Jawa Tengah
Perekonomian di Jateng Tumbuh Stabil 4,96 Persen, Kinerja APBN Ikut Berkontribusi
Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I 2025 tumbuh stabil sebesar 4,96 persen secara tahunan, sejajar dengan triwulan sebelumnya dan lebih tinggi.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I 2025 tumbuh stabil sebesar 4,96 persen secara tahunan, sejajar dengan triwulan sebelumnya dan lebih tinggi dari nasional.
Kontribusi Jawa Tengah terhadap perekonomian Pulau Jawa tercatat sebagai yang terbesar keempat, yaitu sebesar 14,49 persen.
Pada Juni 2025, inflasi di Jawa Tengah tercatat sebesar 2,20 persen secara tahunan. Angka itu lebih tinggi dibandingkan Mei 2025 yang sebesar 1,66 persen.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Rembang dengan angka 2,67 persen dan terendah di Kabupaten Wonosobo dengan angka 1,92 persen.
Baca juga: Kepengurusan Baru ESI Kota Pekalongan Siap Gas Pol Menuju Porprov Jawa Tengah 2026
Baca juga: Pemprov Jateng Kembali Gelar Pasar Rakyat dan Budaya, Libatkan Ratusan Seniman
Nilai Tukar Petani (NTP) juga menunjukkan perbaikan, naik dari 111,67 pada Mei menjadi 113,72 di Juni 2025, didorong oleh peningkatan harga pada subsektor hortikultura, tanaman pangan, dan perkebunan rakyat.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juni 2025 berada di angka 109,9, masih dalam zona optimis meskipun mengalami penurunan dibandingkan Mei sebesar 120,8.
Sementara itu, Nilai Tukar Nelayan (NTN) naik dari 98,96 menjadi 99,07 pada bulan yang sama, seiring naiknya harga tangkapan laut seperti kembung, rajungan, teri, dan tenggiri.
Kepala Kanwil DJPb Jateng, Bayu Andy Prasetya mengatakan, seluruh capaian indikator tersebut tidak lepas dari peran APBN yang hadir melalui berbagai program belanja negara, transfer ke daerah, dan perlindungan sosial untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Jawa Tengah.
Kinerja pelaksanaan APBN di Jawa Tengah hingga 30 Juni 2025 menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan capaian surplus anggaran sebesar Rp3,18 triliun.
Pendapatan negara mencapai Rp53,4 triliun atau 41,21 persen dari target, didorong oleh kinerja kuat sektor Industri Pengolahan yang menjadi penopang utama penerimaan pajak.
Selain itu, kenaikan harga referensi CPO turut meningkatkan penerimaan Bea Keluar, sementara PNBP mencatatkan pertumbuhan signifikan berkat optimalisasi layanan umum.
"Capaian ini mencerminkan ketahanan dan daya dorong APBN terhadap aktivitas ekonomi di Jawa Tengah," ujarnya, Senin (28/7/2026).
Di sisi belanja, realisasi Belanja Negara sebesar Rp50,22 triliun atau 46,82 persen menunjukkan upaya berkelanjutan pemerintah dalam menjaga kualitas belanja yang tepat sasaran.
Meskipun terdapat dinamika efisiensi dan transisi kebijakan, menurut dia, penyaluran TKD telah realisasi Rp36,10 triliun, tumbuh 1,12 persen secara tahunan sehingga menunjukkan tren positif dalam mendukung pembangunan daerah dan pelayanan publik.
"Hal ini menjadi bukti bahwa APBN hadir sebagai instrumen yang adaptif dan responsif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Jateng," tuturnya.
Sementara itu Kepala Bidang PPA II, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah, Mahfud mengatakan, Kementerian Keuangan di Jateng terus menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung transformasi sistem perpajakan melalui implementasi Coretax dan kebijakan pemungutan PPN oleh instansi pemerintah atas transaksi dengan pengusaha non-PKP.
Hasil Audiensi Terbuka Aliansi Mahasiswa Semarang Dengan DPRD Jateng, Tuntutan Diakomodir |
![]() |
---|
24 Korban TPPO Asal Jateng Menolak Dipulangkan, Pilih Tetap di Eropa Karena Bisa Kerja |
![]() |
---|
Hasil BPR BKK Award Tahun 2025, BPR BKK Purwodadi Raih Predikat Terbaik 1 |
![]() |
---|
Daftar Jalur Alternatif Hindari Jalan Pahlawan Semarang, Ada Parade Seni Budaya Malam Ini |
![]() |
---|
Pengusaha Muda di Jateng Diberi Pelatihan Perpajakan, Ini yang Diharapkan Direktorat Jenderal Pajak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.