Berita Semarang
Stiker Aman Pangan untuk Pedagang Diterapkan di Kota Semarang
Dishanpan Kota Semarang menerapkan sistem sertifikasi berupa stiker aman pangan kepada pedagang.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang menerapkan sistem sertifikasi berupa stiker aman pangan kepada pedagang.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Eko Yuniarto, menjelaskan, langkah ini menjadi strategi untuk menekan penggunaan bahan berbahaya seperti formalin, terutama pada komoditas mi basah, ikan asin, dan produk pangan yang rentan diawetkan secara ilegal.
Eko menjelaskan, stiker aman pangan diberikan setelah pedagang menjalani serangkaian pemeriksaan sampel oleh petugas maupun kader pangan di lapangan.
Baca juga: Wali Kota Agustina: Guyub Rukun RT Jadi Kunci Keberhasilan Pembangunan Kota Semarang
"Kita akan lakukan tes sampel tes di lapangan langsung kepada mereka. Seperti di (pasar) Gayamsari juga kami tempel pada waktu waktu itu, utamanya adalah yang pedagang-pedagang yang menggunakan mi basah," kata Eko, Senin (24/11/2025).
Dijelaskan, label ini berfungsi sebagai penanda yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Stiker ditempatkan pada bagian depan etalase, gerobak, atau tempat penyimpanan bahan pangan.
Menurut Eko, tanda tersebut mendorong pedagang untuk menjaga kualitas bahan baku karena konsumen kini mempertimbangkan keamanan produk sebelum membeli.
Namun, pemberian stiker bukan proses satu arah. Ia menegaskan, stiker dapat dicabut sewaktu-waktu apabila pedagang berpindah menggunakan bahan baku yang mengandung zat berbahaya.
"Seandainya kita tes ulang ternyata kita temukan mereka beralih menggunakan produk lain dan ada kandungan kimia yang berbahaya tersebut, kita bisa lepas stiker itu. Berarti mereka harus mengulang lagi untuk pengetesan bisa mendapatkan stiker aman pangan tersebut," jelasnya.
Menurutnya, stiker aman pangan ini banyak diberikan kepada pedagang bakso, mi ayam, hingga pedagang keliling yang kerap menggunakan mi basah.
Adapun disebutkan, proses pengujian dilakukan di laboratorium Dinas Ketahanan Pangan, termasuk melalui mobil laboratorium keliling.
Layanan pengujian diberikan secara gratis, baik untuk pedagang yang datang sendiri maupun yang dijangkau melalui kader pangan daerah.
"Jadi kita ambil sampai sampel yang memang ramai terkait dengan usaha. Seperti contoh di Tembalang, kemudian Peleburan itu dekat-dekat kampus itu mereka kita sample. Gayamsari itu juga jalan wisata ini makanan semua kuliner, kita juga pernah ambil sample di sana. Itu pengujiannya gratis," imbuhnya. (idy)
Baca juga: Mitigasi Bencana, Wali Kota Semarang Instruksikan Pemetaan Daerah Banjir hingga Tingkat RW
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Selasa 25 November 2025: Hujan Ringan di Sejumlah Wilayah |
|
|---|
| "Justice for Levi" Aksi Mahasiswa Kawal Kematian Dosen Untag Semarang |
|
|---|
| FIB UNDIP Perkuat Internasionalisasi Melalui Kolaborasi dengan Sains Sosial Universiti Malaya |
|
|---|
| "Kalau Enggak Naik, Saya Ikut Demo ke Kementerian!", Janji Agustina Kawal Kenaikan UMK Semarang 2026 |
|
|---|
| Cerita Dimas Bayar Parkir di MT Haryono Semarang, Sudah Siapkan QRIS Malah Suruh Tunai |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251124_Sosialisasi-keamanan-pangan.jpg)