Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Inovasi PT KAI Uji Coba "Tombol Darurat" di Perlintasan Madukoro Semarang Karena Rawan Kecelakaan

PT KAI bersama DJKA Kementerian Perhubungan mulai melakukan uji coba sistem panic button di perlintasan sebidang Jalan Madukoro Semarang.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
dok KAI DAOP 4
PANIC BUTTON - Uji coba di perlintasan JPL Nomor 6 yang menjadi lokasi pertama di wilayah Daop 4 Semarang yang diuji coba menggunakan sistem tombol darurat, Kamis (26/6/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG — Guna meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan mulai melakukan uji coba sistem panic button di perlintasan sebidang Jalan Madukoro, Semarang.

Perlintasan yang dikenal dengan JPL Nomor 6 ini menjadi lokasi pertama di wilayah Daop 4 Semarang yang diuji coba menggunakan sistem tombol darurat

Dalam pelaksanaannya, KAI menggandeng DJKA, Dinas Perhubungan Kota Semarang, serta jajaran internal KAI.

Baca juga: Kenali Fitur dan Langkah Keamanan di Aplikasi Gojek, Dari Tombol Darurat dan Bagikan Perjalanan

Sebagai pengingat, dilokasi tersebut pada malam satu sura 2023 terjadi kecelakaan antara truk yang tertamper kereta api disebabkan truk yang mogok diperlintasan itu.

Sempat ada ledakan pada truk saat kereta menamper truk mogok tersebut. Beruntung tak ada korban jiwa dalam insiden itu.

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo menjelaskan sistem ini dirancang untuk menanggulangi kondisi darurat seperti kendaraan mogok di lintasan, yang selama ini menjadi penyebab utama kecelakaan antara kereta dan pengguna jalan.

“Biasanya petugas hanya mengandalkan bendera merah dan kemampuan fisik untuk memberi tanda bahaya kepada masinis," tuturnya saat dihubungi Tribunjateng, Jumat (27/6/2025)

"Sekarang cukup dengan menekan tombol, sinyal langsung diterima oleh masinis lewat sistem lampu darurat yang dipasang sejauh satu kilometer dari titik lintasan,” sambungnya.

Dalam kondisi darurat, lampu indikator akan menyala merah disertai suara sirine. 

Sinyal ini memberi tahu masinis agar segera mengurangi kecepatan dan bersiap berhenti, memberikan ruang bagi penanganan di lintasan.

Saat tidak ada gangguan, lampu indikator tetap padam dan perjalanan kereta bisa berjalan normal.

Franoto menegaskan bahwa kecepatan kereta yang kini bisa mencapai 120 km per jam membuat keselamatan di perlintasan sebidang jadi perhatian serius. 

Apalagi, di wilayah perkotaan seperti Semarang, lalu lintas kendaraan dan kereta sama-sama padat.

“Inovasi ini bagian dari transformasi teknologi keselamatan. Harapannya nanti jadi standar baru dalam penanganan gangguan di perlintasan sebidang,” ujarnya.

KAI berharap, selain melalui inovasi teknologi, kolaborasi dengan instansi pemerintah dan masyarakat sekitar juga terus diperkuat, khususnya dalam mengedukasi pentingnya kepatuhan pengguna jalan terhadap rambu dan palang pintu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved