Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Viral Guru Madin Demak

Kembalikan Uang Damai Rp 12,5 Juta, Siti Muallimah Datangi Zuhdi Setelah Viral: Takut

Guru bernama Ustadz Ahmad Zuhdi dituntut membayar uang damai sebesar Rp 25 juta usai menampar seorang murid bernama D. Berikut 10 fakta

|
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
KOMPAS.COM/NUR ZAIDI
GURU MADIN DIDENDA: Ahmad Zuhdi (tengah), guru Madin yang didenda Rp 25 juta usia tampar murid, saat memberikan keterangan di Mushola lingkungan Madin Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jumat (18/7/2025). 

Kembalikan Uang Damai Rp 12,5 Juta, Siti Muallimah Datangi Zuhdi Setelah Viral: Takut

TRIBUNJATENG.COM - Kasus dugaan pemukulan D oleh seorang guru Madrasah Diniyah (Madin) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, berakhir damai. 

Siti Muallimah, wali murid D mendatangi rumah Ustadz Ahmad Zuhdi untuk mengembalikan uang Rp 12,5 Juta.

Awalnya, Siti Muallimah menuntut uang damai Rp 25 Juta. Namun Zuhdi hanya sanggup membayar Rp 12,5 Juta.

Diunggah oleh akun TikTok @abdulwafi, Siti Muallimah diwakili keluarganya menegaskan untuk tidak memperpanjang masalah.

"Pelapor Bapak Zuhdi, Ibu Situ Muallimah sowan meminta maaf ke rumah Guru Madin," tulisnya.

Siti Muallimah datang bersama Sutopo ke rumah Ahmad Zuhdi di Kecamatan Karanganyar, Demak, Sabtu (19/7/2025). 

Dengan nada lirih, Sutopo menyampaikan permintaan maaf sekaligus klarifikasi soal kasus yang kembali mencuat ke publik, dan bermaksud mengembalikan sejumlah uang yang telah diberikan oleh Ahmad Zuhdi kepihak keluarga D.

“Tujuan kami ke sini minta maaf. Kedua, mau kembalikan uang Rp12,5 juta," ucap lirih Sutopo.

 “Namanya orang perempuan, takut, apalagi diviralkan. Tapi niat kami ke sini ikhlas, minta maaf pada Pak Zuhdi,” ucap Sutopo.


 Berikut 10 fakta lengkap dari peristiwa ini:

1. Kejadian Terjadi pada 30 April 2025 Saat Proses Belajar Mengajar

Insiden terjadi di Madrasah Diniyah Roudhotul Mutaalimin di wilayah Ngampel, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Saat itu, Ustadz Zuhdi tengah mengajar di ruang kelas 5. Dalam pengakuannya kepada Wakil Gubernur Jateng, ia menyampaikan bahwa sebuah sandal dilempar oleh murid dari kelas lain dan mengenai pecinya saat mengajar.

2. Berawal dari Lemparan Sandal yang Mengenai Ustadz Zuhdi

Menurut penuturan D yang viral di TikTok @exaecin, peristiwa dimulai saat teman-temannya bermain lempar sandal. Sandal tersebut tak sengaja mengenai pundak Ustadz Zuhdi. Namun, D justru menjadi pihak yang dituduh melempar.

 "Diuncalke keno Pak Ustadz Zuhdi, keno kenek ane," ucap D dalam video, sambil memegang pundaknya.


Saat ditanya siapa yang melempar, D menjawab:
 "Bar ngono sing dituduh aku, padahal sing nguncalno dudu aku."

 

3. D Mengaku Ditampar di Kepala oleh Ustadz Zuhdi

D menjelaskan bahwa setelah dituduh, ia pergi ke kelas. Tak lama kemudian, Ustadz Zuhdi menghampirinya dan langsung menampar bagian kepalanya.

 "Terus aku kan ke kelas, kulo ditakok i, 'mau sing nguncalke sopo?' jare ne ono sing ngomong aku. Terus aku diparani (Ustadz Zuhdi) dikeplak i, plok-plok," ucap D.

 

Ia mengaku pukulan itu mengenai bagian kepala dan ia menangis di kelas.

