UMKM
Mendulang Rupiah Lewat Kerajinan Kayu, Kisah Arif Eko Cahyo Bertahan di Tengah Usaha Mebel Kian Sepi
Keuletan Arif Eko Cahyo, seorang pria asal Semarang, tak pernah padam. Ada saja ide yang muncul dari tangan kreatifnya.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Keuletan Arif Eko Cahyo, seorang pria asal Semarang, tak pernah padam. Ada saja ide yang muncul dari tangan kreatifnya mulai dari membuat berbagai perabotan rumah dari kayu, kerajinan tangan, hingga lukisan kayu.
"Saya basic sekolah kayu dulu. Saya nyoba-nyoba semua jenis produk kayu dari tahun 1992," ungkap Arif, Minggu (1/6/2025).
Arif memulai usaha kayu dengan fokus pada mebel. Namun, seiring berjalan waktu, pangsa pasar mebel di Semarang mulai kian menurun. Dengan keterampilan dan kreativitasnya, ia kini menciptakan berbagai produk kerajinan kayu yang unik dan menarik, seperti lukisan kayu, jam kayu, tempat korek api kayu, bingkai kayu, dan sebagainya.
Perubahan arah usaha dari mebel ke kerajinan kecil ini memungkinkan Arif untuk mengeksplorasi potensi kreatifnya dan memenuhi kebutuhan pasar akan produk-produk kerajinan yang berkualitas di tengah gelombang usaha mebel yang kian lesu.
"Saya suka bikin kerajinan yang kecil-kecil. Di Semarang sudah susah untuk mebel. Saya masuk ke komunitas hendricraft," katanya.
Di rumah produksinya, Jalan Krakatau, Kelurahan Karangtempel, Semarang Timur, Arif berkreasi dengan sejumlah peralatannya sesuai dengan pesanan pelanggan.
Mayoritas karyanya dipesan secara custom sesuai permintaan pelanggan, termasuk lukisan kayu. Objek lukisan sesuai yang diinginkan pelanggan. Tak hanya itu, Arif juga sering mendapat order pembuatan rak displai produk UMKM yang sistem lipat. Tempat displai handicraft seperti kalung dan gelang juga menjadi incaran.
"Mayoritas saya sekarang bikin karya yang kecil-kecil. Tapi, kalau ada pesanan mebel tetep saya terima. Cuma, jarang baget. Lebih banyak handicraft," katanya.
Karyanya ia banderol mulai dari paling murah Rp 15 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Dalam sebulan, omzet rata-rata mencapai Rp 3 juta hingga Rp 5 juta.
Untuk memperluas pemasaran, Arif mengikuti berbagai pameran yang diselenggarakan untuk para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) handicraft.
Dengan berpartisipasi aktif, ia dapat memamerkan produk-produk uniknya kepada khalayak luas, membangun jaringan dengan sesama pelaku UMKM, dan meningkatkan kesadaran serta minat masyarakat terhadap kerajinan kayunya.
Selain itu, dia juga berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan menjadi mentor dalam pelatihan handicraft kerajinan kayu. Ia mengajari berbagai elemen masyarakat dalam menciptakan kerajinan kayu yang unik dan berkualitas. Ini menjadi ladang baginya menambah penghasilan.
"Saya sering mengisi pelatihan di perpustakan wilayah, seringnya ngajari ibu-ibu agar mereka bisa memiliki keterampilan," tambahnya. (eyf)
UMKM Ritel di Semarang Didorong Adaptasi Bisnis Modern Lewat Digitalisasi |
![]() |
---|
Ketika Pelaku UMKM Dapat Ilmu Mengubah Resep Tradisional Dengan Inovasi Masa Kini Oleh Para Chef |
![]() |
---|
UMKM Di Jateng Didorong Perluas Pasar, Ini Cara Agar Bisa Masuk Toko Oleh-Oleh |
![]() |
---|
Jadi Daya Tarik Mancanegara, Kerajinan Anyaman Jateng Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
Kreativitas Berkelanjutan di Semarang, Pili Sulap Koran Bekas Jadi Produk Bernilai Jual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.