Bisnis
Biaya Logistik di Indonesia Capai 24 Persen dari PDB, Aplikasi Digital Jadi Solusi Efisiensi
Tingginya biaya logistik di Indonesia yang mencapai 24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi perhatian serius para pelaku logistik.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
Kendati demikian, diakuinya, tantangan utama pada edukasi pengguna.
Pasalnya, belum seluruhnya pelaku logistik melek teknologi dan dapat mengadopsi sistem digital.
Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Tanjung Emas, Supriyono menyebut, aplikasi ini sebagai inovasi yang bisa menjadi perubahan di sektor logistik nasional.
"Ada aplikasi digital, kami sebagai pengusaha truk jelas senang. Ini bukan soal jualan layanan, tapi lebih ke membangun ekosistem," ujarnya.
Dia menyoroti tantangan logistik selama ini, khususnya muatan yang tidak seimbang antara keberangkatan dan kepulangan.
Dengan aplikasi digital, truk bisa membawa muatan baik keberangkatan maupun kepulangan.
“Yang paling utama dalam bisnis truk itu ya tiktok, alias ada muatan berangkat dan muatan pulang.
Selama ini kita banyak kirim barang dari Semarang ke Jakarta, tapi pulangnya kosong. Itu yang bikin rugi.
Nah, dengan aplikasi, bisa mempertemukan pemilik barang dari Jakarta yang butuh kirim ke Semarang,” jelasnya. (eyf)
Dalam Enam Bulan Transaksi Perdagangan Aset Kripto di Indonesia Tembus Rp 224,11 Triliun |
![]() |
---|
Respons Mengejutkan Pengelola Mall di Semarang Terhadap Fenomena Rojali dan Rohana |
![]() |
---|
"Tarif Harus Wajar" Industri Jasa Pengiriman Diminta Tak Lakukan Perang Harga |
![]() |
---|
Pertumbuhan Sektor Properti di Semarang Pengaruhi Penjualan Peralatan Dapur |
![]() |
---|
Tren Interior Kian Berkembang, Plafon PVC Lokal Siap Saingi Produk Impor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.