"Dikeploki, sirah. Terus mandek sedelo, aku ngomong, ora aku pak. Kulo ndek kelas, nangis."

 

4. D Tidak Langsung Cerita ke Ibunya, Tapi Mengompres Kepala dengan Es

Setelah kejadian, D tidak langsung menceritakan kejadian ini kepada ibunya. Ia hanya mengompres bagian kepala yang terasa sakit dengan es batu.

Saat ditanya oleh perekam video apakah ada bagian tubuh yang sakit, D menjawab:

"Wonten. Kepala saya. Diberobat di Pak Cahyono."

 

5. Ibu Teman D yang Pertama Kali Memberi Tahu Ibu Kandung D

Bukan dari anaknya sendiri, ibu D yang bernama SM mengetahui kejadian ini dari ibu salah satu teman D. Mendengar cerita tersebut, SM langsung bertanya kepada anaknya. Keesokan harinya, ia mendatangi madrasah dan menemui langsung Ustadz Zuhdi untuk meminta penjelasan.

6. Mediasi Pertama Dilakukan pada 1 Mei 2025

Keesokan harinya, tepatnya 1 Mei 2025, kakek D mendatangi rumah kepala Madin untuk mengadukan kejadian yang dialami cucunya. Pada hari itu juga, pihak sekolah dan Ustadz Zuhdi mengakui kesalahan dan menyampaikan permintaan maaf. SM sebagai orang tua menyatakan menerima permintaan maaf tersebut, namun meminta dibuatkan surat pernyataan bermaterai.

Ketika ditanya mengenai isi surat pernyataan, SM hanya menjawab akan rembukan dulu bersama keluarga.

 "Nanti saya rembuk keluarga," ujarnya saat itu.

 

7. Lima Orang Mendatangi Madin dan Membawa Surat Panggilan Polisi

Pada 10 Juli 2025, lima orang datang ke Madin dan mengaku sebagai perwakilan dari keluarga D. Mereka membawa surat pemberitahuan resmi dari Polres Demak yang ditujukan kepada Ustadz Zuhdi. Kejadian ini mengejutkan pihak sekolah karena sebelumnya mediasi sudah dilakukan dan permintaan maaf telah diterima.

8. Ustadz Zuhdi Dituntut Uang Damai Rp 25 Juta oleh Pihak yang Mengaku dari LSM

Dalam keterangan selanjutnya, Ustadz Zuhdi menyatakan bahwa lima orang tersebut mengaku berasal dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan meminta uang damai sebesar Rp 25 juta. Mereka menyebut bahwa laporan kepolisian sudah dibuat, dan uang tersebut adalah bentuk penyelesaian secara kekeluargaan.

 “Alhamdulillah ini sudah bertemu Gus Yasin. Beliau menyampaikan akan mendampingi dan beri perlindungan,” kata Zuhdi kemudian.

 

9. Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Turun Tangan dan Beri Dukungan

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, mendatangi langsung Madin Roudhotul Mutaalimin pada 19 Juli 2025. Ia menyatakan dukungan kepada Ustadz Zuhdi dan menyampaikan keprihatinan atas kasus tersebut.

 “Kalau permasalahan kecil dibesarkan, akhirnya anak yang jadi korban. Kasus ini bahkan sempat viral. Anak jadi takut sekolah, guru tertekan, dan nama lembaga pendidikan ikut tercoreng,” ujarnya.

 

Taj Yasin juga menegaskan pentingnya penyelesaian masalah melalui pendekatan kekeluargaan dan edukatif.

“Kita koordinasikan langsung dengan Kementerian Agama, Jadi kita lebih kearah edukasi dan perlindungan.”

 

10. Zuhdi Akui Menampar, Tapi Tegaskan Sebagai Teguran Mendidik

Ustadz Zuhdi sendiri tidak menyangkal bahwa ia menampar D. Namun ia menegaskan bahwa tindakannya tidak dimaksudkan untuk melukai, melainkan sebagai bentuk teguran.

Ia mengaku bahwa saat sandal mengenai dirinya, ia terpancing emosi karena murid-murid tidak mengakui siapa pelakunya. Teman-teman D menunjuk D sebagai pelaku, sehingga ia menampar D sebagai respons langsung.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved