Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Viral Nasi Goreng Gaib di Kudus, Ini Bocoran Cita Rasa Khasnya

Sabtu 2 Agustus 2025 di balik cuaca terik Kabupaten Kudus Jamaludin tampak sibuk memasak nasi goreng pada gerobak.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: rival al manaf
(Foto: Tribunjateng/Rifqi Gozali).
MEMASAK NASI GORENG - Jamaludin tengah memasak nasi goreng di atas gerobak sederhanya di Jalan Sunan Kudus, tepatnya di sebelah barat Jembatan Kali Gelis, Sabtu (2/8/2025). 

Cara memasak yang masih sangat tradisional yang dilakukan Jamaludin inilah yang juga menjadi daya tarik tersendiri.

Dari sinilah nasi goreng buatan Jamal bukan hanya menawarkan kelezatannya saja, melainkan ada nuansa tradisional di dalamnya yang sarat akan cita rasa berbeda dengan nasi goreng yang lain.

Hasilnya, nasi goreng Jamal terasa begitu gurih. Teksturnya cukup basah. Ada manisnya.

Saat disantap, aroma khas rempah dari resep bumbu rahasia tersebut sangat menyentuh lidah.

Ditambah adanya potongan babat sapi dan potongan telur membuat kelezatan nasi goreng buatan Jamaludin terasa begitu paripurna.

Ada beberapa varian nasi goreng buatan Jamal. Mulai dari nasi goreng telur, nasi goreng polos, dan nasi goreng babat telur. Dari beberap varian tersebut yang paling banyak diminati yaitu nasi goreng babat telur. Harga per porsinya Rp 25 ribu.

“Selain itu saya juga melayani kalau ada yang memesan babat gongso. Harganya juga sama Rp 25 ribu per porsi,” kata Jamaludin.

Nasi Goreng Gaib

Jamaludin mulai berjualan nasi goreng sudah sangat lama. Awal karirnya sebagai penjaja nasi goreng dimulai dari Kota Semarang. Bapak beranak tiga ini terhitung selama 20 tahun berjualan nasi goreng di Kota Lumpia sebelum akhirnya pindah jualan di Kudus sejak delapan tahun terakhir.

Alasan kepindahannya berjualan dari Semarang ke Kudus karena memang di Semarang tempat tinggalnya telah hilang diterjang genangan air rob. Dari situ dia memutuskan untuk pindah tempat tinggal ke Welahan Jepara di tempat asal sang istri. Dari sinilah dia kemudian mencoba menjajaki lembaran baru sebagai penjaja nasi goreng. Dia memilih Kabupaten Kudus karena ramai dan lokasinya relatif lebih dekat dengan tempat tinggalnya.

Mengawali karir sebagai penjaja nasi goreng di Kabupaten Kudus, Jamaludin memilih untuk berjualan mulai pagi hari. Alasan dia memilih berjualan pagi hari karena kalau memaksa harus berjualan saat malam hari banyak saingannya.

Dia memulai berjualan dengan berkeliling di sekitaran Alun-alun Simpang Tujuh Kudus dan dilanjut dengan menyusuri gang-gang di sekitarnya. Lambat laun nasi gorengnya mulai mendapat hati bagi para penggemarnya.

Karena saat itu dia dalam berjualan dengan cara berkeliling, kontan tidak ada waktu yang pas bagi penggemarnya untuk bisa menemui dan mendapatkan nasi goreng tersebut. Dari sinilah kemudian nasi goreng Jamaludin acap disebut nasi goreng gaib. Dengan alasan susah dicari saat diinginkan.

“Iya banyak pelanggan yang susah mencari saya, karena memang saya kalau jualan jadwalnya tidak tentu karena keliling,” kata Jamaludin.

Kini belakangan nasi gorengnya telah banyak digandrungi oleh warga Kudus. Untuk memudahkan agar para pelanggan bisa menikmati nasi gorengnya, dia kini lebih memilih untuk mangkal di Jalan Sunan Kudus tepatnya di sebelah barat Jembatan Kali Gelis.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved