Pesawat Latih Jatuh di Bogor
Sosok Marsma Fajar Adriyanto, Penerbang Jet Tempur F16, Korban Tewas Pesawat Latih Jatuh di Bogor
Marsma Fajar adalah pelaku sejarah dalam duel tempur pesawat F16 TNI AU dengan pesawat FA18 Hornet Amerika Serikat di wilayah udara Pulau Bawean.
Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Keluarga besar TNI AU dikejutkan dengan kabar tewasnya Marsma Fajar Adriyanto dalam kecelakaan pesawat latih yang jatuh di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025) pagi.
Marsma Fajar adalah seorang perwira tinggi TNI AU.
Mulai 6 Desember 2024, dia menjabat sebagai Kapoksahli Kodiklatau.
Baca juga: Insiden Pesawat Latih Jatuh di Bogor: Marsma TNI Fajar Adriyanto Tewas, Satu Rekannya Kritis
Baca juga: Pesawat Bawa 49 Orang Jatuh di Rusia, Laporan Awal Tak Ada yang Selamat
Marsma Fajar merupakan alumnus SMA Negeri 1 Malang.
Sesuai catatan, Marsma Fajar adalah salah satu pelaku sejarah dalam peristiwa duel tempur pesawat F16 TNI AU dengan pesawat FA18 Hornet AU Amerika Serikat di wilayah udara Pulau Bawean, 2023.
Ya, berita duka datang dari TNI AU setelah salah satu prajuritnya, Marsma TNI Fajar Adriyanto meninggal akibat pesawat latih yang dikemudikannya jatuh di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025).
Sosok Marsma Fajar tidak asing karena pernah dipercaya menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AU atau Kadispenau.
Kadispenau Marsma I Nyoman Suadnyana mengatakan, Fajar merupakan penerbang jet tempur F-16.
Salah satu jet tempur produksi Amerika Serikat (AS).
“Marsma Fajar adalah penerbang tempur F-16 dengan call sign ‘Red Wolf’,” ujar Marsma Suadnyana, Minggu (3/8/2025).
Marsma Fajar merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992.
Selama perjalanan kariernya, dia pernah dipercaya menjadi Komandan Skadron Udara 3, Komandan Landasan Udara (Danlanud) Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan Kapoksahli Kodiklatau.
Para prajurit di TNI AU mengenal Marsma Fajar sebagai sosok yang memiliki dedikasi tinggi.
Dia juga berperan penting dalam sejarah TNI AU.
“Termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean pada 2003,” tutur Marsma Suadnyana.
Pesawat Keadaan Baik Sebelum Terbang
Sementara itu, TNI AU menyebut, pesawat latih yang ditumpangi mantan Kadispenau Marsma TNI Fadjar Adriyanto dalam kondisi baik.
Kadispenau Marsma TNI I Nyoman Suadnyana mengatakan, kondisi pesawat telah dicek dan dipastikan dalam keadaan baik sebelum terbang.
“Pesawatnya bagus, selesai sebelum terbang dicek bagus,” kata Marsma Suadnyana.
Pihak TNI AU sampai saat ini masih belum bisa memastikan penyebab insiden yang membuat pesawat itu jatuh di Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Saat ini, pihak TNI AU masih melakukan penyelidikan dan investigasi.
Dia menyebut, pesawat latih itu merupakan pesawat Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dari Landasan Udara Atang Sendjaja.
“Biasa training latihan, pagi hari tadi insiden,” tutur Marsma Suadnyana.

Baca juga: Kecelakaan Air India yang Tewaskan 260 Orang, Pilot Sengaja Jatuhkan Pesawat? Ini Hasil Investigasi
Detik-detik Pesawat Latih Jatuh
Diberitakan sebelumnya di Tribunjateng.com, pesawat latih dinyatakan hilang kontak setelah 11 menit terbang dari Kawasan Pondok Cabe, Jakarta Selatan.
