Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Iduladha 2025

Simbol Pengorbanan, Muhammadiyah Semarang Distribusikan 400 Hewan Kurban

Semangat kebersamaan dan pengorbanan menyelimuti 48 titik salat Iduladha Muhammadiyah di Kota Semarang.

Editor: rival al manaf
Istimewa
Ratusan jamaah menghadiri perayaan iduladha di alaman masjid At Taqwa Ngaliyan. 

TRIBUNJATENG.COM - Semangat kebersamaan dan pengorbanan menyelimuti 48 titik salat Iduladha Muhammadiyah di Kota Semarang.

Dari pelataran parkir masjid At Taqwa Roemani di komplek Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang hingga halaman masjid At Taqwa Ngaliyan PDM @, di daerah Wates, pinggiran barat Kota Semarang.

Ribuan jamaah Muhammadiyah Semarang merayakan hari raya Iduladha dengan penuh khidmat. 

Dalam momen sakral ini, pesan tentang ketaatan, pengorbanan, dan kepemimpinan mengalir dalam khutbah-khutbah yang menyentuh hati, serta didukung dengan pencapaian luar biasa dalam distribusi kurban.

Di komplek masjid At Taqwa Roemani, ratusan jamaah mengikuti salat Iduladha dengan imam sekaligus khatib Wakil Ketua PDM Kota Semarang.Dr. AM Jumai.

Dalam khutbahnya, Dr. Jumai menyampaikan pesan-pesan mendalam yang mengajak umat untuk merenungkan makna kurban dan penerapannya dalam kehidupan sosial, politik, dan kepemimpinan.

Dr. Jumai mengawali khutbahnya dengan mengingatkan jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah, sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Hajj ayat 34-35, yang menggarisbawahi pentingnya kepatuhan dan ketaatan pada perintah-Nya, serta kesabaran dalam menghadapi ujian.

Ia mengaitkan hari raya Iduladha dengan simbol pengorbanan yang sejati, yang tidak hanya terbatas pada penyembelihan hewan, tetapi juga pada pengorbanan diri, ego, dan keinginan pribadi untuk tujuan yang lebih besar.

"Kurban adalah simbol kepatuhan total kepada Allah, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Ketika Allah memerintahkan Ibrahim untuk mengorbankan anaknya, Ibrahim tidak ragu. Bahkan Ismail, sebagai anak, pun siap untuk dipersembahkan demi menjalankan perintah Allah," kata Dr. Jumai dengan penuh kekhusyukan.

Dr. Jumai juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang berbasis pada nilai-nilai keikhlasan dan pengorbanan. "Kepemimpinan yang benar adalah kepemimpinan yang mengutamakan nilai-nilai moral dan spiritual, bukan sekadar administratif atau materialistis."

"Kita memerlukan pemimpin yang mampu meneladani sifat Nabi Ibrahim, jujur, adil, dan bertanggung jawab. Kepemimpinan seperti itu yang dapat membawa Semarang, bahkan bangsa ini, menuju kesejahteraan dan kemakmuran yang hakiki," ujarnya.

Dr. Jumai juga mengajak jamaah untuk tidak hanya berkurban pada hari raya, tetapi juga terus menerapkan prinsip pengorbanan dalam kehidupan sehari-hari. "Kurban bukan hanya untuk hari ini, tetapi harus menjadi bagian dari diri kita. Setiap hari kita harus siap untuk berkorban, baik itu dalam bentuk waktu, tenaga, maupun harta, untuk kepentingan umat dan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.

Pengorbanan Sejati

Sementara itu, di halaman masjid At Taqwa Ngaliyan khatib Ustadz Dani Muhtada, PhD mengangkat tema tentang ketaatan dan pengorbanan sejati yang menjadi inti dari perayaan Iduladha. Dengan merujuk pada kisah Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail, ia menegaskan bahwa pengorbanan sejati bukan sekadar menyembelih hewan kurban, tetapi tentang kesediaan untuk mengorbankan segala hal demi ketaatan pada Allah SWT.

"Iduladha adalah peringatan tentang kepatuhan tanpa syarat. Seperti Nabi Ibrahim dan Ismail yang dengan penuh keikhlasan menerima perintah Allah, kita juga harus meneladani ketundukan mereka yang tidak ragu untuk berkorban demi Allah," kata Ustadz Dani, mengutip Surah As-Saffat ayat 42 yang menceritakan tentang kesediaan Nabi Ibrahim yang siap mengorbankan putranya, Ismail, hanya demi memenuhi perintah Allah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved