Wonosobo Hebat
Wonosobo Mantapkan Jadi Kabupaten Kreatif, Andalkan Kuliner sebagai Penggerak
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Pemkab Wonosobo terus memperkuat posisinya sebagai daerah dengan ekosistem ekonomi kreatif yang aktif dan berkelanjutan.
Dalam upayanya, subsektor kuliner diangkat sebagai kekuatan utama yang mampu menggerakkan 17 subsektor ekonomi kreatif lainnya.
Kepala Disparbud Kabupaten Wonosobo, Agus Wibowo mengatakan, Wonosobo termasuk dalam 12 kabupaten/kota kreatif di Jawa Tengah.
Baca juga: Wonosobo Raih Penghargaan Wilayah dengan Keunggulan Ekonomi Kreatif 2024 di Jawa Tengah
Baca juga: Penerapan Menyeluruh Perda Nomor 11 Tahun 2023, Bupati Wonosobo: Tertibkan Pedagang Liar dan Pungli
Penetapan ini dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2021, setelah melalui serangkaian proses yang melibatkan pendekatan pentahelix, baik akademisi, pemerintah, komunitas, bisnis, media, hingga perbankan.
“Fokus utama kami adalah subsektor yang mampu menghidupkan subsektor lainnya."
"Dari fakta lapangan, kuliner menjadi sektor yang paling menonjol dan memiliki dampak luas,” ungkapnya, Kamis (19/6/2025).
Lebih lanjut dijelaskan, kuliner Wonosobo ini mampu menarik subsektor lainnya.
Dengan kuliner sebagai unggulan, subsektor lain seperti desain grafis, fotografi, hingga seni pertunjukan turut berkembang.
Kuliner khas seperti mie ongklok dan tarikan menjadi daya tarik utama, yang keberadaannya mendorong desain promosi, pengambilan dokumentasi visual, hingga aktivitas seni hiburan di lokasi usaha.
“Ketika warung mie ongklok ramai, di sana muncul seni pertunjukan, fotografer lokal bergerak, bahkan desain grafis dibutuhkan untuk kemasan dan branding."
"Jadi kuliner ini bukan hanya menjual makanan, tapi menggerakkan ekosistem kreatif,” jelasnya.
Pemerintah melalui Disparbud Kabupaten Wonosobo menerapkan strategi pengembangan ekonomi kreatif secara bertahap melalui rantai ekonomi kreatif.
Mendorong masyarakat menjadi kreatif terutama dari potensi lokal seperti pertanian dan budaya.
Kemudian menciptakan produk kreatif hasil inovasi masyarakat.
Baca juga: DLH Wonosobo Kini Miliki Laboratorium Lingkungan, Siap Layani Uji Kualitas Air Limbah
Baca juga: Kampung KB Abhinaya Wonosobo Masuk Nominasi Terbaik Nasional Kategori Kabupaten
Selain itu memberikan perlindungan kekayaan intelektual serta pendampingan legalitas produk, membuka akses ke inkubasi bisnis hingga siap memasuki pasar, serta komersialisasi dan pengembangan wirausaha baru.
“Jika produk sudah jadi, kami dampingi melalui program inkubasi dan masuk ke tahap komersialisasi."
"Target akhirnya adalah mencetak wirausaha baru berbasis kreativitas,” lanjutnya.
Agus menyebut, setelah menyelesaikan pengembangan awal di subsektor kuliner, seni pertunjukan, dan fotografi, Wonosobo kini tengah memasuki tahap kedua pembangunan dalam peta jalan kreatif.
Fokus pengembangan selanjutnya adalah pada subsektor kriya, fashion, dan video-film, melalui kerja sama strategis dengan pihak kampus dan institusi riset.
“Kami baru masuk ke roadmap kedua, yaitu tahap pembinaan subsektor kriya, fashion, dan film."
"Masih panjang perjalanannya, tapi peta ini sudah kami susun agar seluruh subsektor bisa berkembang merata,” ujarnya.
Ekonomi kreatif dinilai menjadi solusi konkret dalam menghadapi tantangan bonus demografi.
Pemkab Wonosobo berkomitmen menciptakan lebih banyak lapangan kerja melalui sektor ini, dengan melibatkan semua unsur dalam skema pentahelix.
“Jika kami mampu mendorong masyarakat jadi kreatif dan memproduksi sesuatu, maka mereka tidak hanya bekerja untuk dirinya sendiri, tetapi bisa menciptakan lapangan kerja baru."
"Itulah kekuatan ekonomi kreatif,” pungkasnya. (*)
Baca juga: Spirit Koperasi Merah Putih Warisan Pemikiran Kakek Prabowo di Banyumas
Baca juga: Saloka Fest 2025 di Kabupaten Semarang Usung Tema Eco-Culture, Hadirkan Wahana Balon Udara Baru
Baca juga: SDN Panggung 12 Kota Tegal Rayakan Kelulusan Siswa dengan Kegiatan Market Day
Baca juga: Lima Koperasi Hebat Banyumas Raya Sabet Penghargaan, Dari Desa untuk Dunia