Berita Semarang
Peluk Erat Dilfa di Rumah Anak Surga Semarang, Tinggal Sejak 2 Hari Lahir, Ibu Tak Mampu Merawat
Rumah Anak Surga adalah tempat tinggal gratis bagi mereka anak yatim, piatu, dhuafa tidak memiliki atau kehilangan, bahkan ditinggal orangtua.
Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Total ada sekira 20 balita saat ini yang tinggal di Rumah Anak Surga (RAns) Semarang.
Mereka merupakan anak-anak terlantar dari beberapa daerah, yang sengaja dititipkan oleh para orangtuanya karena beragam faktor.
Rumah Anak Surga adalah tempat tinggal gratis bagi mereka anak-anak yatim, piatu, dhuafa yang tidak memiliki maupun kehilangan, bahkan ditinggal oleh orangtuanya.
Baca juga: Pemkot Semarang Tindaklanjuti Masalah Sampah Liar di Rowosari
Baca juga: Kisah Pilu Kampoeng Pelangi Semarang, Dulu Viral Hingga Mancanegara Kini "Mati Suri"
Melalui panti yang berada di Jalan Gangin, Kelurahan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang inilah mereka kemudian diasuh dan diberikan perlindungan.
Dari catatan, mereka berasal dari beragam faktor.
Mulai dari bayi yang kelahirannya tidak diinginkan, hasil kekerasan seksual, orang dengan gangguan kejiwaan, keluarga tak mampu, hingga korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sehingga bercerai maupun meninggal.
Ya, setidaknya, dari Rumah Anak Surga inilah diharapkan menjadi tempat tinggal yang cukup layak dan memperoleh perhatian, pendidikan, serta pembinaan agar kelak mereka menjadi orang mandiri dan berperilaku baik.
Tangis para balita tersebut bukanlah seperti tangisan anak-anak pada umumnya.
Jika dikorek lebih dalam, rupanya tersimpan cerita yang tak bahagia.
Tak sedikit para balita yang ditelantarkan itu karena beban ekonomi keluarga.
Hal itu terungkap ketika Tribunjateng.com mengunjungi panti bernama Rumah Anak Surga (RAnS) ini, pada Selasa (29/7/2025).
Panti tersebut memang menjadi tempat untuk menampung anak-anak yang kurang beruntung sejak baru lahir.
Sekira 19 anak yang rata-rata berusia 2 tahun, serta satu bayi berusia 2 bulan dirawat di tempat tersebut.
Mereka dirawat secara profesional oleh 14 pengasuh yang berlatar belakang pendidikan keperawatan dan kebidanan.
Saat mengunjungi tempat tersebut, anak-anak tersebut langsung menyambut dengan pelukan erat.
Bahkan meminta untuk digendong dan tak ingin dilepas.

Mungkin anak-anak ini merasa, siapapun yang datang adalah orangtuanya yang datang untuk menjenguk mereka.
Di dinding gedung tersebut terpampang nama, foto, serta ringkasan tulisan tentang latar belakang anak yang diasuh ini.
Bayi bernama Dilfa misalnya.
Dia dititipkan ibunya pada 27 November 2023, saat usianya baru 2 hari.
Dilfa terpaksa dititipkan karena keadaan ekonomi ibunya.
Sedangkan ayah Dilfa meninggalkannya saat masih dalam kandungan usia enam bulan karena selingkuh dengan wanita lain.
Bayi lain bernama Fairel.
Fairel merupakan bayi dari kategori kehamilan tidak diinginkan (KTD).
Kedua orangtuanya masih berstatus mahasiswa dan belum siap untuk merawat Fairel.
Ketua Rumah Anak Surga Semarang, Bambang Eko mengatakan, hadirnya RAnS menegaskan, semua anak yang tertampung sudah terdata baik terkait asal usulnya.
"Ini tempat untuk anak-anak yang kurang beruntung."
