Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penolakan ODOL Semarang

Pengusaha Truk Setuju Pemerintah Menerapkan Regulasi Zero ODOL

Pengusaha angkutan truk mendorong pemerintah menertibkan truk over dimensi dan overloading atau (ODOL).

|
Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas
MACET - Demo pengemudi truk di depan Kantor Dishub Jateng membuat macet di pintu keluar tol Krapyak, Senin (23/6/2025). Pada demo tersebut sopir menolak terkait penanganan ODOL. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pengusaha angkutan truk mendorong pemerintah menertibkan truk over dimensi dan overloading atau (ODOL).

Para pengusaha truk justru diuntungkan adanya penertiban truk kelebihan muatan dan dimensi. 

Komisaris PT Siba Surya, Daniel Budi Setiawan satu di antara pengusaha truk yang mendukung kebijakan zero ODOL.

Dirinya senang  ketika zero ODOL diterapkan maka kebutuhan truk akan berlipat ganda.

Baca juga: Djoko Setijowarno Usulkan Insentif Diskon Tarif Tol dan Subsidi BBM Bagi Pengusaha Patuh ODOL

Baca juga: Video Kemacetan 9,1 KM Akibat Aksi Sopir Truk Tolak ODOL di Semarang, Sampaikan 17 Tuntutan

"Sehingga tarif angkutan naik. Jika kekurangan suplai truk maka proses distribusi akan kacau. Hal itu akan menyebabkan inflasi," kata dia saat dihubungi tribunjateng.com, Selasa (24/6/2025).

Menurut pengusaha truk ternama di Kota Semarang ini penertiban ODOL memiliki dampak positif usaha yakni naiknya tarif angkutan dan armada menjadi lebih awet.

"Misal muatan 1 truk bisa diangkut dua hingga tiga truk berarti tarifnya naik dan solar yang dibutuhkan sama. Truk menjadi lebih awet dan aman," ujar anggota DPR RI dari Fraksi PDI P periode 1999-2004.

Daniel menyebut pengemudi truk melakukan unjuk rasa tidak paham penertiban ODOL dan memilih kelebihan muatan.

Namun, dirinya lebih memilih muatan yang diangkutnya tidak over atau melebih batas.

"Kalau saya milih tidak over  dapat duit (uang) muatan saya jadi lebih rame, tarif angkutan naik dua hingga tiga kali lipatnya," tuturnya.

Menurut Daniel, pemerintah tidak paham bahwa over dimension dan overloading harus dibahas dua hal berbeda. 

Lanjutnya, over dimension pemerintah harus menyadari bahwa tatanan dunia baru di bidang logistik terdapat kebutuhan dimensi truk untuk mengangkut barang.

"Apalagi pabrik-pabrik membuat pallet standarnya internasional. Pallet mereka ukuran 1,2 x 1,2 meter tidak mungkin kalau dimensinya kurang harus ada sela di dinding bak truk," tuturnya.

Daniel menyebut truk Indonesia tidak efisien jika pemerintah mengharuskan lebar dimensi truk 2,4 meter.

Hal ini menyulitkan penyedia angkutan truk untuk mengangkut barang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved