Berita Semarang
Penjualan Sepatu Sepi, Haji Umar Duduk Termenung di Lorong Pasar Johar Semarang Tunggu Pembeli
Tak lama setelah Pasar Johar selesai dibangun kembali usai kebakaran, pendemi Covid-19 datang seperti hantaman kedua.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: M Syofri Kurniawan
Tapi sepatu di sini bisa dicoba, bisa pegang langsung.
Dulu itu nilai lebih, sekarang malah jadi nggak penting buat orang," tuturnya.
Pandemi dan digitalisasi mempercepat pergeseran kebiasaan.
Tak lama setelah Pasar Johar selesai dibangun kembali usai kebakaran, pendemi Covid-19 datang seperti hantaman kedua.
Pasar yang baru ingin bangkit malah harus tutup, kios yang baru direnovasi malah kembali sunyi.
"Kios ini saya jaga sendiri sekarang.
Anak saya juga udah bilang, ‘Pak, mending jual online aja’.
Tapi ya, saya ini bukan anak muda.
Pegang HP aja kadang gemeter.
Bukan saya nggak mau belajar, cuma ya beda zamannya." ucapnya.
Ia terdiam.
Suara obrolan dari kios lain terdengar sayup.
Tak ada riuh pembeli, tak ada suara anak-anak mencoba sepatu.
Sepi seperti halaman sekolah saat libur panjang.
Haji Umar menepuk lututnya, mencoba berdiri.
Jejak Gedung Kawasan Kota Lama Semarang yang Terbakar, Bagian dari the Big Five di Awal Abad 20 |
![]() |
---|
Jurnalis FC Gandeng SSB Emerald Semarang di HUT ke-3, Satukan Kebersamaan di Lapangan Hijau |
![]() |
---|
Harga Beras Medium di Semarang Tembus Rp15 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Percontohan Nasional, Koperasi Merah Putih Gedawang Tembus Omzet Rp 69 Juta dalam 1,5 Bulan |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Anjurkan Pedagang Kelontong Kulakan di Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.