Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Gerakan Peduli Lingkungan Mulai Digaungkan Mahasiswa dan Akademisi Perguruan Tinggi di Kudus

Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan akademisi perguruan tinggi Universitas Muria Kudus (UMK) mulai turun aksi peduli lingkungan

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
RESIK-RESIK KALI - Ratusan mahasiswa UMK bersama Forkopimda Kabupaten Kudus, relawan peduli lingkungan, dan masyarakat umum melakukan aksi resik-resik kali Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Kudus, Jumat (20/6/2025). Sungai tersebut dipilih lantaran seringkali menyebabkan banjir dampak tingginya sedimentasi tanah dan banyaknya sampah yang menumpuk di bantaran sungai.  

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan akademisi perguruan tinggi Universitas Muria Kudus (UMK) mulai turun aksi peduli lingkungan di wilayah Kabupaten Kudus.

Aksi pertamanya melakukan gerakan resik-resik kali Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Jumat (20/6/2025) menggandeng Forkopimda Kabupaten Kudus.

Lebih dari 250 mahasiswa terjun langsung memungut sampah-sampah yang memadati bantaran sungai, dibantu petugas Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPlH), BPBD Kudus, relawan peduli lingkungan, dan masyarakat secara umum.

Rektor UMK, Prof. Dr. Ir. Darsono mengatakan, keterlibatan mahasiswa dalam aksi peduli lingkungan merupakan bentuk keprihatinan bersama terhadap banyaknya sampah yang dibuang sembarangan.

Mahasiswa pun mulai menerjunkan diri dalam aksi bersih-bersih sampah yang tercecer di tempat-tempat umum tidak pada tempatnya.

Satu di antaranya Sungai Tumpangkrasak yang dikeluhkan masyarakat lantaran menjadi langganan banjir dampak tumpukan sampah dan sedimentasi menggunung di bantaran sungai.

Aksi resik-resik sungai ini meneruskan program bupati Kudus yang telah melaksanakan kegiatan serupa, menyasar sungai hingga ruang terbuka hijau.

"Sebelumnya, bupati telah memulai gerakan membersihkan sungai di daerah Kaligelis. Kali ini, UMK melalui BEM turut menginisiasi kegiatan serupa di Kali Tumpangkrasak," terangnya.

Rektor berharap kegiatan kali ini bisa menginspirasi pihak lain ikut serta bergotong-royong peduli terhadap lingkungan tempat tinggal.

Dia juga menghimbau kepada mahasiswa dan generasi muda agar menjadi agen perubahan dalam pengelolaan sampah secara menyeluruh. Edukasi soal sampah harus dimulai dari keluarga, dan generasi muda harus menjadi pelopor dan contoh yang baik kepada masyarakat.

"Sungai yang kotor merupakan ujung dari perilaku tidak baik terhadap sampah. Maka perlu pendekatan yang holistik, dari hulu ke hilir, mulai dari rumah tangga, RT, RW hingga kelurahan," tuturnya.

Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris menekankan bahwa pentingnya partisipasi masyarakat hingga mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Gerakan aksi resik-resik kali yang digagas mahasiswa menjadi gerakan edukatif agar masyarakat turut serta peduli terhadap lingkungan.

Masyarakat diharapkan tergugah dan sadar ikut serta menjaga kebersihan lingkungan. Minimal dengan upaya memilah sampah dari rumah dan tidak membuang sampah ke sungai.

"Sungai dan lingkungan kita adalah milik kita bersama. Mari jaga bersama, bentuk kolaborasi perguruan tinggi dengan pemerintah daerah," ucapnya.

Sam'ani memastikan bahwa gerakan yang dilakukan tidak hanya sebatas mengangkat sampah dari bantaran sungai saja.

Juga dilakukan normalisasi sungai oleh Dinas PUPR berkoordinasi dengan BBWS Pemali Juana memanfaatkan satu unit alat berat di lokasi sungai. Mengingat sedimentasi tanah cukup tinggi, jika dibiarkan dapat menghambat laju arus sungai hingga menyebabkan banjir saat musim hujan.

"Teguran dan pengingat dilakukan terus-menerus. Mudah-mudahan masyarakat semakin tergugah hatinya untuk peduli terhadap lingkungan bersama merawat sungai. Kami libatkan desa untuk memantau warga yang bandel buang sampah di sungai," tegas dia.

Ketua BEM UMK, Abdullah In’am Maulana menuturkan, pemilihan sungai Tumpangkrasak berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas PKPLH dan masyarakat sekitar.

Di mana sungai tersebut seringkali terjadi banjir meluap ke permukiman setiap tahun dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Dikarenakan sedimentasi tanah sudah tinggi menghambat laju air.

"Setelah observasi, kami mendapati kemungkinan penyebab banjir di Sungai Tumpangkrasak adalah sedimentasi tanah dan hanya satu dari tiga terowongan aliran air yang masih berfungsi. Kami putuskan untuk menggelar aksi bersih-bersih di sini," jelas dia.

Sebagai ketua BEM UMK, dia berharap aksi peduli lingkungan ini tidak hanya terhenti pada momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup saja. Juga berlanjut di Hari Bumi, Hari Air, dan hari-hari besar lainnya sebagai agenda tahunan.

"Sungai ini hampir setiap tahun banjir, karena sedimentasi yang tinggi, dan persoalan lainnya. Harapannya gerakan peduli ini bisa berlanjut pada momentum-momentum tertentu secara konsisten setiap tahunnya," tukasnya. (Sam)

Baca juga: Turnamen Danlanud Cup XXIII Resmi Dibuka, 32 Tim Perebutankan Piala Bergilir dengan Sistem Gugur 

Baca juga: Sosok Sri Hartono, Guru SMAN 15 Semarang Yang Gugat MK Soal Usia Pensiun Dosen Lebih Lama 5 Tahun

Baca juga: Purbalingga Car Free Day Akan Kembali Hadir, Tersedia Berbagi Layanan Gratis Hingga Bazar Menarik! 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved