Waspada Tanda Awal Longsor Menurut Ahli Geologi UGM, Retakan Tanah Berbentuk Tapal Kuda
Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan UGM, Prof Dwikorita Karnawati, menjelaskan tanda alam yang muncul sebelum longsor terjadi
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dwikorita Karnawati, menjelaskan tanda alam yang muncul sebelum longsor terjadi.
Ini wajib diwaspadai untuk meminimalisir dampak bencana longsor.
Prof Dwikorita Karnawati, meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan setelah muncul sejumlah gejala awal pergerakan tanah di berbagai wilayah rawan bencana.
Baca juga: Pesan Rusyanto ke Istri Sebelum Tertimbun Longsor Cibeunying Cilacap, Bukti Cinta Sampai Akhir
Baca juga: BREAKING NEWS: Seorang Anak Ditemukan Meninggal di Worksite A-2 Longsor Majenang, Ini Identitasnya
Peringatan ini menguat setelah peristiwa longsor yang menimbun permukiman warga di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (13/11/2025).
Puluhan warga dilaporkan masih hilang.
Material longsor menyebabkan penurunan tanah mencapai dua meter dan retakan sepanjang sekitar 25 meter.
Dwikorita mengungkapkan kemunculan retakan tanah berbentuk melengkung menyerupai "tapal kuda" pada lereng adalah sinyal paling awal dan paling penting sebelum tanah bergerak dan longsor terjadi.
"Retakan tapal kuda terbentuk pada batas antara lereng yang masih stabil dan bagian yang mulai bergeser. Begitu retakan ini muncul, risiko longsor meningkat signifikan," ujar Dwikorita dalam keterangan tertulisnya, kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (15/11/2025).
Menurut Kepala BMKG periode 2017 - 2025 tersebut, longsor berbeda dengan bencana gempa atau tsunami karena umumnya didahului oleh gejala yang bisa diamati.
Retakan memanjang berbentuk lengkung di bagian atas lereng menjadi indikator yang harus segera diinspeksi oleh masyarakat, relawan, aparat desa, hingga pemerintah daerah, terutama saat hujan deras mengguyur wilayah.
Ia menegaskan bila retakan tapal kuda mulai terlihat, aktivitas warga di area bawah lereng harus segera dihentikan.
Warga diminta menjauh ke area datar dengan jarak aman minimal dua kali tinggi lereng, terlebih ketika hujan mulai turun.
Selain evakuasi dini, tindakan teknis sederhana saat cuaca cerah juga sangat penting dilakukan.
Retakan harus segera ditutup agar air hujan tidak masuk ke dalam struktur tanah.
"Semakin banyak air yang meresap, semakin besar dorongan dari dalam lereng hingga akhirnya tanah meluncur," jelas Dwikorita.
| 5 Tahun Perjuangan Guru Rasnal Mencari Keadilan: Keluarga Sampai Takut Ketemu Orang |
|
|---|
| Dorong Swasembada Pangan, Dinpertan Bentuk Dua Brigade Pangan di Purbalingga |
|
|---|
| Perkuat Branding, Desa Bakaran Wetan Pati Bakal Gelar Festival Berkat Bandeng |
|
|---|
| Nekat Bobol Toko di Kendal, Warga Boyolali Kini Diburu Polisi |
|
|---|
| Pesan Rusyanto ke Istri Sebelum Tertimbun Longsor Cibeunying Cilacap, Bukti Cinta Sampai Akhir |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251115_CILACAPP.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.