SPMB 2025
Serba-Serbi SPMB SMP di Semarang, Ortu Siswa Serbu Posko Layanan di Disdik
Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMP Negeri tahun 2025/2026 telah dibuka Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, sejak Minggu (22/6).
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMP Negeri tahun 2025/2026 telah dibuka Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, sejak Minggu (22/6).
Pada hari reguler, sejumlah orang tua siswa pun berbondong-bondong datang ke posko pelayanan area kantor Disdik Kota Semarang.
Pantauan Tribun Jateng, Selasa (24/6) pada pukul 10.00 WIB, orang tua siswa mengantre untuk mengadukan berbagai kendala yang dialami saat proses SPMB.
Satu di antara orang tua siswa, Suhirman (54) mengaku ingin mendaftarkan anaknya ke SMP Negeri melalui jalur domisili.
Ia tahun ini mendatangi posko layanan kantor Disdik, setelah tahun lalu anaknya sempat terkendala umur dan terpaksa berhenti sekolah satu tahun.
"Kendalanya umur, karena kalau umurnya kalah, daftar di manapun nggak bisa. Muda setahun, sehingga sempat berhenti setahun," kata warga Kebonharjo, Semarang Utara tersebut.
Demi memastikan anaknya bisa mendaftar sekolah tahun ini, Suhirman izin dari tempat kerjanya yang berada di Ungaran.
Ia mendapat nomor antrean 175 setelah keberangkatannya dari rumah pukul 09.30.
"Iya, meluangkan waktu di sela bekerja sambil mengurus ini. Demi anak," ungkapnya.
Menurutnya, ia belum mengetahui sekolah yang dituju untuk anaknya bersekolah. Ia berharap bisa diterima di sekolah dekat dengan tempat tinggal.
Ortu lain, Hesti (30) mengaku terkendala domisili.
"Jadi waktu mendaftar di sistem tertolak, karena alamat beda sama di DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial).
Permasalahannya, suami saya di kelurahan lama sudah pindah, jadi disuruh mengurus ke Dinas Pendidikan langsung bisa atau tidaknya. Kalau tidak, nanti ke Dinas Sosial," ungkapnya.
Ia lebih lanjut mengungkapkan, akan mendaftarkan anaknya yang sebelumnya sekolah di SDN Sambiroto 3 ke SMP N 29.
Ia mengatakan, akan mendaftarkan anaknya melalui jalur afirmasi.
"Barusan saya datang ke SMP N 29, terus diarahkan ke sini. Ini masih antre mau tanya dulu. Semoga bisa dipermudah saja. Kalau bisa aih diterima di (sekolah) negeri karena kami dari kalangan menengah ke bawah, jadinya untuk meringankan pembiayaan," harapnya.
Berbagai cerita lain dari ortu siswa juga tampak mewarnai proses SPMB di Semarang.
Airin (42), warga Ngaliyan mengungkapkan, ingin mendaftarkan anaknya melalui jalur mutasi.
"Sebelumnya di Jakarta, sekarang tinggal di Semarang, jadi mau kami sekolahkan di sini. Bisa jadi ke SMP 16," ungkapnya. (idy)
Baca juga: Begal Modus Aplikasi Kencan di Penjaringan: Tiga Pelajar Ditangkap, Tiga Masih Buron
Baca juga: HMJ KPI Sukses Selenggarakan Studi Media ke LSF dan Trans7
Baca juga: Festival SenengMinton di Kudus, Upaya Tumbuhkan Kecintaan Bulutangkis Sejak Dini
SDN Kranggan 1 Batang Tak Punya Siswa, Menunggu Merger Resmi dengan SDN Kranggan 2 |
![]() |
---|
94,1 Persen Siswa Miskin di Jateng Diterima SMA/SMK Negeri Maupun Kemitraan |
![]() |
---|
SPMB Telah Usai, 30 Sekolah di Kabupaten Purbalingga Masih Kekurangan Murid |
![]() |
---|
Kawal Ketat SPMB SMA/SMK Tahap Dua, Ombudsman Jateng: Pastikan Transparansi |
![]() |
---|
Kecanduan Game! 2 Siswa SMPN 1 Semarang Tak Naik Kelas Gara-gara Absen Ekstrem |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.