Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Menghadap Laut, Memohon Sehat: Kirab Dewa Poo Seng Tay Tee di Pantai Marina

Semarang tidak hanya punya kelenteng tua dan bangunan kolonial. Di tepi lautnya, Pantai Marina, gelombang spiritual menyatu dengan ombak

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Rezanda Akbar
RITUAL - Kedatangan Kimsin (patung suci) Dewa Poo Seng Tay Tee, sang dewa pengobatan pada peringatan ke-165 di Pantai Marina Semarang. (TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D.) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Semarang tidak hanya punya kelenteng tua dan bangunan kolonial. Di tepi lautnya, Pantai Marina, gelombang spiritual menyatu dengan ombak dalam prosesi kirab yang membawa harapan kesehatan, pemulihan, dan ketenangan batin.

Setiap tahun, umat Tionghoa di Semarang punya agenda khusus yang tak sekadar ritual, tapi penuh makna untuk menyambut kedatangan Kimsin (patung suci) Dewa Poo Seng Tay Tee, sang dewa pengobatan. 


Tahun ini adalah peringatan ke-165, dan Pantai Marina kembali menjadi tuan rumah doa-doa yang diarahkan ke laut.


“Karena ini dewa pengobatan, kita selalu menghadap ke laut. Laut itu lambang pemulihan, ketenangan, dan keseimbangan,“ kata Santika 


Pagi-pagi buta, barisan joli tandu tempat kimsin diletakkan diarak di Vihara Mahawira, lalu berjalan kaki menuju altar utama yang dibangun khusus di kawasan Pantai Marina. 


Di sanalah, dupa dinyalakan, doa dipanjatkan, dan umat bersimpuh di bawah langit biru diiringi suara desir laut.


Tujuh kelenteng lain turut mengirimkan tamu kio (tandu) dari kota lain seperti Jakarta dan Malang. 


Beberapa membawa kimsin Dewa Bao Sheng Da Di, Kongco Hauw Ciang Kun, dan Lo Cia. Meski seharusnya digelar 27 Mei sesuai kalender lunar, prosesi baru bisa dilaksanakan hari ini karena penyesuaian waktu para umat.


Lea, seorang warga dari Semarang Utara, datang sejak subuh di Klenteng Tay Kak Sie untuk mengikuti prosesi hingga ke pantai marina. Baginya, Pantai Marina hari itu bukan sekadar tempat wisata, tapi ruang kontemplasi.


“Saya tadi ikut doa bertaubat. Ada rasa tenang waktu ibadah. Harapannya, ya, supaya seluruh warga diberikan kesehatan dan keharmonisan,” katanya.


Setelah ritual sembahyang bersama dan prosesi Yamking, umat akan kembali ke Pecinan untuk mengelilingi klenteng-klenteng lain. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved