Berita Banyumas
Bupati Jadi Bapak Asuh Bayi Stunting, Kritik Perguruan Tinggi di Banyumas yang Abai
Pemerintah Kabupaten Banyumas mencatat penurunan angka stunting yang dalam kurun dua tahun terakhir
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten Banyumas mencatat penurunan angka stunting yang dalam kurun dua tahun terakhir.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Banyumas berada pada angka 20,9 persen.
Setahun berselang, angka itu turun menjadi 19,6 persen menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024.
Berdasarkan data terbaru dari aplikasi Intak (Intervensi Stunting Terintegrasi Kabupaten) per Juni 2025 menunjukkan prevalensi stunting di Banyumas menurun hingga menyentuh angka 15,88 persen.
Meski demikian, angka ini masih sedikit lebih tinggi dari target nasional dan provinsi yang ditetapkan sebesar 14 persen untuk Jawa Tengah.
Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menanggapi kondisi ini dalam acara Diseminasi Program Penurunan Stunting yang digelar pekan ini.
Dalam sambutannya, Sadewo mengaku prihatin karena minimnya keterlibatan perguruan tinggi dalam upaya penanggulangan stunting di Banyumas.
"Scara seperti ini seharusnya jadi forum kolaborasi semua pihak. Tapi dari perguruan tinggi yang datang cuma satu, dari UIN Saizu.
Padahal stunting bukan sekadar isu kesehatan, tapi tanggung jawab bersama," katanya kepada Tribunbanyumas.com. dalam acara diseminasi Stunting di Pendopo Si Panji Purwokerto, Selasa (15/7/2025).
Sebagai bentuk komitmen pribadi, Sadewo menyatakan akan mengampu lima bayi stunting setiap bulan.
Dukungan ini sepenuhnya berasal dari uang pribadi, bukan dari APBD, dan bertujuan menjadi contoh nyata bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat.
"Ini sukarela, tidak ada paksaan. Saya ikhlas.
Bentuknya bisa dukungan nutrisi atau pelatihan dari dinas terkait. Tapi yang pasti, setiap bulan lima anak saya dampingi," imbuhnya.
Apabila mengikuti skema Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), biasanya mengalokasikan Rp 2,7 juta per anak selama 6 bulan.
Maka komitmen Bupati Sadewo diperkirakan bernilai Rp13,5 juta per bulan, atau Rp 81 juta selama enam bulan.
Gerakan Genting sendiri menjadi salah satu program unggulan Kabupaten Banyumas dalam menurunkan stunting.
Pendekatannya bukan hanya bersifat bantuan langsung, tetapi juga menyasar perubahan pola asuh, edukasi gizi, dan intervensi dini terhadap keluarga berisiko tinggi.
Dalam forum tersebut, Sadewo juga mengkritisi perbedaan metode survei dalam pengukuran stunting.
Menurutnya, pendekatan yang berbeda bisa menghasilkan data yang membingungkan publik.
"Kalau surveinya hanya berdasarkan tinggi badan, ya belum tentu itu stunting. Bisa saja cebol tapi gizinya cukup.
Jadi kita tetap rujuk pada data Kementerian Kesehatan, yang saat ini menyebut angka stunting Banyumas di 19,6 persen," katanya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Krisianto, menambahkan subjektivitas tim survei dan kualitas pendampingan di lapangan menjadi faktor yang turut memengaruhi hasil.
"Tim pendamping keluarga apakah benar turun ke lapangan? Apakah pola asuhnya diamati secara menyeluruh? Ini semua memengaruhi hasil akhir.
Tapi ada juga desa yang justru punya inovasi sendiri," katanya.
Dalam acara tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyumas juga memberikan penghargaan kepada desa-desa yang menunjukkan kemajuan signifikan dalam penurunan stunting. Mereka adalah:
- Desa Karanggayam dan Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir
- Desa Kaliputih, Kecamatan Purwojati
- Desa Karangjati, Kecamatan Kemranjen
- Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok
Khusus untuk Kecamatan Cilongok, intervensi dilakukan secara masif karena memiliki 20 desa sasaran, disusul Kecamatan Sumbang dengan 19 desa dan Kembaran dengan 16 desa.
Menurut Krisianto, program-program inovatif seperti pelibatan kader, pelatihan pola makan keluarga, hingga edukasi melalui Posyandu menjadi faktor utama dalam capaian desa-desa tersebut
Dengan tren penurunan yang positif, Sadewo optimistis Banyumas mampu mengejar target provinsi.
"Kalau semua ikut bergerak, saya yakin tahun ini angka stunting Banyumas bisa di bawah rata-rata Jawa Tengah.
Ini bukan kerja satu dinas, tapi kerja bersama," katanya. (jti)
| Disiapkan untuk Prabowo Jika Mau Nyekar, Desa Kalisube Banyumas Bakal Punya Helipad |
|
|---|
| Taman Safari Indonesia Jajaki Investasi Lokawisata Baturraden, Pemkab Tunggu Hasil Kajian Investor |
|
|---|
| Bupati Banyumas Serahkan 97 SK Pensiun kepada ASN, Ajak Sambut Masa Purna Tugas dengan Bahagia |
|
|---|
| KAI Daop 5 Purwokerto Intensifkan Perawatan Lokomotif dan Kereta Jelang Nataru 2025/2026 |
|
|---|
| 4 Atlet NPCI Banyumas Perkuat Jateng di PEPARPENAS 2025, Bawa Semangat Saptoyogo |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20250715_stunting-banyumas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.