Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pendidikan

Langkah Strategis FTP SCU: Riset Inovatif Raih Dukungan Kemendiktisaintek

Keberhasilan ini bukti konsistensi dan dedikasi FTP SCU dalam mengembangkan riset-riset inovatif yang relevan dengan tantangan nyata di masyarakat.

TRIBUN JATENG/ISTIMEWA
SCU: Kampus Soegijapranata Catholic University (SCU). Sebanyak 12 proposal riset dan pengabdian masyarakat Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) SCU resmi meraih pendanaan dari Kemendiktisaintek pada 23 Mei 2025. (TRIBUN JATENG/ISTIMEWA) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebanyak 12 proposal riset dan pengabdian masyarakat Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Soegijapranata Catholic University (SCU) resmi meraih pendanaan dari Kemendiktisaintek pada 23 Mei 2025.

Dukungan tersebut didapat melalui skema Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA) 2025.

Rencananya, para dosen akan memulai programnya pada tahun ini dan berakhir 2026 mendatang.

Baca juga: SCU TechXplore Gelar Lomba Matematika, Siapkan Generasi Muda Berbakat

Keberhasilan ini menjadi bukti konsistensi dan dedikasi FTP SCU dalam mengembangkan riset-riset inovatif yang relevan dengan tantangan nyata di masyarakat.

Dosen FTP SCU, Yohanes Alan Sarsita Putra, MTP., menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari kerja kolektif dan budaya akademik yang kuat di lingkungan FTP SCU.

“Fakultas mendorong dosen untuk tidak hanya berkarya di laboratorium atau ruang kelas, tetapi juga menciptakan dampak nyata melalui riset yang aplikatif. Melalui program BIMA ini, ide-ide kreatif dan solutif yang lahir dari SCU berpeluang menjawab isu-isu strategis dalam bidang pangan,” ujar Alan.

Menurutnya, keberhasilan FTP SCU dalam memperoleh pendanaan BIMA tidak lepas dari keragaman dan relevansi tema riset yang diajukan.

Beberapa topik riset bahkan menyoroti isu-isu pangan mutakhir dan mendesak.

Dr. Alberta Rika Pratiwi mengembangkan dua inovasi pangan berbasis rumput laut, yaitu formulasi nori artifisial dari selada air dan Ulva lactuca dengan variasi plasticizer untuk meningkatkan karakteristik fisikokimia, serta seasoning soluble sheet non-MSG sebagai alternatif sehat pangan fungsional. 

Sementara itu, Prof. Y. Budi Widianarko mengangkat pentingnya evaluasi praktik berkelanjutan dan penerapan teknologi non-termal di industri pangan Indonesia sebagai langkah mitigasi perubahan iklim.

Fokus pada pangan fungsional untuk gizi anak juga diangkat oleh Dr. Ch. Retnaningsih yang meneliti karakteristik biskuit tempe koro pedang dengan mikroalga Spirulina serta susu bubuk kacang merah dengan hidrolisat protein ikan gabus, sebagai upaya preventif terhadap stunting.

Kontribusi riset lainnya datang dari Dyah Wulandari, PhD yang mengeksplorasi efektivitas enzim transglutaminase dalam meningkatkan tekstur daging analog serta mempertahankan kandungan kobalamin.

Ia juga melakukan pendekatan multi-omics untuk memetakan mikrobiota dan senyawa bioaktif dalam makanan fermentasi Dengke Naniura, serta menelusuri potensi ribotoksin dari Aspergillus clavatus terhadap sel kanker hati.

Isu lingkungan direspons melalui riset Inneke Hantoro, MSc yang menawarkan teknologi reduksi mikroplastik dalam air minum dengan kombinasi adsorpsi silika berpori dan elektrolisis.

Sementara itu, Dr. B. Soedarini mengembangkan abon belalang kayu, mengkaji aspek sensoris, keamanan pangan, dan persepsi konsumen terhadap pangan lokal alternatif.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved