Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Kelayakan Struktur Bangunan Masjid Seribu Bulan Purwokerto Mulai Dipertanyakan

Empat tahun sejak peletakan batu pertama, proyek pembangunan Masjid Seribu Bulan Sabit di Purwokerto, Banyumas, belum menunjukkan progres berarti

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
Tribun Jateng/ Permata Putra Sejati
MASJID SERIBU BULAN - Tampilan masjid raya seribu bulan yang mangkrak di kawasan jalan Bung Karno, Purwokerto, Selasa (5/8/2025). Dosen Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Dr. Ir. Gathot Heri Sudibyo, ST., MT., mengingatkan bangunan yang terlalu lama mangkrak juga berisiko mengalami penurunan mutu struktur. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Empat tahun sejak peletakan batu pertama, proyek pembangunan Masjid Seribu Bulan Sabit di Purwokerto, Banyumas, belum menunjukkan progres berarti.

Bangunan yang sempat digadang menjadi ikon baru pariwisata religi ini kini justru memunculkan kekhawatiran soal kelayakan struktur dan potensi kerusakan akibat mangkrak.

Masjid megah itu masih menunggu kepastian bantuan dari pemerintah pusat.

Sementara itu, anggaran dari APBD Banyumas tak kunjung cukup untuk melanjutkan pembangunan tahap berikutnya.

Menanggapi kekhawatiran publik, Dosen Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Dr. Ir. Gathot Heri Sudibyo, ST., MT., IPU menegaskan setiap bangunan yang dirancang secara profesional semestinya sudah memperhitungkan berbagai aspek teknis, termasuk ketahanan terhadap gempa.

"Setiap produk perencanaan itu pasti ada perhitungannya. Seorang engineer tidak boleh memakai asumsi.

Semua harus dihitung beban, gaya, gempa, dan lokasi. Kalau itu semua sudah masuk, maka seharusnya tidak ada masalah dari sisi konsultannya," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (7/8/2025).

Baca juga: Masa Galang Dana Masjid Seribu Bulan Sudah Berakhir Namun Karcis Infaq Masih Beredar

Gathot menambahkan apabila dalam proses pembangunan terjadi perubahan desain, maka struktur harus melalui proses review ulang oleh tenaga ahli.

Menurutnya, perubahan mayor pada struktur itu jarang terjadi.

Yang lebih sering terjadi adalah revisi biaya karena adanya selisih harga bahan bangunan dari waktu ke waktu.

"Pembangunan masjid itu direncanakan tahun 2021. Sekarang sudah 2025. Otomatis nilai biayanya berubah.

Harga semen saja sekarang beda jauh. Biaya bahan bangunan itu punya masa berlaku dan terus berubah tiap bulan," katanya.

Namun, Gathot mengingatkan bangunan yang terlalu lama mangkrak juga berisiko mengalami penurunan mutu struktur.

Misalnya, komponen besi yang dibiarkan terbuka bisa mengalami korosi atau karat.

Bila tidak diperiksa, hal itu bisa berdampak terhadap kekuatan struktur secara keseluruhan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved