Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

SPMB 2025

SPMB Telah Usai, 30 Sekolah di Kabupaten Purbalingga Masih Kekurangan Murid 

Pemerintah Kabupaten Purbalingga, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) telah menyelesaikan Sistem Penerimaan Siswa Baru

TRIBUNJATENG/Farah Anis Rahmawati
SPMB 2025— Suasana saat siswa dan siswi SD sedang mengikuti proses pendaftaran SMPB di SMPN 1 Padamara, Selasa (24/6/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA — Pemerintah Kabupaten Purbalingga, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) telah menyelesaikan Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB) jenjang SMP secara online pada 5 Juli 2025 lalu. 

Para siswa yang telah dinyatakan lolos dan diterima disekolah masing-masing, telah melakukan proses daftar ulang pada 7 Juli 2025 lalu dan akan segera masuk ke sekolah pada Senin 14 Juli 2025. 

Namun meskipun begitu, Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, Eko Budi Santoso menyatakan, berdasarkan data SPMB online, hingga saat ini masih terdapat 30 SMP di Kabupaten Purbalingga yang masih kekurangan murid

"Beberapa diantaranya hanya kekurangan satu hingga dua murid saja, tapi salah satu yang paling banyak kekurangan murid itu ada di Kecamatan Karangmoncol, Rembang dan Kutasari," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (11/7/2025). 

Ia menyatakan, di Kecamatan Karangmoncol terdapat dua sekolah yang masih kekurangan murid, yakni di SMPN 2 Karangmoncol masih kekurangan 50 murid dan di SMPN 4 Karangmoncol masih kekurangan 53 murid. 

Sementara itu, di Kecamatan Rembang juga terdapat dua sekolah yang masih kekurangan murid, yakni di SMPN 4 Rembang kekurangan 42 murid dan di SMPN 6 Rembang masih kekurangan 59 murid. 

Kemudian, di Kecamatan Kutasari yakni di SMPN 4 Kutasari masih kekurangan sebanyak 45 murid. 

Menurutnya, hal tersebut terjadi karena beberapa penyebab, salah satunya ialah banyak sekolah di daerah pinggir yang mentargetkan daya tampung yang terlalu tinggi. 

"Contohnya di sekolah Rembang, itu mereka kan mentargetkan 3 kelas padahal potensi anak yang lulus SD tidak sebesar itu," katanya. 

Pihaknya menyatakan memang membuat SK daya tampung sekolah sesuai dengan permintaan sekolah, namun ternyata saat SMPB sekolah tersebut tidak bisa memenuhi kuota. 

Disamping itu ia juga menyatakan, hal ini bisa terjadi karena terdapat beberapa murid yang memilih untuk melanjutkan ke MTs ataupun SMP Swasta.

Sementara itu, Nurfi Hidayat selaku bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran Dindikbud Kabupaten Purbalingga menyatakan, terdapat beberapa sekolah yang memang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyumas.

Menurutnya, di Kabupaten Banyumas sudah lebih dahulu menyelesaikan pendaftaran gelombang dua, sehingga dapat dimungkinkan beberapa siswa yang belum diterima di Purbalingga, ada yang memilih untuk sekolah di Kabupaten Banyumas. 

"Sehingga jumlah murid di Purbalingga pun berkurang. Contohnya seperti di SMPN 3 Kemangkon dan SMPN 4 Kutasari, itu mereka kan dekat sama perbatasan, jadi mungkin karena takut nggak kebagian sekolah mereka akhirnya memilih untuk ke Banyumas yang lokasinya juga dekat, dan kebetulan mereka juga sudah lebih dulu membuka gelombang kedua," jelasnya. 

Lebih lanjut, Eko menyatakan,  untuk mengatasi hal tersebut beberapa sekolah yang kekurangan murid sudah membuka pendaftaran gelombang dua secara offline sejak Selasa (8/7/2025) lalu. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved