Chen-chen Tinggal di PGOT Mardi Utomo Semarang
KEMBALI BERSTATUS WNI - Chen-chen mengenakan pakaian biru di Panti Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang, Senin (26/5/2025). Kini dia kembali bernama Magdalena dan berstatus WNI setelah 9 tahun lamanya berstatus warga Taiwan.

Baca juga: KAP3B Semarang Gelar Mubes V: Konsolidasi Strategis Alumni untuk Kemajuan Maritim

Dari Belawan ke Taiwan

Kilas balik hidup Chen-chen lahir di Belawan.

Dia dibesarkan tanpa bangku pendidikan dan ketika dewasa dia dipinang oleh seorang pria dari Taiwan. 

Karena harus hidup bersama suami dan tinggal di Taiwan, Magdalena menjadi warga negara Taiwan dengan menggunakan nama Chen Shih Tsuan.

Hidupnya bahagia seperti pasangan pada umumnya.

Dia dikaruniai dua anak saat bersama suaminya.

Usia pernikahannya sampai 15 tahun karena suaminya yang meninggal.

Setelah kematian suaminya, keluarga besar mantan suami tak lagi menerima Chen-chen yang bukan orang asli Taiwan.

Namun keluarga besarnya mau mengakui kedua anak Chen-chen yang asli keturunan Taiwan.

Dengan berat hati, Chen-chen meninggalkan kedua anaknya dan rumah mertuanya karena tak diakui oleh keluarga besar mantan suaminya.

Chen-chen Kembali Jatuh

Chen-chen mulai kehidupan barunya bekerja di Taiwan.

Pda saat itu dia bertemu dengan pelaut asal Tegal.

Lambat laun bibit cinta tumbuh di antara mereka berdua.

Waktu berjalan, keduanya memadu kasih hingga Chen-chen hamil.

Karena hamil, dirinya sudah tak diterima lagi di tempat bekerjanya.

Chen-chen kala itu kelimpungan, dia disarankan oleh kekasihnya untuk pulang ke Tegal dan dijanjikan untuk dinikahi.

Chen-chen kemudian mengikuti kata sang kekasih dan kembali ke Indonesia menuju Tegal dan tinggal hingga melahirkan Ijal di rumah orangtua kekasihnya.

Namun kekasihnya tak kunjung pulang, tak juga menepati janjinya untuk menikahi Chen-chen.

Termasuk juga keluarga kekasihnya yang tak mau menghidupinya dan Ijal yang baru dilahirkan.

Dia merasa ditipu oleh pacarnya, sehingga harus mencari pekerjaan dan menjadi pelayan di warteg untuk mencukupi kebutuhan Ijal yang masih bayi orok.

Baca juga: Tradisi Sedekah Laut dan Bumi di Semarang, Wali Kota: Lekat dengan Akar Budaya

Baca juga: 80 Peserta Ikuti Pelatihan Mubalighat Aisyiyah Kota Semarang, Berkiprah di Era Digital

Suatu ketika, saat pulang dari bekerja Chen-chen sempat kaget tak menemukan Ijal di tempat tinggalnya.

Tiba-tiba orangtua dari sang kekasih memberikan uang Rp10juta kepadanya.

Chen-chen menolak uang tersebut dan meminta anaknya, Ijal dikembalikan ke pelukannya.

Karena hal tersebut, membuat Chen-chen mengurus surat administrasi ke balai desa.

Karena tak pernah mengenyam pendidikan dan kesulitan komunikasi petugas balai desa tak memahami maksud Chen-chen.

Karena Chen-chen yang masih berstatus sebagai warga negara Taiwan, petugas membawanya ke Kantor Imigrasi di Malang. 

Dari Malang, Chen-chen dibawa ke Rudenim Semarang dan tinggal selama 9 tahun di sana hingga mendapatkan kembali kewarganegaraannya.

"Membutuhkan waktu 9 tahun karena ada beberapa hal."

"Antara satu stakeholder dan lainnya menginginkan semua sesuai aturan yang berlaku."

"Antara Ditjen Ahu, Imigrasi, dan Teto sebagai perwakilan negara Taiwan di Indonesia," tutur Agus.

Chen-chen Kembali Terlahir

Selama 9 tahun, Agus Triharto bersama pihaknya sudah berusaha untuk mencari keluarga dari Chen-chen, dengan berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi Belawan dan Medan.

Selama itu pula hasil yang didapatkan nihil.

"Kami hanya memegang paspor 1999, di belakang tak ada alamat dia."

"Karena sudah lama juga belum digital dan kami hanya datang ke Belawan, alamatnya sudah tidak ditemukan," tuturnya.

Sementara itu, di Rumah Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang, Chen-chen mendapatkan tempat tinggal yang dirasa nyaman bagi dia dan Ijal.

Chen-chen berharap ketika tinggal di Rumah Sosial PGOT ini bisa membuatnya kembali mandiri.

"Ingin diajarkan (pelatihan) memasak dan menjahit, ingin punya usaha sendiri dan mandiri," ujar Chen-chen.

Namun dalam lubuk hatinya terdalam, Chen-chen ingin bertemu dengan ibunya yang di Belawan.

"Saya tidak tahu ibu masih ada atau sudah tidak ada, saya ingin bertemu ibu."

"Nama cintanya Tan Chu An, nama Indonesia Elipa," jelasnya. (*)

Baca juga: Keluh Pilu Warga Tunggulsari Pati, Hidup dalam Bayang-bayang Ancaman Banjir Rob: Sudah 5 Tahun Ini

Baca juga: 17 Mustahik di Wonosobo Terima Bantuan Modal Usaha dari Baznas Jateng, Masing-masing Rp2,5 Juta

Baca juga: 3 Kelurahan di Margadana Kota Tegal Tergenang Air Imbas Hujan Sejak Pekan Lalu?

Baca juga: Jemaah Haji Asal Kabupaten Tegal Meninggal Dunia di Makkah, Sempat Lemas, Pusing dan Muntah

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved