Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kemeriahan Kirab Cheng Ho di Semarang: Merajut Toleransi dan Sejarah 6 Abad

Kirab Cheng Ho yang rutin digelar setiap tahun sekali di Kota Semarang digelar kembali pada Minggu (27/7/2025).

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/Idayatul Rohmah
ARAK-ARAKAN - Suasana arak-arakan Cheng Ho di Sam Poo Kong Semarang, Minggu (27/7/2025). 

Selain dari Kota Semarang, sejumlah kelenteng berpartisipasi di antaranya dari Malang, Jakarta, dan Bogor.

Masing-masing membawa Kimsin mereka. Beberapa membawa rupang utama, sementara yang lain membawa satu set lengkap.

"Kita kirab dari Kelenteng Tay Kak Sie ke Kelenteng Agung Sam Poo Kong. Kami semalam sudah bawa abunya, nah, ini kita bawa rupangnya. Ini seperti anjangsana di Kelenteng Agung Sam Poo Kong," jelas Ketua Perayaan, Santika di sela acara.

Ketua Yayasan Sam Poo Kong Semarang, Mulyadi memaparkan, keberadaan Klenteng Sam Poo Kong tidak bisa dilepaskan dari sosok Laksamana Cheng Ho, seorang pelaut muslim dari Tiongkok yang dipercaya pernah berlabuh di Semarang lebih dari 600 tahun silam.

Menurut Mulyadi, klenteng yang berada di kawasan Simongan, Semarang Barat itu merupakan petilasan untuk menghormati jasa-jasa Laksamana Cheng Ho selama berlabuh dan menjalin hubungan dengan masyarakat lokal di pesisir Jawa.

"Kelenteng ini petilasan untuk menghormati jasa-jasa Laksamana Cheng Ho pada saat beliau berlabuh di Kota Semarang," jelasnya.

Ia menambahkan, jejak peninggalan Cheng Ho tidak hanya tercermin dalam sejarah, tetapi juga terlihat dalam warisan budaya yang masih hidup hingga kini.

Salah satu yang paling nyata adalah makanan khas Semarang, yaitu lumpia, yang bahan utamanya adalah rebung—bahan yang umum ditemukan di Tiongkok dan menjadi simbol asimilasi budaya yang terjadi sejak masa kedatangan Cheng Ho.

Dan kita percaya peninggalan Laksamana Cengho seperti makanan, kita bisa lihat bagaimana makanan di Kota Semarang sangat dipengaruhi dengan adanya lumpia yang itu menjadi makanan khas Semarang di mana bahan aslinya rebung yang merupakan dari negeri Tirai Bambu," ujarnya.

Baca juga: Peningkatan Kunjungan di Klenteng Sam Poo Kong Capai 35 Persen di Masa Libur Lebaran

Lebih jauh, Mulyadi menilai bahwa akulturasi budaya yang dibawa Cheng Ho justru memperkuat persatuan masyarakat Semarang

Keberagaman yang ada, kata dia, tidak memecah-belah, melainkan mempersatukan dan memperkaya karakter kota.

"Semarang menjadi salah satu kota dengan toleransi yang sangat baik itu yang membuat kekuatan tersendiri ekonomi dan Kota Semarang itu. Dan itu tidak terlepas dari sosok Laksamana Cheng Ho," imbuhnya. (idy)

 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved