UIN Walisongo Semarang
FDK UIN Walisongo Perkuat Kerjasama Internasional, Siap Wujudkan Imam dan Da’i Profesional
FDK UIN Walisongo Semarang memperkuat jejaring global melalui kerja sama internasional dengan Imam for Training & Development, United Kingdom.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo Semarang terus memperkuat jejaring global melalui kerja sama internasional dengan Imam for Training & Development, United Kingdom.
Kolaborasi ini diwujudkan dalam seminar internasional bertajuk “Strengthening Professional Imam and Da’i” yang diselenggarakan pada Selasa (29/7/2025) di Ruang Sidang Utama FDK diikuti oleh 57 mahasiswa KKN Papua.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dekan FDK Prof. Moh. Fauzi, M.Ag., dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni Dr. H. A. Hasan Asy’ari Ulama’i, M.Ag.
Hadir sebagai pembicara utama Director of Imam for Training & Development United Kingdom, Prof. Dr. Moh. Ali Belaao dan dosen FDK UIN Walisongo, Dr. Najahan Musyafak, M.A.
Dr. H. A. Hasan Asy’ari Ulama’i, M.Ag menyampaikan, “Imam dan dai bukan sekadar penyampai pesan agama."
"Mereka adalah wajah Islam di tengah masyarakat."
"Maka penting bagi mereka untuk membangun karakter, kapasitas, dan kecakapan berkomunikasi yang baik,” tegasnya.
Baca juga: 1.167 Calon Mahasiswa UIN Walisongo Ikuti Ujian Jalur Mandiri 2025
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prof. Dr. Moh. Fauzi, M.Ag., menyampaikan bahwa seminar ini merupakan bagian dari upaya FDK dalam memperkuat jejaring internasional di bidang pengembangan kapasitas keagamaan dan pengabdian masyarakat.
“Melalui kerja sama ini, kami ingin mendorong lahirnya imam dan dai yang tak hanya saleh dalam ibadah, tetapi juga cakap secara sosial dan digital."
"Ini menjadi kebutuhan penting dalam lanskap dakwah saat ini,”ujarnya.
Dalam pemaparannya, Prof. Ali Belaao menekankan bahwa peran imam dan da’i di era digital perlu mengalami transformasi signifikan.
Tidak lagi terbatas pada mimbar, para da’i harus tampil sebagai intelektual publik, influencer digital, dan agen perubahan sosial. Ia menyampaikan bahwa dakwah juga dilakukan di media sosial, kampus, hingga ruang-ruang digital lainnya.
Di Inggris, para daiyah bahkan menggunakan hijab sebagai bentuk dakwah kultural yang efektif di lingkungan akademik dan masyarakat multikultural.
“Pemuda muslim masa kini harus sadar akan status dan tanggungjawab mereka dalam Islam, terutama ditengah penderitaan umat dibelahan dunia seperti di Palestina."
"Kita harus berperan dengan apa Gunakan apa yang kita miliki, termasuk ilmu dari kampus, untuk membantu sesama,” tegasnya.
Baca juga: Kemenag dan UIN Walisongo Gelar Pendampingan PPID Tingkatkan Keterbukaan Informasi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.