Kebakaran di Semarang Tewaskan 5 Orang
Tak Ada Suara Minta Tolong, Begitu Api Reda 5 Mayat Korban Kebakaran Semarang Bergelimpangan
Ketua RW setempat, Nugroho, menjadi salah satu saksi awal kebakaran tragis yang menewaskan lima penghuni rumah tersebut
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Suasana yang tenang di lingkungan RT 006 RW 002 Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, mendadak berubah mencekam ketika api melahap sebuah rumah warga, Jumat (25/7/2025) sekitar pukul 02.00 WIB.
Ketua RW setempat, Nugroho, menjadi salah satu saksi awal kebakaran tragis yang menewaskan lima penghuni rumah tersebut.
Saat kejadian, ia mengaku belum tidur dan mendengar teriakan warga yang menyebut, “Kobongan! Kobongan!” (kebakaran, kebakaran).
“Itu ada warga yang sering begadang. Dia keluar rumah dan langsung teriak-teriak kebakaran. Saya kebetulan juga belum tidur, jadi langsung dengar dan keluar rumah,” tutur Nugroho saat ditemui wartawan di lokasi kejadian.
Baca juga: Kronologi Kebakaran Maut di Semarang Timur Tewaskan Ibu Hamil dan 4 Orang, Ini Identitasnya
Begitu keluar rumah, Nugroho menyaksikan api sudah membesar, menjilat seluruh atap rumah yang berada di Jalan Pesangrahan Raya No. 25/27.
Bersama warga lainnya, ia berusaha memberikan pertolongan sambil menunggu kedatangan pemadam kebakaran.
“Api sudah setinggi atap. Warga langsung saling bantu, ada yang narik selang dari rumah masing-masing, ada juga yang menghubungi damkar,” lanjutnya.
Menurut Nugroho, mobil pemadam kebakaran baru tiba sekitar 30 menit setelah laporan diterima.
Namun, kobaran api yang sangat besar membuat proses pemadaman memakan waktu hingga dua jam.
Setelah api benar-benar padam, barulah ditemukan lima kornban jiwa yang meninggal dunia mereka merupakan satu keluarga yang berada di dalam rumah.
“Kelima korban ditemukan di dalam rumah, semua di kamar. Satu di bagian belakang sendiri. Saat kebakaran, tidak terdengar suara minta tolong sama sekali.
Kemungkinan besar semuanya sedang tidur dan tidak sempat menyadari,” katanya dengan suara berat.
Kelima korban terdiri dari Aminah (65), Amalia (33) (dalam kondisi hamil), Muhamad Aditya (14), Kimora Azzalea Racmadi (4), dan Saidah (55). Mereka adalah penghuni tetap rumah tersebut.
Wajah Nugroho tampak masih tegang saat mengingat peristiwa dini hari itu. Ia mengaku, selama menjadi Ketua RW, ini adalah musibah terburuk yang pernah terjadi di wilayahnya.
“Saya tidak pernah menyangka kejadian seperti ini menimpa warga kami. Kami ikut berduka mendalam. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” tutupnya. (Rad)
| Hamdan Tak Sempat Lihat Wajah Ibunya Satu Diantara Korban Kebakaran di Mlatibaru |
|
|---|
| Firasat Bu Guru Sebelum Aditya Tewas Terbakar Hidup-hidup di Semarang: Salim 3 Kali |
|
|---|
| Tinjau Lokasi Kebakaran Mlatibaru, Wali Kota Semarang: Kami Upayakan Bedah Rumah Melalui APBD |
|
|---|
| Kesaksian Paman Korban Tewas Terbakar Hidup-hidup di Semarang: Istri Saya Kepanasan |
|
|---|
| UPDATE : Wali Kota Semarang: Rp40juta Disiapkan Untuk Perbaiki Rumah Yang Terbakar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.