Berita Semarang
Gandeng Akademisi 5 Negara, FIB Undip Bahas Budaya dan Pembangunan Berkelanjutan
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) kembali menggelar The 3rd International Conference on Culture
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) kembali menggelar The 3rd International Conference on Culture and Sustainable Development (ICOCAS) 2025.
Bertempat di Hotel Aruss Semarang, konferensi ini resmi dibuka pada Rabu (6/8/2025) pagi, dan akan berlangsung selama dua hari.
Mengusung tema “The Role of the Humanities in Responding to the Challenges of a Globalized World”, konferensi ini mengajak para akademisi dan praktisi untuk merefleksikan kontribusi budaya dalam pembangunan berkelanjutan di tengah dunia yang makin kompleks dan saling terhubung.
Adapun pada konferensi internasional ini menghadirkan lima pembicara terkemuka dari berbagai negara, di antaranya, Assoc. Prof. Vitor Teixeira dari Fernando Pessoa University, Portugal, Dr. habil. Timo Duile dari University of Bonn, Jerman, Charlotte Setijadi, Ph.D. dari University of Melbourne, Australia, Nelly Martin-Anastias, Ph.D. dari Massey University, Selandia Baru, dan Assoc. Prof. Sylvia Tiwon, Ph.D. dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat.
Dekan FIB Undip, Prof. Dr. Alamsyah menyampaikan bahwa bangsa yang besar harus dibangun dari peradaban dan penguatan kebudayaan.
Jika mentalitas atau karakter bangsa belum sejalan dengan nilai-nilai luhur, maka yang perlu diperkuat adalah arah peradabannya.
“Kita ini sebagai bangsa perlu memperkuat kebudayaan.
Lewat seminar ini, FIB Undip ingin berkontribusi agar bangsa ini bisa berjalan ke arah yang benar.
Tentu kontribusinya melalui pendekatan budaya,” katanya saat ditemui di sela acara, Rabu (6/8/2025).
Menurutnya, budaya sangat berkaitan erat dengan gagasan. Ketika sebuah pemikiran dilandasi oleh ide yang baik, maka tindakan, perilaku, hingga kebijakan yang lahir pun akan mencerminkan hal yang baik pula.
Implementasi dari nilai-nilai tersebut akan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat secara luas.
Ia juga menyinggung pentingnya keteladanan dalam proses perubahan peradaban.
“Seperti kata Koentjaraningrat, role model itu penting. Kalau pemimpinnya tidak baik, maka bawahannya pun bisa terdampak.
Kita ini masih dalam masa transisi peradaban, masih kental dengan pola paternalistik meski regulasi sudah banyak,” jelasnya.
Prof. Alamsyah berharap, seminar internasional ini dapat menjadi kontribusi kecil FIB Undip dalam memperkuat budaya dan peradaban bangsa.
Sudah Ratusan Titik Ditebari Ikan, Cerita Sandy Petiz dan Ali Cuplis Rawat Sungai Kota Semarang |
![]() |
---|
UPS! Dalam 1 Jam Saja 2 Truk Tinja Kedapatan Buah Limbah di Brown Canyon, Kok Dibiarkan? |
![]() |
---|
Kota Semarang Cerah, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Rabu 6 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Momentum Dies Natalis ke 43, SCU Terus Dorong Konsep Pendidikan Cura Personalis |
![]() |
---|
Tanggapi Keluhan Warga, Pemkot Semarang Siap Bertemu Pemkab Demak Soal TPA Ilegal di Brown Canyon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.