Agustus Puncak Rezeki Tahunan Nelayan Cilacap, Panen Ikan Meski Harga Stabil

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Memasuki Agustus, nelayan Kabupaten Cilacap mulai merasakan berkah musim panen ikan yang menjadi puncak rezeki tahunan mereka.

Berbagai jenis ikan melimpah di perairan selatan, terutama ikan layur yang menjadi primadona tangkapan.

Selain layur, nelayan juga membawa pulang ikan kembung, tongkol, hingga cakalang dalam jumlah banyak, membuat stok di pasar melimpah.

Baca juga: BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi di Perairan Cilacap hingga 16 Agustus

Baca juga: Isu Beras Oplosan Bawa Angin Segar ke Pedagang Beras Curah di Pasar Kroya Cilacap

Agus, nelayan setempat mengungkapkan, musim ini menjadi salah satu periode paling ditunggu setiap tahun.

"Kalau sudah masuk Agustus-September, laut seperti memberi hadiah untuk nelayan."

"Hasil tangkapan banyak, pulang pun bawa senyum," ujarnya.

Stok ikan yang berlimpah membuat harga di pasaran relatif stabil, dimana layur dijual pada kisaran Rp35 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram, tergantung ukuran.

"Alhamdulillah dalam sepekan ini sudah dapat sekira 600 kilogram ikan layur," katanya, Rabu (13/8/2025).

Sementara itu, Ketua KUD Mino Saroyo Cilacap, Untung Jayanto mengatakan, nilai transaksi pelelangan ikan di delapan tempat pelelangan yang dikelola koperasi nelayan mencapai Rp22,08 miliar pada kuartal pertama 2025.

Adapun delapan TPI tersebut meliputi, TPI Kemiren, Lengkong, Tegalkamulyan, PPSC, Sentolokawat, Sidakaya, dan Bengawan Donan.

Menurutnya, tren peningkatan hasil tangkapan terus berlanjut seiring masuknya musim angin timuran yang identik dengan masa panen ikan.

"Sesuai siklusnya, puncak panen terjadi di Agustus dan September."

"Harapannya, hasil tangkapan semakin baik dan bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan," kata Untung.

Meski demikian, dia tetap mengingatkan nelayan untuk memprioritaskan keselamatan kerja saat melaut.

"Musim angin timuran juga sering membawa gelombang tinggi."