Berita Semarang
Ngeri! 38 Nyawa Melayang Akibat Bencana di Jateng Sepanjang Tahun 2025
Sedikitnya 179 kejadian bencana terjadi sepanjang periode 1 Januari hingga 31 Juli 2025 di Jawa Tengah.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mencatat sepanjang periode 1 Januari hingga 31 Juli 2025 telah terjadi 179 kejadian bencana di wilayah ini.
Mayoritas di antaranya adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor.
Baca juga: Aktivitas Gunung Slamet Meningkat, BPBD Banyumas Imbau Warga Tetap Tenang dan Waspada
Kepala Pelaksana BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menjelaskan bahwa 85 persen bencana yang terjadi disebabkan oleh faktor hidrometeorologi, sementara 14 persen lainnya berasal dari bencana geologi.
"Jumlah kejadian paling banyak yakni banjir sebanyak 96 kali, disusul cuaca ekstrem 48 kali, tanah longsor 19 kali, kebakaran permukiman 7 kejadian, dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebanyak 5 kali. Sementara kekeringan terjadi 4 kali," kata Bergas saat dihubungi Tribunjateng, Rabu (6/8/2025).
Data BPBD Jateng menyebutkan bencana-bencana tersebut mencatat 38 orang meninggal dunia, 1 orang hilang, serta 33 orang mengalami luka-luka.
Sementara jumlah pengungsi mencapai 511.896 jiwa.
Kerusakan fisik akibat bencana juga tercatat signifikan.
Sebanyak 90.093 rumah dilaporkan terendam, menjadi bagian dari total 92.542 unit kerusakan bangunan.
Fasilitas umum yang terdampak sebanyak 573 unit, dengan fasilitas pendidikan menjadi yang paling banyak mengalami kerusakan.
Selain itu, 12.801 hektare lahan terdampak, yang mana 11.906 hektare di antaranya merupakan lahan pertanian.
Taksiran total kerusakan ditaksir mencapai Rp57,3 miliar.
Baca juga: BPBD Batang dan PLN Jalin Kemitraan, Fokus Pemulihan Listrik Pasca Bencana
Bergas mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana di sekitar mereka.
“Penting untuk membangun kesadaran kolektif, saling mengingatkan dan menyiapkan diri. Wilayah juga perlu menyiapkan SDM satuan tugas penanggulangan bencana (Satgas PB) yang didukung sarana dan prasarana yang cukup, serta sistem peringatan dini yang memadai,” ujarnya.
Bergas juga mencontohkan perlunya mengaktifkan kembali ronda malam atau siskamling sebagai bentuk penguatan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi situasi darurat. (Rad)
Wali Kota Semarang Menyoal Nasib Orangtua Bocah JES di Gajahmungkur: Pokoknya Harus Bantu |
![]() |
---|
Biaya Pendidikan Jadi Penyumbang Inflasi di Jateng! Segini Biaya Masuk Sekolah dan Harga Seragam |
![]() |
---|
Alasan Sejumlah RT Menolak Dana Operasional, Wali Kota Semarang: "Mungkin Mereka Punya Kas Banyak" |
![]() |
---|
Gandeng Akademisi 5 Negara, FIB Undip Bahas Budaya dan Pembangunan Berkelanjutan |
![]() |
---|
Sudah Ratusan Titik Ditebari Ikan, Cerita Sandy Petiz dan Ali Cuplis Rawat Sungai Kota Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.