"Anak-anak korban pemerkosaan, KDRT, hingga hamil di luar nikah."
"Itu semua ada perizinan lengkap, asal usul anaknya, lengkap semua," kata Bambang.
"Jadi bukan anak yang ditaruh cuma-cuma di sini."
"Dalam artian, hanya ditinggal, tapi harus tahu latar belakangnya."
"Kami data semuanya," jelasnya.
Baca juga: TPS Ilegal dan Penumpukan Sampah Jadi Sorotan, Pemkot Semarang Turun Tangan
Baca juga: Viral Bocah SD di Semarang Berangkat ke Sekolah Mlipir di Sungai, Begini Kata Kepala Sekolah
Pihaknya berharap, kasus anak terlantar ke depan bisa lebih terminimalisir.
Dia menguraikan bahwa pihaknya tidak membuka donasi ke pihak luar untuk Rumah Anak Surga Semarang.
"Harapan kami bukan tambah besar, tapi makin sedikit yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anaknya."
"Kami hanya sedikit membantu program pemerintah yang membina anak-anak terlantar," terang dia.
Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa anak-anak yang diasuh di Rumah Anak Surga tidak boleh diadopsi.
"Mereka tidak boleh diadopsi."
"Kami takut setelah diadopsi ternyata ada masalah di luar, kecuali orangtuanya sendiri yang datang, disaksikan pihak-pihak terkait," ungkapnya.
Ada Perjanjian Sejak Awal
Sementara itu, perawat Rumah Anak Surga Semarang, Melissa mengatakan, anak-anak yang tertampung ini bukan hanya berasal dari Kota Semarang, tapi juga dari luar Jawa Tengah.
Menurut Melissa, ada anak yang memang sengaja dititipkan karena berbagai macam alasan.
Namun adapula yang diserahkan sepenuhnya oleh orangtua kepada pihak Rumah Anak Surga Semarang.
"Titipan selain Kota Semarang, banyak yang dari Jawa Barat."
"Mereka datang ke sini bersama keluarganya."
"Ada perjanjian kalau misalnya menitipkan, artinya kami diberi waktu maksimal hingga 5 tahun."
"Kalau menyerahkan berarti akan kami rawat terus," kata dia.
Di sisi lain, dalam kesempatan tersebut, berlangsung juga peresmian gedung baru untuk Rumah Anak Surga Semarang.
Kegiatan peresmian gedung baru ini dilakukan Dinsos Jateng dan didukung Kejati Jateng.
Asintel Kejati Jateng, Freddy D Simanjuntak menyampaikan apresiasi atas berdirinya Rumah Anak Surga Semarang untuk menampung anak-anak yang kurang beruntung tersebut. (*/F Ariel Setiaputra)
Baca juga: Segini Gaji Kepala Desa dan Perangkat Desa se-Indonesia Sesuai Aturan BPK
Baca juga: Warga Karanganyar Ajukan Aktivasi Pasca Dinonaktifkan Jadi Peserta PBI
Baca juga: Sosok Farah, Wanita yang Terakhir Bersama Diplomat Arya Daru Sebelum Tewas Sempat Belanja Bareng
Baca juga: Karanganyar Peringkat 14 Kabupaten Paling Maju di Jawa Tengah Versi BRIN
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Kamis 18 September 2025: Hujan Ringan |
![]() |
---|
APBD Rp 6,4 Triliun Kota Semarang Disorot: Akademisi dan DPRD Minta Anggaran Lebih Pro Rakyat |
![]() |
---|
Hendi Mantan Walikota Semarang Diganti, Kepala LKPP Dijabat Sarah Sadiqa: Terima Kasih |
![]() |
---|
PT KIW Semarang Tambah Fasilitas Baru, Usung Seaside View untuk Nilai Tambah bagi Mitra |
![]() |
---|
Jalan Terjal Mbah Surati, Nenek 80 Tahun Berjuang Membuka Warkah Yang Ditolak BPN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.