Pesawat milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) tersebut jatuh di areal pemakaman umum Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Atas insiden tersebut, satu dinyatakan meninggal dan satunya kritis.
Kedua korban tersebut pun saat ini berada di RSAU dr M Hassan Toto Bogor.
Pesawat kecil (capung) jatuh di Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu (3/8/2025).
Kecamatan Ciampea terletak di jalur nasional Bogor–Jasinga–Tigaraksa dan dapat diakses dari Terminal Bubulak atau Laladon di Kota Bogor.
Jarak antara Ciampea dan Lanud ATS (Atang Senjaya) di Bogor sekira 20 kilometer.
Dalam insiden ini, dilaporkan satu meninggal.
Sedangkan satu lainnya dalam kondisi kritis dan dilarikan ke RS TNI AU di Lanud ATS, Bogor.
Berdasarkan laporan, pesawat jatuh sekira pukul 09.00.
Pesawat dikabarkan terbang dari kawasan Pondok Cabe, Jakarta Selatan.
Seorang saksi, Enjat Sudrajat mengatakan, saat itu pesawat berputar-putar rendah dan tiba-tiba terjatuh.
“Saya melihat pesawat itu miring."
"Saya lihat coba untuk naik lagi."
"Tapi, tiba-tiba jatuh,” kata Enjat seperti dilansir dari TribunnewsBogor.com, Minggu (3/8/2025).
Saat hendak jatuh, Enjat mendengar suara gemuruh yang sangat kencang.
“Gemuruh saja, lumayan kencang."
"Cuma, tidak lama suaranya karena langsung jatuh,” ujarnya.
Tidak ada ledakan dalam kejadian pesawat jatuh ini.
“Saya tidak dengar ada ledakan,” ujarnya.
Sementara itu, pukul 11.15, bangkai pesawat ini sudah ditutupi menggunakan terpal.
Warga terus berbondong-bondong untuk melihat pesawat jatuh ini.
Beberapa anggota polisi dan TNI berjaga di lokasi.
Garis polisi pun saat ini sudah dipasang.
Baca juga: Seorang Pria Tewas Terisap Mesin Pesawat di Bandara
Baca juga: Pesawat Air India Jatuh dan Meledak: Maskapai Klaim Terawat, Pilot Berpengalaman
Pesawat Milik FASI
Terpisah, dilansir dari Kompas.com, pesawat latih tersebut jatuh di tempat pemakaman umum (TPU) Ciampea, Kabupaten Bogor.
Korban tewas adalah Marsma TNI Fajar Adriyanto.
Suntari, kader binaan SAR Kabupaten Bogor mendapatkan informasi mengenai jatuhnya pesawat itu pukul 10.00.
Menurut dia, saat pesawat terjatuh, kondisi cuaca cerah.
"Cuaca cerah, aman, tidak ada masalah," kata dia.
Dia mengatakan, tampak warga, aparat desa, pengurus RT dan RW berupaya mengevakuasi pesawat yang jatuh.
Pihak TNI Angkatan Udara berduka atas kecelakaan pesawat latih sipil jenis microlight fixed wing quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik FASI yang menewaskan Marsma TNI Fajar Adriyanto ini.
Berdasarkan siaran pers pihak TNI, pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sanjaya pukul 09.08 dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara sebagai bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan.
Sekira pukul 09.19, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana, Bogor.
Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr M Hassan Toto, tetapi Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit. (*/Kompas.com/Tribunnews)
Baca juga: Wali Kota Tegal Dedy Yon Harap MPS Indonesia Berkontribusi dalam Giat Kemanusiaan
Baca juga: Perspektif Hukum Pengibaran Bendera One Piece di Perayaan 17 Agustus, Begini Kata Dosen Unnes
Baca juga: Bendera One Piece Berkibar di Depan Kantor Bupati Pati, Ada Apakah?
Baca juga: Waspada! Aksi Percobaan Penculikan Terjadi di Pati, Pelaku Dua Pria Bermobil Putih
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.